TIMIKA – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika mendorong peternakan yang ada di Mimika untuk memiliki sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Ini merupakan strategi penyerapan telur lokal oleh PT Freeport Indonesia melalui PT Pangan Sari Utama sebagai perusahaan penyedia katering.
Sertifikasi NKV ini mulai disosialisasikan oleh Disnak Keswan Mimika pada momen festival produk UMKM yang digelar di Graha Eme Neme Yauware selama tiga hari mulai Kamis (27/10/2022).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika, drh Sabelina Fitriani, MSi menjelaskan sertifikasi NKV ini memberikan jaminan keamanan produk pangan asal hewan yang beredar di masyarakat. Dimana salah satu syarat utamanya adalah hygiene dan sanitasi. “Jadi kalau farm petelur itu sudah sertifikasi NKV, bisa kita jamin bahwa farm itu memang menghasilkan produk telur yang berkualitas dari sisi hygiene dan sanitasi, produk itu bisa terjamin,” tegasnya.
Sabelina mengungkapkan, belum ada peternakan di Mimika yang memiliki sertifikasi NKV. Untuk itu, Sabelina yang sedang mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II, menggagas aksi perubahan dengan mendorong peternakan di Mimika untuk memiliki sertifikat NKV.
Ia mengakui, tidak mudah memiliki sertifikat NKV karena harus melalui audit oleh tim auditor dari provinsi. Beberapa kriteria harus dipenuhi. Bukan hanya kandang tapi semua hal baik itu kebersihan, produk hingga biosecurity.
Menurutnya, jika peternakan bisa memenuhi ini maka peluang untuk penyerapan produk telur ayam lokal oleh PT Freeport Indonesia sebagai pasar terbesar bisa dilakukan. “Kita mendorong PT Freeport Indonesia agar mendorong Pangan Sari Utama sebagai perusahaan yang mengurusi katering karyawan untuk mengambil produk telur lokal dari farm yang sudah sertifikasi,” ujar Sabelina.
Bukan hanya target pasar PTFI tapi peluang bagi peternak lokal di Mimika terbuka lebar. Tidak hanya untuk kebutuhan lokal tapi juga luar Mimika. Sebab sertifikasi NKV ini memberikan jaminan baik itu masalah kebersihan dan masalah penyakit sehingga masyarakat yang konsumsi telur merasa aman karena produk yang dikonsumsi sudah sertifikasi.
Saat ini diungkapkan Sabelina, ada tiga peternakan yang sedang dalam proses penilaian untuk mendapatkan sertifikat NKV. Ditargetkan pada awal Novembe tiga peternakan ini bisa mengantongi sertifikat NKV. “Memang ada perbaikan, karena saat diaudir tidak begitu saja. Kandang sudah oke, kotoran sudah rutin dibuang, tapi biosecurity harus diperbaiki,” kata Sabelina.
Sabelina menambahkan, strategi ini sejalan dengan produksi telur ayam lokal. Meskipun dalam setahun terakhir menurun dari sebelumnya 13 ton per hari menjadi 11 ton akibat pandemi dan kenaikan harga pakan namun setelah ekonomi kembali pulih, beberapa peternak kini kembali menghidupkan peternakan dan ditarget dua bulan ke depan sudah bisa produksi seperti semula.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More