Kapiraya dan Pomako Digagas Jadi Kawasan Industri

TIMIKA, pojokpapua.id – Kabupaten Mimika memiliki visi misi menjadi kota jasa dan industri. Apalagi dengan adanya tambang terbesar yang diharapkan bisa mendorong munculnya industri ikutan untuk pengembangan ekonomi daerah. Agar memudahkan investor, Pemkab Mimika menyusun kajian kawasan industri yang diarahkan di dua lokasi yakni Distrik Mimika Barat Tengah dan Distrik Mimika Timur.

Kepala Bappeda Mimika, Ir Yohana Paliling, MSi yang ditemui usai pertemuan membahas kajian kawasan industry Kamis (20/7/2023) menjelaskan kajian kawasan industri ini disusun sebagai perencanaan tata ruang yang menjadi dasar bagi pihak terkait dalam mengembangkan kawasan industri dan kawasan peruntukan industri.

Dengan adanya kawasan khusus ini diharapkan bisa menciptakan keselarasan, keserasian, keseimbangan antara lingkungan terhadap kawasan dengan peruntukan lainnya. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan, mendorong terkendalinya pembangunan kawasan peruntukan industri, mendorong investasi dan mencorong terkoordinasinya pembangunan kawasan industry antara pemerintah, masyarakat dan swasta.

Yohan Paliling menyebutkan ada dua kawasan yang menjadi alternatif pengembangan kawasan industry yaiti Kapiraya, Distrik Mimika Barat Tengah dan Pomako, Distrik Mimika Timur. Dua lokasi ini memiliki sejumlah keunggulan terutama Pomako yang arealnya sudah terbangun infrastruktur seperti pelabuhan dan akses jalan yang terhubung ke Kota Timika.

Kawasan di Pomako merupakan kawasan strategis kabupaten dari sudut pertumbuhan ekonomi. Dari sisi luas lahan juga memenuhi kriteria, dekat dengan Kota Timika sebagai ibukota, terhubung dengan akses jalan, terdapat potensi sumber air baku. Sudah didukung fasilitas penunjang berupa jaringan listrik dan telekomunikasi. Kondisi data dukung lahan berupa topografi dan kemiringan lahan relative datar.

Beberapa kriteria ini juga dimiliki Distrik Mimika Barat Tengah. Namun karena kawasan tersebut berada di pesisir maka masih ada beberapa kendala yaitu masuk dalam kawasan hutan, belum tersedianya aksesibilitas menuju kawasan, jauh dari pusat kota dan pemukiman, minimnya fasilitas pendukung, jaringan energy dan telekomunikasi yang masih terbatas.

Baik kawasan Pomako maupun Mimika Barat Tengah masih merupakan kawasan hutan. Yohana Paliling mengakui ini merupakan persoalan terbesar dalam pembangunan di Mimika. Pasalnya 93 persen wilayah Mimika masuk dalam kawasan hutan sehingga tidak bisa disertifikatkan atau digunakan untuk peruntukkan lain.

Sehingga Pemkab Mimika kata Yohana, sudah mengajukan ke pemerintah pusat untuk penurunan status kawasan hutan menjadi area penggunaan lain sehingga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pembangunan. “Kita berharap tahun ini bisa tuntas sehingga kita bisa melakukan pengembangan termasuk kawasan industri,” jelas Yohana.(*)

Sumber: Pojok Papua Read More

Pos terkait