WBFC Kunjungi Skadron Penerbad Timika, Dansatgas: Keberhasilan Butuh Perjuangan Serta Miliki Attitude dan Disiplin

Foto bersama di salah satu Alutsista Udara Operasional Penerbad Timika (Foto:salampapua.com/Acik)

SALAM PAPUA (TIMIKA)– Mendapatkan kesempatan mengunjungi Skadron Pusat Penerbangan TNI AD (Penerbad) di Timika, para pesepakbola muda Waanal Brothers Football Club (WBFC) Mimika menerima banyak motivasi termasuk terkait etika profesi dari Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Penerbad Timika, Mayor CPN Andung Riyadi bersama beberapa Kapten selaku Pilot dan Co-Pilot Alutsista TNI AD, Selasa (22/11/2022).

Pantauan langsung salampapua.com, kedatangan tim WBFC dipimpin Wakil Manajer WBFC Jason Manurung didampingi coach Rochi Putiray dan tim official, disambut hangat khas prajurit TNI AD.

Selain memperkenalkan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) serta empat unit Alutsista operasional dunia Penerbad, di bawah terik matahari para pemain WBFC ini juga menerima motivasi dari Dansatgas Penerbad Timika, Mayor CPN Andung Riyadi.

Mayor Andung menyampaikan bahwa di bidang apapun, segala sesuatu harus dimulai dari bawah melalui perjuangan. Di dunia Penerbad juga harus melalui pendidikan, latihan, kemauan keras serta semangat.

“Bukan hanya enak-enakan saja, kita bisa berhasil. Kita harus berjuang. Mudah-mudahan suatu saat adik-adik semua bisa berlaga di luar negeri. Itu tentunya menjadi kebanggaan kami karena hari ini sudah sempat ketemu berbagi ilmu dan foto bersama,” katanya.

Dansatgas Penerbad Timika, Mayor CPN Andung Riyadi saat memberikan motivasi kepada tim WBFC


Tim WBFC foto bersama dengan beberapa Kapten selaku Pilot dan Co-Pilot Alutsista TNI AD

Ia pun mengapresiasi pola pembinaan WBFC yang juga mengutamakan attitude dan kedisiplinan. Itu merupakan dua hal yang harus diterapkan dalam profesi apapun.

“Pesepakbola WBFC menjadi harapan bangsa. Aples Tecuary dan Rochi Putiray harus dijadikan panutan bagi semua. Kami di sini sangat bangga dan berharap ke depannya bisa menyaksikan kalian di layar televisi,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Manajer WBFC, Jason Manurung memaparkan sejarah singkat terbentuknya klub sepakbola yang menggabungkan anak-anak dari berbagai suku se-Indonesia tersebut.

Pada tahun 2019, anak sulung dari Manurung bersaudara (Four Brothers), yakni Ray Manurung mendapat kepercayaan sebagai Manajer Timnas Pelajar U-15 Kemenpora dan mengasuh puluhan  anak yang berhasil disaring.

Setelah Timnas U-15 berakhir, Four Brothers (Ray, Joe, Jason, dan Randy Manurung) berpikir untuk melanjutkan pengembangan bagi anak-anak berbakat tersebut.

“Dari situlah Four Brothers bergerak, karena sangat disayangkan kalau bibit-bibit unggul yang ada dibiarkan tanpa adanya wadah. Di Bandung kami kemudian membuatkan tempat tinggal, membina, dan menjalani latihan untuk puluhan anak-anak tersebut. Sampai saat ini pun sebagian dari anak-anak ini masih tercatat sebagai mahasiswa di Bandung, dan ada juga yang masih berstatus sebagai pelajar, serta dari mereka ada yang sudah berusia 18 tahun,” ungkap Jason di hadapan Dansatgas Penerbad Timika, Mayor CPN Andung Riyadi yang didampingi beberapa Pilot dan Co-Pilot Alutsista TNI AD.

