Pjs.Kepala Disnakkeswan Mimika, Agustinus Mandang (Foto:salampapua.com/Acik)
SALAM PAPUA (TIMIKA)– Jalani program Otsus 2022, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Mimika sebar bibit ayam kampung, DOC ayam potong, dan bibit babi ke peternak utamanya kepada Orang Asli Papua (OAP).
Pjs. Kepala Disnakkeswan Mimika, Agustinus Mandang menyampaikan bahwa tahun ini ada beberapa program kegiatan yang bersumber dari dana Otsus, yaitu penyebaran ternak ayam kampung di daerah pesisir pantai, dalam hal ini di wilayah Distrik Amar, Kapiraya dan sekitarnya.
“Kegiatan ini telah dilaksanakan atau disebar. Paket yang diberikan yaitu pakan, bibit serta bahan pembuat kandang seperti beberapa seng dan paku supaya tiap warga membangun sendiri,” ungkap Agustinus, Rabu (28/9/2022).
Kedua kegiatan penyebaran ternak Babi, yang tidak terlalu banyak lantaran disesuaikan dengan pagu dana. Penyebaran sesuai permintaan dan kebanyakan di pinggiran kota, di dalam wilayah kota, bahkan ada juga di daerah pantai.
Selanjutnya penyebaran DOC ayam potong beserta pakannya. DOC ayam potong dibagi sesuai daya tampung kandang. Ada yang 1000 DOC, ada 700 DOC, dan ada yang 100 DOC. Untuk yang telah miliki kandang, diberikan bantuan hibah khusus DOCnya serta pakan hingga panen. Berarti para peternak hanya piara saja dan kemudian panen.
Sementara, paket pembangunan kandang ayam potong bagi mereka yang miliki kandang dengan kapasitas 1000 ekor.
“Kegiatan penyebaran ayam potong ini dengan maksud menumbuhkan peternak-peternak lokal OAP, sehingga jangka panjangnya jika semua peternak itu bangkit, maka persediaan ayam potong lokal terjamin selalu. Lambat laun berarti kita kurangi pasokan ayam beku dari luar,” katanya.
Setelah tiga program itu dilakukan, monitoring juga rutin dilakukan.
Berdasarkan hasil monitoring menunjukkan adanya perkembangan di setiap pengusaha.
“Tim monitoring sudah turun bersama tim kesehatannya. Puji Tuhan semuanya sehat-sehat. Itu berarti program ini berjalan dengan baik,” tuturnya.
Disampaikan juga, jumlah pengusaha ayam potong yang terdata sebanyak kurang lebih 43, akan tetapi hanya sebagian yang aktif dikarenakan banyak permasalahan di lapangan, salah satunya terkait harga pakan yang naik drastis. Selain itu, faktor lainnya yakni mahalnya biaya Cargo laut.
“Harga pakan itu naik drastis. Dalam setiap bulan kadang dua sampai tiga kali naik. Ditambah lagi biaya Cargo khusus laut itu naik. Makanya peternak kita juga banyak yang tidak aktif,” ujarnya.
Wartawan: Acik
Editor: Jimmy
Sumber: SALAM PAPUA Read More