TIMIKA – Sebagai strategi penyerapan telur lokal oleh PT Freeport Indonesia melalui PT Pangan Sari Utama sebagai perusahaan penyedia katering, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika mendorong peternakan yang ada di Mimika untuk memiliki sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
Lewat aksi perubahan yang digagas Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika, drh Sabelina Fitriani akhirnya tiga peternakan berhasil mengantongi sertifikat NKV. Aksi perubahan bertajuk ‘Sarapan Telur In Cafe’ atau Strategi Penyerapan Telur oleh PT Freeport Indonesia (PT PSU) melalui sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
Tiga peternakan ini dinyatakan tersertifikasi setelah melalui audit. Sertifikat NKV diserahkan, Senin (7/11/2022) di Hotel Horison Diana. Disertai penyerahan dokumen MoU antara Disnak Keswan Mimika dengan PT Pangan Sari Utama. Turut hadir beberapa pimpinan OPD, perwakilan SLD PT Freeport Indonesia yang menangani peternakan Yayasan Jayasakti Mandiri serta peternak di Mimika.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika, drh Sabelina Fitriani, MSi menjelaskan sertifikasi NKV ini memberikan jaminan keamanan produk pangan asal hewan yang beredar di masyarakat. Dimana salah satu syarat utamanya adalah hygiene dan sanitasi. “Jadi kalau farm petelur itu sudah sertifikasi NKV, bisa kita jamin bahwa farm itu memang menghasilkan produk telur yang berkualitas dari sisi hygiene dan sanitasi, produk itu bisa terjamin,” tegasnya.
Ia menyatakan tidak mudah memiliki sertifikat NKV karena harus melalui audit oleh tim auditor dari provinsi. Beberapa kriteria harus dipenuhi. Bukan hanya kandang tapi semua hal baik itu kebersihan, produk hingga biosecurity.
Dengan tersertifikasinya tiga peternakan yang memiliki populasi 12 ribu ekor ayam petelur maka memberi peluang untuk penyerapan produk telur ayam lokal oleh PT Freeport Indonesia sebagai pasar terbesar bisa dilakukan. “Kita mendorong PT Freeport Indonesia agar mendorong Pangan Sari Utama sebagai perusahaan yang mengurusi katering karyawan untuk mengambil produk telur lokal dari farm yang sudah sertifikasi,” ujar Sabelina.
Bukan hanya target pasar PTFI tapi peluang bagi peternak lokal di Mimika terbuka lebar. Tidak hanya untuk kebutuhan lokal tapi juga luar Mimika. Sebab sertifikasi NKV ini memberikan jaminan baik itu masalah kebersihan dan masalah penyakit sehingga masyarakat yang konsumsi telur merasa aman karena produk yang dikonsumsi sudah sertifikasi.
Sabelina mengungkapkan, total peternak di Mimika ada 52 tapi dengan total produksi 13,4 ton per hari. Produksi ini sudah swasembada bahkan surplus sehingga telur ayam Mimika juga sudah dipasok ke luar Mimika.
Setelah telur ayam sudah swasembada maka Disnak Keswan mulai fokus mengembangkan ayam pedaging. Salah satunya dengan membangun rumpah potong unggas kapasitas 3 ribu ekor per hari. Rumah potong ini dilengkapi blast freezer.
Aksi perubahan ini mendapat apresiasi dari Staf Ahli Pemkab Mimika, Igantius Eddy Santoso. Dengan aksi perubahan ini maka peternak memiliki produk telur yang berkualitas dan berdaya saing. Produk telur ayam lokal yang sudah bersertifikasi NKV dapat diserap oleh PT PSU dan mempertahankan Papua bebas penyakit flu burung.
Apalagi sudah ada MoU antara Pemkab Mimika dengan PT PSU, sebagai tanda langkah maju dalam upaya pemasaran produk telur lokal.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More