Bertemu Lintas Sektor, Bappeda Mimika Bahas Soal Mutu Pendidikan

TIMIKA | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) bertemu dengan pihak-pihak terkait membahas apa yang sudah dilakukan dalam program SDGs atau pembangunan berkelanjutan spesifik dalam isu pendidikan.

Pertemuan tersebut diberi judul ‘Forum Kemitraan Multi-stakeholders Para-Para SDGs Timika No Komen’ yang disingkat ‘PaSTi NoKen’ digelar di ballroom hotel Horison Ultima Timika, Kamis (21/9/2023).

Kegiatan diikuti sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan pihak yang terlibat dalam program pembangunan berkelanjutan di bidang pendidikan dan merupakan kerjasama Pemkab Mimika dengan CCPHI yang didukung PT Freeport Indonesia dan PT United Tractors.

Empat narasumber yang memaparkan capaiannya yakni dari Dinas Pendidikan, PT United Tractors, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), dan Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP).

Dalam penyampaiannya, Sekretaris Bappeda Joseph Mangasa mewakili Kepala Bappeda Mimika Yohana Paliling, menyampaikan forum ini digelar untuk membahas salah satu isu dalam pembangunan berkelanjutan atau SDGs, yaitu pendidikan, baik formal, informal atau nonformal yang telah dicapai di kabupaten Mimika.

Joseph berharap melalui pertemuan ini peserta dapat memberikan saran dan masukan, serta berbagi pendapat apa yang akan dibuat, maupun apa menjadi masalah.

“Sehingga yang ada di ruangan ini bisa memberikan sumbangsih dalam rangka pembangunan manusia dalam bidang pendidikan,” ujarnya.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Mimika, kata dia, fokus kepada pembangunan manusia sesuai visi misi Bupati dan Wakil Bupati, yaitu Mimika yang Aman, Damai dan Sejahtera.

“Mari forum ini kita jadikan sebagai forum untuk menggali dan menyelesaikan permasalahan (pendidikan) di Mimika,” ajak Joseph.

Sementara Asisten II Setda Mimika, Willem Naa, menyampaikan bahwa di Mimika masih banyak pekerjaan rumah dalam bidang pendidikan. Ia menyampaikan itu lantaran setelah 10 bulan sempat menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan.

“Visi misi Bupati Mimika harus cerdas, tapi kondisi yang kita dapatkan dari Potowaiburu, Jita sampai Gunung, kita hanya bicara (pendidikan) di kota ini, tapi pinggiran kota? Saya sudah ambil sampel di Kokonao, kondisi di sana sudah seperti itu (tidak tertata), apalagi yang jauh dari ibu kota,” paparnya.

Menurut dia, fakta yang saat ini dihadapi adalah banyaknya anak-anak Mimika di daerah pinggiran kurang membaca dan menulis. Persoalan tersebut harus dibahas, mengapa bisa terjadi dan faktor apa yang mempengaruhi.

Ia pun mengaku sempat memanggil beberapa guru dari wilayah yang dimaksud. Yang disampaikan sejumlah guru itu bahwa, kebanyakan anak-anak mengikuti orangtua pergi melaut maupun berkebun.

“Saat ulangan mereka datang, kalau tidak kasih naik (kelas) orangtua ancam, kalau tidak diakomodir ujian kita didesak, ini masalah,” ungkapnya.

Selain hal itu, Willem mengatakan pendidikan juga punya pekerjaan rumah tentang bagaimana memberikan fasilitas yang baik bagi guru yang dikirim ke daerah pinggiran.

Sehingga menurutnya forum yang digelar adalah sarana untuk membicarakan beberapa pekerjaan rumah soal pendidikan di Mimika.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika Frans Bokeyau, menyebut ada tiga hal yang dilakukan pihaknya mendukung SDGs dan menjawab masalah pendidikan di Mimika. Pertama, meningkatkan akses fisik ke sekolah dengan membangun infrastruktur pendidikan yang memadai serta penyediaan tenaga pendidik.

Kemudian memberikan pelatihan guru mulai dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA/SMK, lalu memberikan bantuan makanan tambahan bagi peserta didik di pesisir dan pegunungan.

Sejalan dengan tujuan pendidikan berkelanjutan yang telah disampaikan oleh Dinas Pendidikan, dari PT United Tractors yang diwakili Administration Departement Head Zufar Hilmy Pratyaksa, menjelaskan bahwa United Tractors juga terlibat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) lokal yang mampu bersaing di dunia kerja melalui Papuan Bright Program.

Program tersebut tahun 2022 digelar, dan pertama kali dengan konsep memberikan pendidikan mekanik selama 11 bulan (3 bulan pembelajaran di kelas dan 8 bulan praktek) kepada masyarakat lokal agar kualitas SDM meningkat.

Awal pelaksanaanya terdapat 22 peserta yang direkrut dari sekolah kejuruan dan menengah atas umum. Lulusan-lulusan ini telah mendapatkan pekerjaan di berbagai sektor industri baik di Mimika maupun di luar Kabupaten Mimika.

“Yang menjadi concern (perhatian) kami, setelah lulus pendidikan mereka ini mau dikemanakan. Nah, bekerjasama dengan PTFI dari 22 siswa itu kami bisa suplai sebanyak 9 siswa,” tuturnya.

Tahun 2023 ini, PT United Tractors kembali diberikan kepercayaan oleh kantor pusatnya untuk mengelola program serupa, hasilnya dari total 450 peserta yang diseleksi terpilih 25 siswa.

Kemudian Direktur YPMAK Vebian Magal juga menyampaikan bahwa, untuk pendidikan, PTFI melalui YPMAK sudah melakukan program beasiswa sejak tahun 1996 dan dirinya sendiri merupakan salah satu alumni program tersebut.

Selain soal beasiswa, YPMAK juga menitikberatkan pada pembentukan karakter siswa sejak dini dengan pendekatan asrama. Hal itu diwujudkan dengan adanya SATP yang dikelola Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) selaku mitra dari YPMAK.

YPMAK pun telah mendampingi beberapa asrama baik di Mimika maupun di luar Kabupaten Mimika. Ada lebih dari 1.512 anak-anak yang telah masuk dalam asrama.

Kepala Perwakilan YPL selaku mitra YPMAK pengelola SATP, Andreas Ndityomas, turut menyampaikan bahwa pendidikan asrama bagi masyarakat lokal menjadi penting untuk pembentukan karakter dan mengubah pola pikir serta perilaku siswa. Sistem kekerabatan antar siswa yang berasal dari berbagai latar belakang dapat terbangun didalam asrama, membuat siswa belajar beradaptasi dan mengenal karakter yang berbeda-beda sehingga terbangun kemampuan komunikasi, toleransi, dan adaptasi.

Hal ini menurutnya salah satu poin penting untuk masuk dalam dunia kerja yang beragam.

“Kami juga membuat kurikulum khusus, yakni kurikulum berbasis kehidupan kontekstual Papua,” ungkapnya.

Peran pendidikan mampu meningkatkan daya saing Indonesia dalam mendukung SDGs 2030. Maka dari itu, akses pendidikan bagi masyarakat Indonesia tanpa terkecuali adalah hal yang mutlak.

Kolaborasi multi pihak menjadi kunci dalam mengakselerasi peningkatan SDM, khususnya di Kabupaten Mimika.

Artikel ini telah tayang di seputarpapua.com
LINK SUMBER : Bertemu Lintas Sektor, Bappeda Mimika Bahas Soal Mutu Pendidikan

Pos terkait