YPMAK Studi Banding di Yayasan Berpengalaman di Jakarta

JAKARTA (Liputanpapua.id) – Jajaran pimpinan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelolaan dana kemitraan PT. Freeport Indonesia melaksanakan studi banding di tiga yayasan di Jakarta.

Wakil Direktur Grant making YPMAK, Yohan Oliever Wambrau pada Jumat 15 April 2022 mengatakan studi banding di tiga yayasan yaitu Yayasan Dompet Dhuafa, Yayasan Kehati dan PwC dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut mulai Senin 11 April – Rabu 13 April 2022.

Yohan menjelaskan, studi banding ini penting dilakukan mengingat YPMAK saat ini dalam masa transisi untuk implementasi semua program dalam konteks grand making atau dana hibah.

“Mengapa demikian karena dana kemitraan YPMAK adalah dana CSR PT. Freeport Indonesia. Maka, dengan mengunjungi yayasan-yayasan pengelolah dana hibah ini, kami belajar, dan mendapat wawasan dari mereka yang sudah memiliki pengalaman dalam menerapkan grand making yaitu mengelola dana hibah, ” kata Yohan.

Lebih lanjut Yohan mengatakan, harapannya agar melalui studi banding itu, pengurus YPMAK dapat mengetahui tentang bagaimana sistem, mekanisme atau proses pengelolaan dana hibah, dan apa keberhasilan dan kendala yang dihadapi selama mengelola dana hibah.

“Jadi mekanismenya itu, kami datang langsung ke yayasan-yayasan tersebut untuk mendengar presentasi dan ada diskusi di sana. Setelah itu kami kembali dan melakukan refleksi dalam tim terkait apa yang diperoleh dari kunjungan tersebut. Pada hari terakhir dari refleksi, dibuat rangkuman hal-hal apa yang diperoleh dan bisa diterapkan dan dirangkum dalam satu laporan yang akan dipresentasikan kepada pengurus YPMAK dan nanti diteruskan kepada pengawas dan pembina,” tutur Yohan.

Lebih lanjut kata Yohan, selanjutnya para pembina, pengawas dan pengurus YPMAK akan melihat hal-hal apa yang perlu ditindaklanjuti ke depan dan menjadi bagian yang diusulkan oleh tim grand making untuk mendapat persetujuan. Dari hasil itu, akan dilihat apa saja program-program YPMAK yang bisa dilakukan dalam konteks grand making.

“Yang jelas tidak semua program yang saat ini dijalankan dibuat dalam bentuk grand making tetapi akan ada prioritas-prioritas yang akan disesuaikan dengan kondisi dari implementasi grand making di setiap program yang ada terutama program ekonomi, pendidikan dan kesehatan, ” kata Yohan.

Hal ini juga kata Yohan yang ditemui saat melakukan kunjungan, yaitu tidak semua program dapat diimplementasikan dalam grand making.

“Sebagai contoh di Yayasan Dompet Duafah, program grand makingnya di bidang ekonomi dan itupun terbatas. Yayasan Kehati yang hanya pada bidang pelestarian yang berkaitan langsung dengan masyarakat. Sementara PWC, hanya pada ekosistem kelautan, kehutanan dan pertanian dan dapat diterapkan di YPMAK karena basisnya masyarakat, ” tuturnya.

Sementara itu terkait kapan dilaksanakannya grand making di YPMAK, Yohan menjelaskan, sesuai dengan rencana awal tahun 2022 ini, sudah harus ada pilot project grand making namun dengan studi banding yang dilakukan akan lebih meyakinkan dan memastikan YPMAK terkait program-program mana saja yang dapat dijadikan pilot project grand making.

“Karena faktanya berdasarkan hasil kunjungan tidak semua program dapat diimplementasikan dalam grand making terutama bagi YPMAK karena tiga program utama yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi sudah berjalan cukup lama, ” ungkapnya.***

The post YPMAK Studi Banding di Yayasan Berpengalaman di Jakarta appeared first on Liputan Papua.

Pos terkait