Sering Terjadi Kecelakaan Laut, Warga Ingin Lewat Sungai Tapi Dangkal

Tim Rescue Kantor Percarian dan
Pertolongan Timika melakukan pencarian
korban di Perairan Mimika.
(Foto: Istimewa)
SALAM PAPUA (TIMIKA) -Belakangan ini sering terjadi kecelakaan laut, sehingga warga ingin lewat sungai namun kondisi  sungai yang dangkal sehingga tidak bisa dilalui. Untuk itu warga meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika dan PT Freeport Indonesia melakukan pengerukan agar sungai bisa dilewati.  

Kepala Kampung Fanamo, Distrik Mimika Timur Jauh, Valentinus Mitowo melalui sambungan telepon seluler mengungkapkan Pemkab Mimika dan PT Freeport Indonesia pernah mengeruk sungai agar dapat dilalui warga, namun hingga sekarang pekerjaan tersebut tidak terselesaikan dan kini sungai yang pernah dikeruk tidak bisa dilalui lagi karena semakin dangkal.

“Tahun kemarin kami masih bisa lewat sungai, tapi sekarang sudah tidak bisa karena sungai sudah sangat dangkal. Terpaksa masyarakat lewat laut  meksipun gelombang tinggi, akibatnya banyak kecelakaan laut terjadi dan sudah menelan banyak korban,” kata Valentinus kepada Salam Papua, Minggu (24/7/2022).

Ia berharap Pemkab Mimika dan Freeport segera melakukan pengerukan agar sungai bisa dilalui lagi. 

Valentinus mengaku khawatir jika harus melalui laut guru-guru dan tenaga kesehatan tidak mau kembali lagi melayani di wilayah pesisir.

“Kalau guru-guru dan tenaga kesehatan takut dan tidak mau kembali lagi ke kampung-kampung kami akan sangat kesulitan kalau sakit, anak-anak juga tidak bisa sekolah lagi,” ujarnya.

Menurutny masyarakat tiga distrik yakni Distrik Agimuga, Mimika Timur Jauh dan Distrik Jita berencana melakukan  unjuk rasa menuntut Pemkab Mimika dan Freeport kembali melanjutkan pekerjaan mengeruk sungai sebagai akses jalan masyarakat pesisir.

Sementara itu Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob mengakui Pemkab Mimika pernah membuka jalur alternatif untuk dilalui masyarakat pesisir, namun hingga kini pekerjaan tersebut tidak dilanjutkan.

“Pemerintah pernah membuka jalur sungai mulai dari Atuka  menuju Kokonao, sedangkan pada arah Timur sudah di buka oleh Freeport tapi karena endapan akhirnya ditutup kembali dan sungai sekarang jadi dangkal,” kata Johannes belum lama ini.

Untuk menghindari kecelakaan laut, Johannes mengimbau kepada masyarakat pesisir untuk tidak memaksakan diri berpergian melewati laut pada saat cuaca buruk.  

“Memang masyarakat punya kebutuhan, tapi tetap melihat cuaca jangan abaikan peringatan yang  BMKG dan tetap berhati-hati,” pesanya.

Sementara itu Manager Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Kerry Yarangga ketika dihubungi wartawan media ini melalui pesan WhatsApp Senin (25/7/2022) siang mengaku belum bisa mengomentari hal itu.

“Sampai saat ini saya belum ada tanggapan. Salam,” jawab Kerry.

Wartawan: Jefri Manehat
Editor: Yosefina

Sumber: SALAM PAPUA Read More

Pos terkait