MAPPI, pojokpapua.id – Penjabat Bupati Mappi, Michael R. Gomar S.,STP,M.Si menemui anak-anak putus sekolah yang berjumlah sekitar 28 orang di Kota Kepi. Lewat pertemuan yang berlangsung di Taman Mappi Bangkit pada Minggu (14/5/2023), Pj Bupati berdikusi dengan anak-anak putus sekolah.
Dari diskusi itu, anak-anak mengungkapkan keinginannya untuk sekolah. Menyikapi itu, Pj Bupati meminta Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3A-KB) untuk melakukan pendataan serta memfasilitasi anak-anak kembali bersekolah.
“Saya pikir ini langkah awal yang baik untuk kita mengumpul anak-anak kita yang selama ini berkeliaran tanpa tujuan yang jelas. Ini adalah awal yang baik di hari yang baik pada hari Minggu ini,”ungkap Pj Bupati.
Dinas Sosial dan Dinas P3AKB untuk membimbing anak-anak dengan melibatkan semua pihak mulai dari organisasi keagamaan, organisasi pemuda, TP PKK, Bhayangkari, Persit dan semua ormas yang ada di Mappi. Sebab, ditegaskan Pj Bupati, setiap anak berhak untuk sekolah.
Pj Bupati menyatakan persoalan ini harus jadi perhatian utama dan menjadi atensi bagi semua OPD.
Pj Bupati menegaskan, anak -anak ini akan di bagi menjadi tanggung jawab oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan sebagai Anak Asuh atau Ade Asuh, yang dibina dan didampingi oleh organisasi baik TP- PKK, Bhayangkari, Persit, OMK, Pemuda Gereja, Lembaga Gereja, dibawah koordinasi pembinaan dan pengawasan secara Kolaborasi dan berkelanjutan.
“Secara teknis ibu Kadis dan pak Kadis tolong siapkan apa yang akan dilakukan setelah ini. Sehingga saat memasuki tahun ajaran baru semua bisa diakomodir. Saya tegaskan ini bukan hanya tanggungjawab Dinas Sosial dan Dinas P3AKB saja tetapi tanggungjawab semua OPD yang ada. Dinas sosial dan Dinas P3AKB hanya sebagai koordinator. Namun kewajiban kita semua untuk membimbing mereka,”tegasnya.
Bule, sapaan salah seorang anak menyampaikan keinginannya kepada Pj Bupati bahwa ia ingin kembali bersekolah. Sejak putus sekolah, ia bekerja sebagai buruh di Pelabuhan Kepi untuk membantu orang tuanya. Namun hasilnya juga digunakan untuk beli lem yang biasa disebut lem aibon bersama teman-temannya.
“Bapak Pj Bupati, selama ini saya kerja di pelabuhan. Tetapi sekarang saya ingin kembali sekolah,”ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas P3AKB, Verdinanda Genoveva mengatakan, saat ini mereka sudah mendata sebanyak 28 orang anak yang putus sekolah di Kota Kepi dan sekitarnya. Kebiasaan mereka selama ini sering menghisap lem aibon yang berdampak buruk bagi kesehatan dan masa depan mereka.
Dikatakan, Verdinanda bahwa 28 orang anak tersebut berdomisili di tiga lokasi yakni di 14 orang di kota Kepi, 6 orang di Kampung Emete dan 8 orang di jalan bandara.
Setelah mendapat instruksi dari Pj Bupati, Verdinanda bersama jajaran terus melakukan pendataan anak-anak putus sekolah. Disamping itu pihaknya juga menyiapkan skema untuk membimbing anak-anak tersebut.
“Kita akan data kembali umur dan tempat tinggal mereka, setelah itu kita akan berkoordinasi dengan dinas terkait agar mereka semua ini bisa kembali bersekolah,”tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial, Ignasius Babaga yang meminta anak-anak tersebut untuk berhenti menghirup lem aibon, karena hal itu bisa bisa merusak masa depan mereka.
“Sore ini kita bersama -sama dengan bapak Pj Bupati kita ada disini karena sayang dengan adek-adek punya masa depan. Jadi mulai sekarang stop hirup lem aibon lagi,”pungkasnya.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More