TIMIKA – Dalam beberapa bulan terakhir, Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika atau Basarnas menangani cukup banyak insiden kecelakaan transportasi terutama transportasi laut yang menyebabkan puluhan jiwa hilang. Juga dua kasus kecelakaan transportasi udara dengan satu orang korban jiwa.
Selain tingginya insiden dan cakupan wilayah operasional yang terbilang luas, Basarnas Timika tentunya membutuhkan penguatan sumber daya. Itu bisa dilakukan dengan peningkatan tipe yang sekarang tipe B menjadi tipe A.
Deputi Operasi Kesiapsiagaan BASARNAS Pusat, Laksamana Muda Eko Suyatno Ribut mengatakan untuk peningkatan status membutuhkan proses. Basarnas kata dia, punya kebijakan strategis yang ditetapkan dalam rencana strategis (renstra) yang menetapkan 43 kantor SAR dan klasifikasinya yaitu Tipe B dan A. Kantor SAR Timika saat ini masih tipe B dengan pejabat eselon III.
Eko menyebutkan, salah satu kendala terbesar untuk peningkatan adalah sumber daya. Secara nasional Basarnas memiliki SDM 4.029 diantaranya 2000 rescuer, selebihnya staf. “Yang rescuer di lapangan, selesai di lapangan dia menyerahkan tugasnya dan juga ada pertanggungjawaban yang harus diselesaikan karena kita bagian dari pemerintahan yang menggunakan anggaran negara,” jelasnya.
Peningkatan klasifikasi Kantor SAR Timika menjadi tipe A menurutnya sudah memungkinkan sejalan dengan pemekaran Provinsi Papua Tengah. Tapi bukan berarti otomatis meningkat karena harus diusulkan lagi ke Menpan RB untuk perekrutan SDM. Ditambah lagi beban tambahan yakni cost untuk gaji dan penambahan sarana prasarana.
Dalam melakukan rekrutmen di Papua, Basarnas akan mengambil langkah memprioritaskan putra daerah menjadi rescuer. “Kalau mereka pake standarisasi ASN secara nasional, beda. Angkatan Laut sudah membuktikan itu, karena dulu zaman KASAL kita berdiskusi harus ada local wisdom,” tandasnya.
Eko berharap dengan mengacu pada SDGs nasional, penetapan 5 kawasan wisata khusus bisa memberikan kekuatan dan sinergitas pada kebijakan nasional.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More