TIMIKA, pojokpapua.id – Dibangun Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada Tahun 2022 lalu, Pemerintah Kabupaten Mimika meresmikan tiga pasar tradisional yakni Pasar Mapurujaya, Pasar Kwamki Narama dan Pasar Sore—asar Sentral.
Peresmian dipusatkan di Pasar Mapurujaya, Jumat (27/1/2023) oleh Plh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Mimika, Petrus Lewa Koten didampingi Kepala Disperindag Mimika, Petrus Pali Ambaa, Kepala Distrik Mimika Timur, Bakri Athoriq serta dihadiri sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemda Mimika, Kapolsek dan Danramil Mapurujaya.
Kepala Disperindag Mimika, Petrus Pali Ambaa mengatakan tiga pasar yang diresmikan merupakan program pembangunan Tahun 2022 lalu. Pasar Mapurujaya dilakukan rehab berat setelah sekian lama terbengkalai. Sementara Pasar Kwamki Narama dan Pasar Sore-Pasar Sentral dibangun baru.
Pembangunan pasar tradisional di distrik kata dia, untuk membuka sentra ekonomi baru di setiap wilayah melalui kegiatan perdagangan. Juga untuk memudahkan akses perdagangan, sehingga masyarakat tidak perlu lagi ke kota atau pedagang dari distrik tidak perlu ke kota.
Petrus Pali mengatakan, pasar sudah diserahkan ke pemerintah distrik untuk dikelola. “Semua pasar tradisional yang sudah dibangun kami serahkan ke distrik, jadi kami tidak ikut campur lagi dalam pengelolaan,” katanya.
Plh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Mimika, Petrus Lewa Koten menambahkan, Pemda Mimika terus berupaya membangun sarana fisik untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yang berpihak pada rakyat.
Namun ia menegaskan agar dalam pengelolaan harus dilakukan dengan baik agar dapat menguntungkan pedagang dan pembeli. Sebab ada beberapa pasar yang sebelumnya sudah dibangun tapi tidak difungsikan. Agar dua pasar tradisional ini bisa hidup maka perlu pendampingan dari pemerintah dan dukungan dari masyarakat.
Kepala Distrik Mimika Timur, Bakri Athoriq menambahkan, dana operasional pasar belum masuk dalam APBD Tahun 2023 dan akan diusulkan dalam APBD Perubahan. Meski demikian, pasar tetap dioperasikan. Distrik sudah membagi los kepada pedagang. Masing-masing kampung mendapat bagian, kemudian lainnya diberikan kepada ormas di wilayah Mimika Timur serta TP PKK distrik. “Sisanya ada permohonan perseorangan untuk dikelola, sebagian sudah jalan dan sebagian belum,” ujarnya.
Pedagang yang belum terakomodir, nantinya akan dibangunkan lapak semi permanen ukuran 3×3 meter sehingga pasar bisa lebih hidup. Selain itu Bakri mengusulkan agar Dinas Perhubungan mengatur trayek angkutan umum dari Kota Timika ke Mapurujaya dan Pomako agar menjadikan pasar sebagai tempat transit.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More