TIMIKA | Peristiwa pembakaran pesawat dan penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) menuai kecaman dari tokoh agama, Salah satunya Pendeta Albert Yoku yang menilai kejadian itu telah menciderai pengorbanan pilot.
Menurut pendeta Albert, pengorbanan para pilot tidaklah kecil untuk bisa membawa peradaban dan pembangunan di Tanah Papua, terutama di wilayah Papua Pegunungan.
“Karena mereka (Pilot) mempertaruhkan nyawa dengan jalur yang pendek dan cuaca yang kadang buruk,” kata Pendeta Albert dalam diskusi di Jakarta yang disiarkan, Kamis (2/3/2023).
Masih menurut Pendeta Albert, penerbangan perintis memiliki andil besar untuk membuka isolasi dan membawa perubahan di wilayah pegunungan Papua, termasuk memudahkan petugas gereja.
Karena itu, ia mengajak peran serta tokoh adat dan agama untuk dapat mengakhiri kasus penyanderaan Pilot Susi Air ini.
“Peran yang saya pikir dari tokoh agama, tokoh adat, tetap harus mengimbau dan mengingatkan anak Egianus ini, karena ini merupakan tindakan fatalisme terhadap perubahan yang selama ini sudah dibangun,” ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) itu berpesan kepada Egianus Kogoya agar segera membebaskan Pilot Susi Air karena menurutnya merupakan merupakan tokoh yang berjasa untuk Papua.
“Saya mengingatkan kepada Egianus bahwa pilot itu adalah orang yang berjasa, karena dia meninggalkan keluarganya dan siap menerima risiko di wilayah itu (Nduga), sehingga para pimpinan adat harus bicara soal matinya perkembangan,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menerangkan soal penerbangan-penerbangan perintis menjadi suatu penerbangan yang sangat penting. Menurutnya, penerbangan perintis bukan hanya mengangkat barang, tetapi juga mengangkat manusia
“Makanya kalau kemudian masih terjadi lagi adanya penyergapan bahkan pembakaran, membuat kita cukup sedih mendengar hal itu,” imbuh Ikrar.
Ikrar pun mengungkapkan pendekatan keamanan menjadi pilihan terakhir. Namun sebelum itu, bisa saja ada pilihan kedua, yakni menggunakan pihak ketiga sebagai mediator untuk perundingan tersebut, termasuk tokoh agama.
“Tokoh agama bisa menyatu dan memiliki visi serta keinginan yang sama dalam menyelesaikan masalah ini, mereka bisa menyelesaikan konflik di adat setempat,” jelasnya.
Tak lupa, Ikrar pun berharap agar perdamaian di Papua dapat terus terwujud karena hal itu akan memberikan dampak besar bagi rakyat Papua maupun Indonesia secara umum.
Artikel ini telah tayang di seputarpapua.com
LINK SUMBER : Tokoh Agama Minta Egianus Kogoya Bebaskan Phillip Mark Mehrtens