JAYAPURA | Surutnya air laut di pantai Kota Jayapura, Papua merupakan hal normal dan bukan akibat gempa dan pertanda tsunami. Hal ini ditegaskan Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Heri Purnomo dalam rilisnya, Selasa (3/1/2023) malam guna meluruskan beredar video yang menunjukkan air laut dibeberapa pantai di kota Jayapura surut, dan warga mengaitkan dengan fenomena gempa yang dalam dua hari terakhir mengguncang Kota Jayapura.
“Jadi, berkaitan dengan data pasang surut air laut di Kota Jayapura, di mana sesuai dengan data memang dalam 24 jam normalnya mengalami 2 kali pasang dan 2 kali surut,”jelas Heri.
Menurut Heri, air pasang pada Selasa malam ini puncaknya terjadi pada pukul 23.00 WIT dengan tinggi pasang sampai 0,2 meter.
Dengan demikian, sambungnya, tsunami tidak terjadi begitu saja saat ada gempa apalagi bila kekuatan gempa di bawah 6 SR.
“Jadi perlu kita informasikan bahwa tsunami itu tidak terjadi begitu saja atau secara tiba-tiba. Karena secara umum syarat atau indikator terjadinya tsunami yakni gempa berkekuatan minimal magnitudo 6,9 atau diatasnya,” terang Heri.
“Lalu untuk pusat gempa harus terjadi di laut dan kedalaman kurang lebih 10 km, dengan energi besar tersebut baru kemudian berpotensi mengangkat gelombang ke daratan,” timpal Heri.
Lebih jelas Heri kembali menegaskan surutnya air laut yang dilaporkan di beberapa titik di pantai di Kota Jayapura tidak ada kaitannya dengan potensi tsunami.
“Karena gempa yang barusan terjadi itu masih kisaran magnitudo 5 dan merupakan gempa dangkal,” tegasnya lagi.
Sementara berdasarkan data yang ada bahwa kondisi air laut di perairan Kota Jayapura dan sekitarnya yang saat ini surut masih normal.
Heri pun berpesan agar warga di Ibu Kota Provinsi Papua ini tetap waspada, mengingat di bulan Januari ini terpantau masuk musim hujan.
“Kami mengimbau kepada warga Kota Jayapura agar tetap waspada, karena memang kita melihat ini memasuki musim penghujan dan intensitas bencana geologi terjadi,” imbaunya.
Untuk masyarakat yang berada di daerah pesisir, agar lebih meningkatkan kewaspadaan terkait cuaca ekstrem tetapi tak perlu cemas berlebihan.
Sementara warga di Dok IX memilih mengungsi di Kantor ATR BPN Papua.
Artikel ini telah tayang di seputarpapua.com
LINK SUMBER : Warga Diimbau Tak Panik Soal Surutnya Air Laut di Pantai Jayapura, ini Penjelasan BMKG