TIMIKA, pojokpapua.id – Untuk memastikan hewan layak untuk dikurbankan dan juga daging yang sehat untuk dikonsumsi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika melakukan pemeriksaan hewan kurban sebelum dipotong atau pemeriksaan ante mortem dan juga pemeriksaan post mortem untuk daging yang akan dibagikan kepada masyarakat.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika, drh Sabelina Fitriani saat melakukan pemeriksaan di Masjid Miftahul Huda – LDII Mimika, Kamis (29/6/2023) mengatakan pemeriksaan dilakukan di 34 masjid. Ada 36 petugas yang disebar untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan pemotongan hewan kurban. “Jadi bagaimana perlakuan mulai dari pemotongan sampai menjadi daging yang dikemas,” katanya.
Sabelina mengungkapkan sebelum dipotong, sudah dilakukan pemeriksaan ante mortem di kandang milik 3 pemasok. Ia menyebut, semua sapi dalam keadaan sehat. Adapun yang patah tulang karena saat dipindahkan dari kapal ke truk, kemudian dari truk ke kandang.
Pemeriksaan juga dilakukan saat pemotongan. Ia mengungkapkan, beberapa masjid di Timika sudah menggunakan peralatan yang semestinya dalam melakukan pemotongan. Tapi menurutnya Masjid Miftahul Huda LDII salah satu masjid yang menyiapkan manajemen pemotongan dan peralatan yang memenuhi kriteria.
Mulai dari pemotongan, sapi diarahkan ke tempat berbeda. Saat dipotong, ditutupi agar tidak dilihat oleh sapi yang belum dipotong karena bisa mempengaruhi psikologisnya yang bisa membuat sapi jadi stres. Jika itu terjadi bisa menurunkan kualitas daging. Ada juga tempat pembuangan khusus untuk darah hewan yang sudah dipotong.
Meski ada temuan seperti cacing hati, namun dijelaskan Sabelina itu bisa ditolerir jika tidak merusak organ. Masih bisa dikonsumsi tapi harus dimasak, bukan dimakan mentah atau dibuat sate. Namun apabila cacing hati menyebabkan kerusakan bagian dalam hati maka, hati harus dibuang dan tidak boleh dimakan sekalipun dimasak. Pasalnya cacing hati ini bisa menular ke manusia.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More