SATP Timika Akan Rilis Film Bertajuk “Menjemput Harapan”, Dilakoni Putra-Putri Asli Papua di Mimika

Tangkapan layar awal film “Menjemput Harapan” (Foto:Istimewa)

SALAM PAPUA (TIMIKA)- Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) Timika akan merilis film pendek bertajuk “Menjemput Harapan”, bertepatan dengan peringatan Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2022.

Disutradarai oleh Angga Rumende, film ini dilakoni oleh Putra-Putri asli suku Amungme, Kamoro dan 5 suku kerabat binaan Yayasan Lokon.

Film pendek ini mengangkat sisi budaya yang tidak terlepas dari Sungai, Sampan dan Sagu (S3), kondisi sosial masyarakat, perjuangan hidup, serta spiritualitas, yang menceritakan perjalanan hidup keluarga Papua, khususnya dalam meraih kehidupan yang lebih baik melalui dunia pendidikan (sekolah), dalam melepas kehidupan yang keras di pegunungan dan pesisir untuk bersaing di kota.

“Film ini akan dirilis di puncak bulan bahasa yang juga bertepatan dengan hari sumpah pemuda. Film ini menceritakan bagaimana kerasnya perjuangan hidup anak pesisir dan pegunungan. Mereka dengan keras datang ke kota untuk meraih hidup yang lebih baik dan kemudian merasakan sulitnya, karena ternyata kehidupan di kota tidak semudah yang dipikirkan. Di situ juga menceritakan bagaimana anak-anak asli punya impian untuk mendapatkan pendidikan yang baik,” ungkap Angga yang sekaligus sebagai penulis Cerita Film “Menjemput Harapan” kepada salampapua.com, Sabtu (22/10/2022).

Disampaikan bahwa anak-anak Papua yang menjadi pemeran di film tersebut tergabung dalam program ekstrakurikuler kelas akting. Diawali dengan latihan akting dan kemudian membuat film. Ini juga bertepatan dengan bulan Oktober sebagai bulan bahasa, yang sangat erat kaitannya dengan literasi dan budaya.

“Makanya film pendek ini pun berkaitan erat dengan budaya, dan bagaimana agar anak-anak bisa mengimplementasikan literasi,” ujarnya.

Cuplikan di akhir film ini menunjukkan realitas kehidupan remaja atau pemuda di Timika yang akrab dengan minuman keras (Miras). Pengaruh terbesar Miras adalah mengendarai sepeda motor ataupun mobil dalam kondisi mabuk, sehingga rentan menjadi korban ataupun pelaku kecelakaan yang mengacam jiwa sendiri ataupun orang lainnya.

Diharapkan, film ini dapat memberi dampak karena sifatnya merupakan sebuah refleksi kehidupan.

“Ada juga part yang mengangkat sisi realita, yang mana di Timika sangat tinggi tingkat kecelakaan akibat dari Miras. Makanya banyak korban jiwa yang merupakan usia sekolah atau anak-anak, baik saat jalan di pinggir jalan, maupun yang mengendarai sepeda motor atau mobil. Melalui film ini, ada ajakan supaya anak-anak Amungme, Kamoro dan 5 suku kekerabatan untuk menjauhi Miras. Pesan itu juga untuk masyarakat umum di Timika,” ungkapnya.

Angga menambahkan, film ini dirancang sejak awal Juli 2022, kemudian digarap dan selesai syuting tanggal 16 Oktober 2022. Anak Amungme, Kamoro dan 5 suku kerabat punya semangat tinggi ketika diberikan kesempatan berkarya dalam semua bidang, termasuk dunia akting. Di SATP benar-benar memberikan ruang yang sebesar-besarnya bagi anak Papua untuk berekspresi mengembangkan bakat dan talenta.

“Sampai hari ini sudah mulai masuk rumah produksi. Intinya 100 persen dikerjakan oleh Bapak dan Ibu Guru SATP serta pemerannya 100 persen anak asli Papua,” tuturnya.

Pembuatan film ini disupport penuh oleh Kepala Yayasan Pendidikan Lokon, Andreas Ndityomas beserta seluruh jajaran Pimpinan YPL SATP.

Adapun Pemeran Utama di film ini: Jesika Onawame, Kristian Dibitau, dan Agustinus Bugaleng. Sutradara dan Penulis Cerita: Angga Rumende, Asisten Sutradara: Elvina Borumei dan Tiara Imbiri. Produser: Joy Londok. Pelatih acting: Flora D Tegai dan Martha Mutaweyau. Didukung tim pendukung film: Elpinus Paat, Arga Clinton, Amran Patintingan, Seprianti Tandililing, Desianti Pulung dan Petrus Gara Ala.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy

Sumber: SALAM PAPUA Read More

Pos terkait