TIMIKA, pojokpapua.id – Untuk mencapai Tujuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), Pemerintah Kabupaten Mimika bersama PT Freeport Indonesia telah membentuk Forum Kemitraan Multi Stakeholder yang melibatkan lintas sektor.
Melalui forum ini, sesuai dengan peran yang dilakukan berupaya untuk mewujudkan tujuan SDGs salah satunya adalah mewujudkan akses air minum dan sanitasi aman yang berkelanjutan bagi semua. Isu ini menjadi pembahasan dalam dialog bertajuk “Para-para SDGs Timika (PaSTi) No-Komen (NoKen)” pada Rabu (8/3/2023).
Kegiatan yang digagas oleh Bappeda Mimika didukung oleh PT Freeport Indonesia dan PT Sandvik, serta melibatkan sektor pemerintahan, sektor swasta khususnya perusahaan yang beroperasi di Mimika, para pemangku kepentingan lainnya dari filantropi, lembaga adat agama, akademisi, dan berbagai komunitas.
Dialog kemitraan pertama di Timika ini mengambil slogan PaSTi NoKen, singkatan dari Para-para SDGs Timika No Komen. Slogan ini memiliki makna filosofis yaitu “Para-Para” diambil dari kearifan lokal Papua, yaitu membicarakan hal yang menjadi tujuan bersama, memberikan manfaat bersama, serta menjadi komitmen bersama.
Sedangkan “NoKen” mengambil konteks budaya setempat yaitu noken yang berfungsi sebagai wadah untuk mengisi apa yang dibawa, dan memiliki arti apa pun yang sudah diisi di dalam noken tidak akan dikomentari (No-Komen) kembali, agar dapat segera diolah dan ditindaklanjuti bersama dalam semangat kemitraan dan kolaborasi.
Dialog yang mengusung tema air bersih ini juga berkontribusi pada SDGs tujuan 3, yaitu “Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia”. Selain itu, program-program yang disampaikan dinaungi semangat SDGs tujuan 17, yaitu “Menguatkan ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan”.
Staf Ahli Bidang kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Pemkab Mimika, Ignatius Eddy Santoso, menyampaikan pentingnya sinergi program dan kegiatan multipihak. “Saya sangat bersyukur, dan memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya berbagi mengenai apa yang telah dilakukan. Hal seperti ini dapat meningkatkan komitmen bersama. Koordinasi kemitraan yang inklusif, kolaborasi antara pemerintah daerah dengan pihak-pihak lain, serta partisipasi aktif multipihak dalam pembangunan, diharapkan benar-benar dapat menjadi solusi dan memberikan akselerasi dalam menjawab tantangan dan memecahkan masalah-masalah yang ada,” jelasnya.
Sekretaris Bappeda Mimika, Yoseph Mangasa terus mengajak semua pihak untuk melakukan akselerasi dalam realisasi pencapaian SDGs. “Caranya adalah dengan menggabungkan dan sinkronisasi seluruh potensi yang ada. Kolaborasi baik dari sektor pemerintah kabupaten dan desa, pelaku usaha, berbagai lembaga serta komunitas masyarakat lainnya, perlu diupayakan sinergi sehingga dapat didokumentasi ke dalam dokumen Rencana Aksi Daerah, khususnya siapa berbuat apa dan di mana. Hal ini penting agar sasaran program dan kegiatan dampaknya dapat langsung dirasakan masyarakat,” kata Yoseph Manggasa.
Selain tujuan pembangunan dapat tercapai, kegiatan seperti ini menurut Yoseph juga dapat meningkatkan sumber daya daerah, peningkatan dokumentasi daerah terkait kontribusi terhadap TPB/SDGs, serta peningkatan koordinasi karena berbagi pembelajaran dapat menginspirasi upaya pencapaian pembangunan lainnya.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Suyani memaparkan realisasi pembangunan Sistem Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi hingga 2023 di Mimika serta perencanaan pembangunan selanjutnya. “Perencanaan pembangunan ini diharapkan menjadi referensi dalam kemungkinan kolaborasi dan kemitraan pembangunan,” katanya.
Tantangan tersebut dijawab oleh Irwan Marabessy, Manager CSR PT Sandvik Indonesia. Irwan menjelaskan kemitraan yang telah dilakukan PT Sandvik dengan Pemkab Mimika dalam mengupayakan penyediaan air bersih yang berkelanjutan dilakukan dalam bentuk bantuan hibah infrastruktur dan sarana air bersih untuk pelayanan masyarakat di Kampung Mware, Distrik Mimika Timur.
Prasarana yang sudah dibangun adalah menara berkapasitas tampung 4,8 ribu liter air bersih yang menggunakan sistem pompa sumur bor untuk kemudian dialirkan ke 15 rumah warga sekitar. Pendistribusian ini masih terus dilanjutkan untuk memberi akses ke lebih banyak rumah, semakin meningkatkan kesejahteraan, dan memberi lebih banyak manfaat bagi masyarakat.
“Kolaborasi multipihak yang sudah berjalan harus terus berlanjut agar program-program TPB/SDGs yang dilakukan oleh semua pihak aktor pembangunan non-pemerintah (non-state actor) tidak tumpang tindih. Kami juga ingin mengajak perusahaan lain untuk ikut bersinergi, melakukan kontribusi, dan berkomitmen bagi masyarakat sekitar,” jelas Irwan.
Kolaborasi lain juga dipaparkan Daniel Perwira, Manager Community Health Departemen PT Freeport Indonesia (PTFI), yang menekankan hubungan antara penyediaan air bersih dan kesehatan masyarakat. Air bersih dan layak konsumsi untuk mendapatkan untuk memenuhi kebutuhannya adalah hak dasar masyarakat. Ketersediaan atau akses atas air bersih dan sanitasi juga menentukan standar kesehatan masyarakat.
Untuk itu, promosi membangun kesadaran masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat sangatlah penting. “Air bersih sangat berkorelasi dengan kesehatan, dengan tubuh yang sehat maka efek gandanya pada produktivitas masyarakat dalam menjalankan aktivitas ekonomi untuk menciptakan kesejahteraan. Pelibatan dan dukungan masyarakat kampung serta semua pihak juga perlu diupayakan agar masyarakat juga dapat memelihara aset tersebut. Pemahaman mengenai korelasi tersebut akan menumbuhkan rasa kepemilikan bersama, sehingga keberlanjutannya dapat terus dirasakan.”
Untuk meningkatkan kesadaran adanya hubungan antara air bersih dan kesehatan tersebut, PTFI juga melakukan penyuluhan di Puskesmas, Posyandu, sekolah, tempat ibadah, lapangan dan tempat berkumpulnya masyarakat di beberapa lokasi seperti Utikini Baru, Wangija, Pomako, beberapa desa Kamoro, Manasari, Otakwa dan Pigapu. Selain itu, PTFI bermaksud merealisasikan revitalisasi fasilitas air bersih di desa-desa terdampak di sekitar PTFI sehingga semua masyarakat dapat mengakses air bersih.
Forum Kemitraan yang mengambil format dialog santai, hangat, namun tetap serius ini merangkum koordinasi, sinergi, kolaborasi, dan pelibatan masyarakat adalah kunci keberhasilan semua pembangunan yang ada di Kabupaten Mimika. Acara Forum Kemitraan ini diharapkan menjadi kegiatan reguler dan bisa melibatkan semua aktor pembangunan dan pemangku kepentingan di Kabupaten Mimika.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More