Warga Datangi Bappeda Minta Kejelasan Pemanfaatan Bekas Galian C

Datang : Pemilik lokasi galian C Selamat Datang, Mussa Dendegau didampingi Waterpau beserta  puluhan orang mendatangi kantor Bappeda, Senin(11/4). FOTO:YOSEF/TIMEX

 TIMIKA, TimeX

Mussa Dendegau yang mengaku sebagai pemilik Galian C di Kali Selamat Datang, didampingi Waterpau beserta sekelompok orang lainnya mendatangi kantor Bappeda untuk meminta kejelasan terkait tindak lanjut rencana pembangunan tempat wisata, Senin (11/4).

Baca juga : Siwa Lokbere Dianiaya Kerabatnya Hingga Tewas

Sekelompok warga ini diterima oleh Senray Aris Morin, Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda di halaman Kantor Bappeda.

Waterpau mengatakan, bekas galian C itu sudah ditata dan akan dibuka sebagai tempat wisata pemancingan dan permandian.  Hanya saja sampai saat ini tidak mendapat rekomendasi dan izin dari Pemda Mimika. padahal sudah disampaikan sebelumnya untuk duduk bersama menyatukan pikiran terkait pembangunan.

“Kalau kita bicara ulang lagi, tarik masalah tahun lalu sampai tahun ini tu panjang. Bappeda minta kita buat masterplan, tapi kasihan Musa ini masyarakat biasa pak, kita datangkan konsultan dari Jakarta habis dengan biaya makan dan sebagainya. Setelah kemarin bapa minta, bilang lagi masterplan . Konsultan dua pak yang kita ada pakai biaya makannya bagaiamana coba bapa kalikan,” tukasnya.

Menurutnya Pemerintah sebagai pelayan masyarakat harusnya bisa memberikan dukungan dan arahan untuk kelanjutan perencanaan pembangunan ini. Dia menuntut agar segera dipastikan apakah Bappeda bisa membantu atau tidak.

“Kami selama ini nekat karena kami mau tempat yang hancur itu jadi bagus, supaya orang banyak bisa datang dan tempat ini bisa dipakai oleh Pemda Mimika juga. Kami tidak ada maksud apa-apa,” katanya lagi.

Ia juga mengungkapkan bahwa dalam beberapa minggu terkahir operasi galian C sudah diberhentikan. Namun, karena kelamaan menunggu dukungan pemerintah, operasi galian c terpaksa diaktifkan kembali guna membantu anggaran pembenahan lokasi.

“Kalau kita tunggu, bapak besok dan lusa bikin keputusan bapa tidak bisa keluarkan uang untuk kami bayar alat. Kalau bapa tidak percaya mulai dari dua minggu yang lalu lokasi di sana sudah jauh berubah,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan pengalihan fungsi galian c menjadi tempat wisata ini adalah salah satu langkah yang baik masyarakat asli Papua bersaing dengan para pendatang.

“Berarti bukan kami mengada-ada.  Kami punya inisiatif pikiran, kami mau bersaing dengan para pendatang. Ini pun bukan maksud kami untuk mendesak atau memaksa pemerintah untuk mengizinkan tapi maunya saya supaya mari kita duduk. Terus kita mulai diskusikan ini jelas tidak yang kita mau,” pungkasnya.

Sementara itu Mussa Dendegau pemilik lahan menyampaikan, pihaknya telah memberikan masterplan sebanyak dua kali sejak tahun lalu, namun sampai sekarang belum ada tindak lanjut yang pasti.

Ia juga menyesali beberapa kali melihat pemerintah memberikan izin di lokasi lain untuk dibuat kolam ikan. Sementara pihaknya tidak diberikan izin.

“Kalau seingat saya, pernah ada beberapa lokasi yang diberikan untuk dibuat kolam ikan,” katanya.

Ia meminta agar Bappeda bisa memberikan kepastian apakah lokasi galian c ini bisa dibenahi secara bersama-sama antara pemerintah dengan masyarakat atau tidak.

“Saya pun tidak berani melakukannya sendiri karena saya tahu saya punya kemampuan ilmu terbatas. Untuk itu pemerintah harus arahkan kami karena masyarakat tidak mungkin jalan sendiri. Saya sangat senang waktu lima dinas turun saat itu tapi tidak ada kelanjutan setelah diminta waktu dua minggu,” tuturnya.

Menurut Mussa, pihaknya hanya butuh izin, sehingga meminta dukungan dari Bappeda, atu setidaknya diarahkan ke instnasi teknis lainnya yang bisa mendukung, seperti Dinas Perikanan, atau Perizinan Terpadu atau dinas PU untuk buat talud seperti apa.

“Kami bisa ambil batu sendiri dari Iwaka. Masyarakat bisa kerjakan itu. Dan kalau memang tidak bisa dijadikan tempat wisata, sampaikan ke kami tempat itu layak jadi apa,” tegasnya.

Mussa mengaku, lokasi galian c kini secara perlahan sudah dibenahi sendiri oleh masyarakat sembari menunggu perhatian dari Pemerintah.

“Jangan terus menunda-nunda sampai seperti ini, itu yang menyulut emosi kami. Kalau memang tidak bisa ya disampaikan. Jangan kita telpon-telpon terus cari sampai kita harus turun lagi. Tidak mungkin kita turun, kita menunggu saja,” imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, setelah pulang dari Bappeda, masyarakat akan tetap melakukan aktivitas galian c untuk mendukung biaya pembenahan lokasi.

“Ini kami pulang, kami akan tetap lakukan aktivitas sampai Sekda kah siapa kah datang di lokasi baru kami berhenti dan ikut arahan dari pemerintah. Mau bilang masterplan, kami sudah dua kali berikan masterplan tapi belum ada realisasi. Jadi kami tunggu pemerintah datang ke lokasi,” pungkasnya.

Sementara itu, setelah menemui Yohana Paliling, Kepala Bappeda Yohana Paliling kepala Bappeda menyampaikan bahwa pihaknya akan melanjutkan aspirasi Mussa bersama rombongan kepada pimpinan dalam hal ini Bupati Mimika.

“Kita hanya diskusi saja, ada keinginan di masyarakat di lapangan lalu masih ada proses dengan OPD terkait. Jadi kami tadi diskusi dan kami akan sampaikan ke pimpinan kami juga lalu dengan OPD terkait. Urusannya nanti seperti apa, nanti kita dengar ya,” jelas Yohanna.

Lanjutnya, memang para pemilik tersebut sudah beberapa lama menunggu tetapi OPD teknis yang di situ kan harus bertemu dulu untuk melihat boleh atau tidak. Kalau boleh seperti apa, kalau tidak pun karena apa, tidak ada masalah.

“Kami cerita baik, dan mereka juga sangat proaktif untuk kita sama-sama diskusi,” imbuhnya. (a33)

 

The post Warga Datangi Bappeda Minta Kejelasan Pemanfaatan Bekas Galian C appeared first on Timika Express.

Pos terkait