TIMIKA – Imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai mempengaruhi kenaikan harga barang khususnya sembako di Timika. Mengantisipasi adanya kelangkaan yang bisa mengakibatkan kenaikan harga yang berlebihan maka Dinas Peridustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika memantau persediaan di distributor pemasok sembako.
Disperindag Mimika yang didampingi Kejaksaan Negeri Mimika melakukan pemeriksaan dan pengawasan langsung ke gudang distributor, Jumat (23/9/2022).
Sekretaris Disperindag Mimika, Selfina Pappang mengatakan pengawasan ini merupakan kegiatan rutin untuk memantau harga dan stok. Itu dilakukan untuk mencegah kelangkaan akibat penimbunan oleh pihak distributor.
Ia menyatakan, imbas dari kenaikan harga BBM membuat harga beberapa komoditi sudah mengalami kenaikan. Seperti beras premium yang mengalami kenaikan sekitar Rp500 sampai Rp1000 per kilogram. Semula seharga Rp 12 ribu per kilogram menjadi Rp 13 ribu per kilogram. Kemudian telur ayam yang juga mengalami kenaikan harga.
Bahkan sebelum kenaikan BBM, komoditi seperti tepung terigu sudah naik. “Komoditi lain, tepung sebelum kenaikan BBM sudah naik dan memang karena bukan produksi dalam negeri, bahan bakunya gandum,” terangnya.
Pada Bulan Agustus diungkapkan Selfina, cabai sempat mengalami kenaikan harga hingga mencapai Rp150 ribu per kilogram dan menyumbang inflasi. Itu disebabkan cuaca di Timika yang membuat produksi lokal berkurang akibat cuaca dan supply dari luar Timika juga tidak banyak.
Tapi sekarang harga cabai sudah kembali turun. “Kalau lokal itu akibat cuaca sehingga produksi petani menurun. Agustus itu cabai harganya sampai Rp150 ribu. Itu yang sumbang inflasi. Tapi setelah cuaca mulai membaik harganya sudah turun,” terang Selfina.
Harga barang khususnya sembako di Timika dikatakan Selfina sangat dipengaruhi supply karena sebagian besar masih didatangkan dari luar terutama beras. Sehingga Disperindag melakukan pengawasan untuk memastikan ketersediaan pasokan agar tidak terjadi kelangkaan yang bisa menyebabkan kenaikan harga yang berlebihan.
Selain pengawasan, bentuk antisipasi juga dilakukan Disperindag dengan melakukan operasi pasar komoditi tertentu. “Dengan kondisi sekarang kita melihat khususnya bahan pokok apa yang harganya terlalu tinggi kita coba masuk dengan operasi pasar. Tapi kami masih melihat situasi,mana yang betul-betul dibutuhkan masyarakat, kita bisa intervensi harga,” paparnya.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More