TIMIKA, pojokpapua.id – Total keseluruhan murid SD Negeri 1 Poumako Distrik Mapurujaya 300 orang. Namun, sehari-hari jumlah murid yang belajar tidak mencapai 100 orang. Minimnya jumlah murid yang mengikuti aktivitas belajar disinyalir karena anak mengikuti orang tua bekerja mencari hasil laut. Kondisi ini didapatkan Komisi C DPRD Mimika dalam kunjungan kerja yang dilakukan Kamis (14/9/2023).
Jumlah kehadiran murid SD Negeri 1 Poumako yang masih rendah dalam proses belajar ini terungkap dalam kunjungan kerja yang dilakukan oleh Komisi C DPRD Mimika, Kamis (14/9/2023) di sekolah ini.
Minimnya kehadiran murid setiap hari kata Kepala Sekolah SD Negeri 1 Poumako, Alwan M, Pd karena mengikuti orang tua untuk untuk bekerja. “Dalam seminggu biasanya hanya hadir dua kali dalam proses belajar,” ujar Alwan.
Melihat persoalan yang sama setiap tahun ini, kata Alwan, guru-guru tidak tinggal diam sebab sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan peringatan dan himbauan.
Guru-guru juga mendatangi rumah orang tua untuk memberikan pemahaman agar anaknya tetap aktif bersekolah. Adapun jumlah murid SD Negeri 1 Poumako sebanyak 300 orang. Sedangkan guru berjumlah 19 orang.
Selain minimnya kehadiran murid, kondisi bangunan sekolah banyak yang rusak dan kondisi ruang belajar yang terbatas juga disampaikan Alwan. Bahkan peralatan pendukung belajar seperti laptop dan buku-buku panduan serta buku-buku bacaan di perpustakaan juga masih minim.
Ketua Komisi C, Aloisius Paerong mengatakan kondisi SD Negeri 1 Poumako tidak aman untuk murid karena tidak ada pagar. Beberapa ruangan belajar juga sudah rusak dan tidak layak sehingga perlu perhatian dari pemerintah.
“Tentunya persoalan ini harus kita carikan solusi, dan ini menjadi tanggungjawan kita semua termasuk komisi C,”ujar Aloisius.
Sementara itu, Anggota Komisi C, Herman Gafur mengatakan sekolah ini harus jadi perhatian Dinas Pendidikan. Baik dari ruangan belajar, aula pertemuan, perlengkapan belajar seperti laptop, perpustakaan, rumah guru dan kebutuhan air bersih perlu diperhatikan pemerintah.
Anggota Komisi C lainya, Mariunus Tandiseno menegaskan salah satu solusi untuk menyelesaikan persoalan pendidikan di pesisir Mimika polanya harus dirubah dari sekolah reguler ke pola sekolah asrama. “Harus dirubah polanya ke sekolah asrama untuk menjawab seringnya anak anak ikut orang tua bekerja,” tegasnya.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More