TIMIKA, pojokpapua.id – Dalam beberapa tahun terakhir, Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Mimika mulai fokus mengembangkan perkebunan kopi baik di dataran rendah untuk kopi robusta maupun dataran tinggi untuk kopi arabika.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Hortikultura, Alice Wanma menyebut, produksi petani secara perlahan mulai meningkat. Meski belum maksimal. Tahun lalu diperkirakan produksi bisa mencapai 5-6 ton.
Sebenarnya produksi bisa lebih dari itu. Tapi diiungkapkan Alice, yang menjadi kendala adalah transportasi. Produksi kopi di pegunungan hanya bisa diangkut menggunakan transportasi udara atau kopi hasil kebun petani harus dijemput. Jika terlambat maka kopi pasti rusak.
Untuk itu pada Tahun 2023 ini, Distanbun Mimika telah mengalokasikan anggaran menggunakan dana Otonomi Khusus (Otsus) untuk sewa helikopter yang digunakan untuk menjemput kopi hasil kebun petani. Penjemputan dijadwalkan tiga kali dalam tahun ini disesuaikan dengan masa panen atau ketersediaan kopi petani.
Selain menjemput kopi petani, Distanbun juga mengalokasikan dana untuk membantu petani dalam pemeliharaan tanaman kopi. “Kita juga ada alokasi dana untuk bantu petani melakukan pembersihan lahan. Karena tidak ada tenaga kerja jadi kita siapkan anggaran untuk bisa bayar pekerja. Karena petani tidak mampu kerja. Jadi jalan satu-satunya ya kita alokasikan dana Otsus,” jelasnya.
Alice mengungkapkan, saat ini kopi dikembangkan di 13 distrik dan 32 kampung dengan luas hamparan kebun 261,5 hektar. Sembilan distrik dan 18 kampung di dataran rendah mengembangkan kopi robusta dan empat distrik dan 14 kampung di dataran rendah mengembangkan kopi arabika.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More