TIMIKA, pojokpapua.id – Menyambut hari raya Imlek atau tahun baru China yang jatuh pada Minggu (22/1/2023) mendatang, warga Tionghoa yang tergabung dalam Himpunan Peduli Kasih Tionghoa (HPKT) Mimika menggelar bakti sosial.
Ketua HPKT Mimika, Gunawan mengungkapkan panitia sudah dibentuk sekitar dua bulan lalu dan telah bergerak melaksanakan berbagai kegiatan sosial. Mulai dari donor darah, kunjungan ke SD Negeri 10 Pomako dengan membagikan seragam sekolah, tas dan alat tulis bersama Bank BRI.
Selain itu, warga Tiongjoa juga melakukan kunjungan ke Lapas Kelas IIB Timika dan memberikan bantuan peralatan olahraga seperti bola voli, bola kaki serta perlengkapan mandi, handuk, sabun, sikat gigi, pasta gigi dan lainnya.
Terakhir, warga Tionghoa membersihkan tiga bundaran yang menjadi ikon Kota Timika yakni Bundaran Timika Indah, Bundaran Petrosea dan Bundaran SP 2. Tidak hanya dibersihkan tapi tiga bundaran ini dihiasi dengan lampion serta dicat.
Pada perayaan Imlek, Minggu (22/1/2023) dikatakan Gunawan, setiap warga melakukan perayaan masing-masing. Sementara peringatan secara bersama puncaknya akan digelar pada 5 Februari 2023 mendatang dalam perayaan Cap Go Meh.
“Imlek ini menurut kalender jatuh pada tanggal 22 Januari, itu hari Minggu, kami rayakan pribadi-pribadi. Puncaknya kami akan lakukan pada 5 Februari, akhir Imlek namanya cap go meh, atau 15 hari setelah Imlek. Cap go itu artinya 15,” jelas Gunawan.
Perayaan cap go meh nantinya, menurut Gunawan akan digelar semarak. Dengan mengundang Pemda Mimika, Forkopimda, TNI, Polri, tokoh masyarakat, para pengurus kerukunan karena HPKT juga terdaftar di Kesbangpol Mimika dan tergabung dalam Forum Pembauran Kebangsaan.
HPKT Mimika diungkapkan Gunawan sudah berjalan selama 16 tahun. Sudah mengalami pergantian kepengurusan selama empat kali. Pada momen Imlek kali ini, HPKT Mimika akan merubah atau meningkatkan statusnya jadi PSMTI atau Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia sebagai organisasi yang mencakup secara nasional.
“Jadi ikut skop nasional, karena itu memang sudah terdaftar secara nasional di pusat. Sesuai pertemuan beberapa kali dengan PSMTI, mereka sampaikan kita pakai satu nama saja PSMTI secara nasional. Kalau ada apa-apa kita bisa minta bantuan hukum misalnya atau bisa berpartisipasi untuk kegiatan sosial misalnya kalau ada bencana,” jelasnya.
Jadi pada tahun baru China yang merupakan tahun kelinci air, HPKT Mimika akan mengumumkan perubahan nama dan langsung di-SK-kan. Bahkan langsung dilakukan perubahan nama di Kesbangpol Mimika.
Gunawan mengungkapkan, jumlah warga Tionghoa di Mimika tidaklah terlalu banyak. Sekitar 128 kepala keluarga dan 500 sampai 600 jiwa. Sebagian besar adalah pengusaha selebihnya adalah dokter dan karyawan di area Freeport.
“Tapi syukur, kita punya kontribusi untuk Kabupaten Mimika ini salah satunya menjadi penyedia kebutuhan pokok, bahan bangunan itu salah satu kontribusi dan banyak jasa seperti perhotelan dan lainnya,” terang Gunawan.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More