Kasus Virus ASF Meningkat, Pemkab Mimika Larang Pemasukan Daging Babi dari Sulawesi

TIMIKA, pojokpapua.id – Pemerintah Kabupaten Mimika terus meningkatkan proteksi pemasukan daging babi baik yang masih mentah atau olahan dari luar terutama dari Sulawesi yang saat ini mengalami wabah African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika, drh Sabelina Fitriani mengungkapkan, sebelumnya kasus virus ASF hanya ditemukan di Gowa. Tapi semakin mewabah ke Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu Timur, Luwu Utara  yang mengakibatkan kematian 10 ribu ekor babi di Sulawesi Selatan. Di Palu, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat juga sudah ditemukan, sementara Sulawesi Utara masih dalam tahap pengujian.

Melihat kasus ini, Sabelina kembali meminta masyarakat untuk tidak memasukkan daging babi bahkan yang sudah diolah dalam bentuk dendeng. Sebab daging yang diasap tidak sampai 70 derajat dan dipastikan masih mengandung virus. Virus ASF bisa mati hanya dengan pasteurisasi atau daging olahan yang dikalengkan.

Disnak Keswan Mimika sudah bersurat ke Karantina Makassar, pengelola Bandara Makassar untuk melarang jika ada yang membawa daging babi.

Disnak Mimika sangat memperhatikan hal tersebut karena apabila virus ASF masuk ke Papua khususnya Timika maka populasi babi akan terancam. Mortalitasnya hampir 100 persen. “Jadi akan habis banyak. Mungkin dari 10 ekor dalam satu kandang mungkin hanya tersisa satu,” ungkapnya.

Sementara pola beternak masyarakat di Mimika sebagian masih tradisional yang berdampak pada daya tahan tubuh babi yang rendah sehingga rentan terserang virus. Peternak memberi makanan yang bersumber dari tempat sampah dan hanya ditambah dengan sayuran sehingga tidak memiliki nilai gizi dan daya tahan tubuh babi tidak kuat. Ketika virus masuk maka akan mudah mati. Sementara belum ada vaksin untuk virus ASF.

Peternak di Mimika juga diajak menjaga dan tetap memperhatikan kebersihan kandang dan ternak. Peternak harus membatasi setiap orang yang datang ke kandang terutama sesama peternak karena dikhawatirkan membawa virus. “Virus bisa di sandal, sepatu atau tangan. Daging babi yang dibawa dari luar juga dipegang kemudian ke ternak sendiri bisa jadi sumber penularan,” tegas Sabelina.(*)

Sumber: Pojok Papua Read More

Pos terkait