MERAUKE | PT. Telkom Indonesia Wilayah Papua akhirnya menyanggupi beberapa poin tuntutan mahasiswa dan masyarakat Merauke dalam aksi unjuk rasa yang disampaikan di Kantor Telkom Merauke, Senin (15/1/2024) malam.
Tuntutan mahasiswa dan masyarakat agar Telkom mengklarifikasi secara transparan penyebab putusnya kabel optik dan memperlihatkan foto-foto kerusakan di bawah laut. PT Telkom juga harus memberi penguatan signal jaringan internet di titik-titik yang bisa diakses warga, kompensasi penggunaan paket data dan kompensasi WIFI (Indihome)
General Manager Wilayah Telkom Papua mengatakan, tuntutan pemulihan jaringan internet di Merauke agar bisa berjalan normal seratus persen memang belum bisa diwujudkan. Namun pihak Telkom terus berupa keras untuk menjawab aspirasi masyarakat dengan terus mengoptimalkan layanan melalui Backup Link Starlink.
“Pertama-tama, kami minta maaf kepada masyarakat Merauke yang telah setia menggunakan layanan Telkom Group. Kondisi sekarang terjadinya penurunan kualitas layanan yang disebabkan kabel optik kita, kabel SMPCS di laut putus,” ucap Antonius dalam Jumpa Pers usai unjuk rasa di Kantor Telkom Merauke, Senin (15/1/2024).
Putusnya kabel SMPCS, kata Antonius, di jarak 138 km dari Merauke di kedalaman 42m (segmen laut). Hal tersebut menyebabkan terjadinya penurunan kualitas layanan internet khususnya LTE 4G.
“Ada beberapa hal yang harus segera kami upayakan. Pertama, bagaimana supaya layanan tetap ada, tidak hilang sama sekali. Meskipun tidak bisa menggantikan atau menyamakan pada saat kondisi kabel kami itu normal,” kata Antonius.
Dia menerangkan, secara traffic sebenarnya diperlukan sekitar 64 GB. Saat ini Telkom sudah menyediakan hingga 6 GB. Namun 64 GB itu piciknya, couverage (cakupan) sekitar 40 GB, sehingga rata-rata sudah bisa membackup 17 persen.
“Layanan voice (suara) seluler kita sudah bisa, layanan SMS kita sudah bisa. Layanan 4G itu beberapa titik, paling tidak untuk chat atau teks itu sudah bisa. Namun untuk video streaming seperti Youtube masih sangat berat,” jelasnya.
“Sedangkan untuk layanan temporer, pihaknya sudah memberikan layanan WIFI yang bisa diakses secara gratis di Kantor Plaza Telkom Group, kemudian layanan di titik-titik pangkalan ojek online.
“Per sore hari ini (kemarin, red) kami sedang mengupayakan 4 titik supaya bisa hidup. Kemudian di titik-titik UMKM, proses instalasinya sedang berlangsung,” kata Antonius.
Di beberapa kampus perguruan tinggi, pihak Telkom belum bisa memberikan layanan akses gratis. Kebetulan juga di Universitas Musamus ada perangkat Telkom di sana, sehingga cepat memberikan layanan WIFI, meskipun kualitasnya belum begitu baik.
“Tadi saya mendapatkan informasi dari tim IT Universitas Musamus, Pak Sony, kalau di sana layanan WhatsApp sudah bisa beroperasi, seperti itu,” tandas Antonius Joko yang didampingi Justino Fernades, Kakandatel Merauke.
Tuntutan terkait penguatan signal jaringan, kata Antonius, sudah dieskalasikan di titik-titik tertentu. Sedangkan kompensasi kuota dan paket Indihome yang sudah terlanjur dibeli pelanggan, maka masa berlakunya akan diperpanjang dan tidak hangus begitu saja, misalnya sebelum kabel hidup batas kuotanya sudah hangus.
“Kuota (paket data) akan diperpanjang, disesuaikan. Dihitung dari layanan itu bisa hidup kembali. Sama juga dengan pelanggan Indihome, kita akan lakukan kompensasi dengan skema Pro-rata. Kalau pelanggan Indihome memang tidak pakai sama sekali, tentunya ada kompensasi Telkom Group soal pembayarannya nanti,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di seputarpapua.com
LINK SUMBER : Telkom Merauke Sanggupi Tuntutan Demo Mahasiswa Soal Kompensasi Kuota Internet