TIMIKA – Kasus kecelakaan laut di perairan Mimika kembali terjadi dan menimbulkan korban. Menyikapi hal ini, Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob geram dan memberikan warning kepada pelaku usaha yang menggunakan transportasi laut.
Dalam keterangan tertulisnya Jumat (8/7/2022), Wabup mengatakan operator pelayaran dan pelaku bisnis harus mengutamakan keselamatan kru dan penumpang. Tidak hanya mementingkan keuntungan dari bisnis yang dijalankan.
Sekarang ini kata Wabup, cuaca ekstrem sedang melanda wilayah Mimika. “Koordinasi BMKG, tanya mereka bagaimana perkembangan gelombang laut. Kalau memang gelombang tinggi jangan izinkan kapal atau perahu berlayar,” kata Wabup Rettob.
Yang membuat Wabup kesal, meskipun sudah ada pemberitahuan bahkan kejadian kapal hilang, tetap diabaikan dan para pengusaha memaksa untuk berlayar. Akhirnya kejadian kembali terulang.
“Semestinya pemilik kapal atau operator pelayaran mempelajari betul perkembangan gelombang laut, jangan paksakan kalau cuaca lagi tidak bagus. Kita harus pastikan keselamatan kru dan penumpang, itu yang utama,” tuturnya.
Wabup Rettob mengatakan, perkembangan cuaca laut Mimika kadang tidak menentu. Apalagi daerah Amar, Ipaya, Atuka maupun Puriri yang merupakan pertemuan arus sungai dan laut.
“Kami sejak kecil tahu benar, kalau musim ombak daerah-daerah itu yang paling berbahaya. Laut Mimika langsung terhubung ke Arafura, tidak ada gunung atau pulau penghalang, sehingga kalau musim ombak memang daerah kita sangat berbahaya,” paparnya.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More