TIMIKA – Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga berkomitmen menciptakan desa wisata yang akan dijadikan destinasi pariwisata baik wisatawan lokal maupun nasional. Sebagai tahap awal, Disparbudpora menggelar kegiatan pengelolaan destinasi pariwisata bagi kelompok masyarakat. Pelatihan digelar di Hotel Grand Tembaga, Kamis (25/08/2022).
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Jacob Toisutta mengatakan ke depan ada desa wisata yang dapat dikembangkan dengan tujuan untuk peningkatan perekonomian masyarakat agar daerah ini tidak terpatok ke satu sektor saja pendapatan saja.
Dengan desa wisata akan meningkatkan kreatifitas masyarakat yang dimulai dari kelompok masyarakat yang ada di sekitar desa. Setelah kegiatan ini kata dia, diharapkan yang sudah ikut kegiatan akan diikutsertakan dengan lomba inovasi desa wisata. Kelompok masyarakat yang inovatif dan terpilih akan diikutsertakan mengikuti kunjungan ke lokasi desa wisata di luar Timika untuk belajar dan melihat pengelolaan desa wisata. Ke depannya juga, yang berhasil dan kreatif, pemerintah akan mempersiapkan mereka untuk mengelola wisata mangrove.
Asisten Bidang Administrasi dan Umum Setda Mimika, Hendritte W Tandiyono menyebut pengelolaan industri pariwisata akan sangat mempengaruhi bagaimana dari pihak pengelola itu sendiri. Dimana, prinsip utama dalam desa wisata adalah desa yang fokus pada pemberdayaan masyarakat untuk membangun desa secara mandiri. Pengembangan desa wisata adalah visi pemerintah untuk pengelolaan desa wisata sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.
Pemerintah mendukung proses untuk menjadikan desa wisata salah satunya dimulai dengan melatih sumber saya manusia di tingkat kampung dan distrik yang akan dijadikan destinasi desa wisata. Dengan desa wisata tidak saja menghasilkan sumber pendapatan bagi daerah namun juga menghasilkan insan pariwisata dengan kwalitas daya saing yang tinggi.
Wisata mangrove di Pomako contohnya harus terus dikelola agar bisa menarik minat wisatawan. “Bukan saja kios-kios yang menjual makanan dan minuman, namun diharapkan dinas lebih kreatif untuk menampilkan hasil ukuran, anyaman noken maupun batik Papua karya dari pengrajin lokal ditampilkan di lokasi wisata mangrove,” papar Hendritte.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More