Wakil Manajer WBFC Jason Manurung saat memberikan Jersey WBFC kepada Mayor CPN Andung Riyadi


Sekjen WBFC Joe Manurung saat memberikan Jersey WBFC kepada salah satu Pilot Alutsista TNI AU


Salah satu dari Four Brothers Randy Manurung saat menerima cenderamata dari Co-Pilot Alutsista TNI AD 

Puluhan anak WBFC ini dilatih oleh coach yang melegenda di dunia sepakbola Indonesia bahkan internasional, yaitu Coach Rochi Putiray dan Coach Aples Tecuary. Karena itu mereka sangat matang untuk berlaga di Liga 3 PSSI zona Papua.

Jason menambahkan, WBFC ini merupakan singkatan dari Waanal Brothers Football Club. Dimana “Waa” merupakan nama satu kampung di Tembagapura, sedangkan “Nal” dalam bahasa suku Amungme berarti anak laki-laki. Kemudian ditambah dengan kata “Brothers” artinya empat bersaudara yaitu Ray, Joe, Jason, dan Randy Manurung yang semuanya lahir di kampung Waa, Tembagapura, yang juga dikenal dengan sebutan Anak Gunung Tembagapura (AGuTe).

“Di Liga 3 untuk wilayah Papua, anak-anak WBFC ini tergolong yang paling muda,” ujarnya.

Untuk diketahui, mantan Dansatgas Penerbad Timika, Letkol CPN Atenius Murib yang saat ini menjabat sebagai Dandim Jayawijaya juga merupakan Pembina WBFC.

Pelatih Kepala WBFC Rochi Putiray saat memberikan Jersey WBFC kepada salah satu Co-Pilot Alutsista TNI AD


Para pesepakbola muda WBFC saat mempersembahkan Yel-Yel di hadapan Dansatgas Penerbad Timika Mayor CPN Andung Riyadi bersama beberapa Pilot dan Co-Pilot Alutsista TNI AD

Sedangkan Pelatih Kepala WBFC, Rochi Putiray menambahkan bahwa dalam membimbing pemain-pemain muda tersebut butuh kesabaran dan ketekunan.

Menurut pria berdarah Maluku yang mengawali karir sepakbolanya bersama klub Arseto Solo tahun 1987-1999 ini, puluhan anak WBFC merupakan pemain muda yang berbakat serta punya komitmen yang luar biasa. Dirinya pun menargetkan pada tahun 2027 WBFC harus masuk ke Liga 1 PSSI.

Melalui kunjungan ke Penerbad TNI Timika ini, dia berharap bisa lebih membuka wawasan bagi anak-anak asuhnya tersebut. Sebab yang juga didorong di WBFC adalah persoalan mental, etika dan kedisiplinan di dalam dunia sepakbola, karena dalam dunia sepakbola bukan hanya persoalan siapa yang kuat atau siapa yang menang, namun etika juga menjadi sesuatu yang wajib dimiliki.

Rochi menungkapkan, kunjungan ini merupakan kegiatan yang kesekian kalinya dalam mengisi waktu luang di sela-sela latihan rutin yang tetap dilakukan pada masa jeda Liga 3 PSSI zona Papua atas peristiwa Kanjuruan.

Mengingat rata-rata pembina WBFC merupakan Komandan Satuan, maka melalui kunjungan ini, diharapkan anak-anak bisa termotivasi dan bertujuan supaya memiliki tekad “NKRI Harga Mati”. Sebab tekad itu harus terpatri dalam diri anak-anak muda di semua bidang termasuk di dunia sepakbola.

“Puji Tuhan, dari segi attitude dan kedisiplinan, anak-anak ini mendapatkan apresiasi khusus saat bertanding di Jayapura. Di tengah keteledoran wasit, mereka tidak marah dan tetap bermain sportif serta tetap bersahabat dengan lawannya. Itulah yang membuat kita semua bertekad membawa mereka hingga ke tingkat internasional,” tutur sang legend sepakbola yang sempat memperkuat club Liga Hongkong tahun 1999/2000 itu.

Pertemuan dirangkaikan dengan penyerahan Jersey WBFC kepada tim Penerbad, kemudian juga pemberian cenderamata dari Tim Penerbad kepada Wakil Manajer, Coach serta tim official WBFC. Ada juga persembahan yel-yel dari para pemain WBFC, kemudian pengenalan yel-yel penyemangat dari Penerbad, dan akhirnya ditutup dengan kegiatan foto bersama.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy

Sumber: SALAM PAPUA Read More

Pos terkait