TIMIKA – SD Inpres Kwamki 1 di Distrik Kwamki Narama masih kekurangan ruangan kelas. Dari total 300 lebih murid, sekolah hanya memiliki 4 ruangan kelas. Walaupun saat ini ada tambahan dua ruangan kelas baru, namun belum bisa digunakan. Akibatnya, dua rumah guru dijadikan ruangan kelas tambahan untuk mengakomodir murid-murid.
Sudah menambah ruangan kelas dengan menggunakan rumah guru ternyata belum menjamin semua murid bisa belajar di satu waktu. Akibatnya, sekolah harus membagi dua shift waktu belajar yakni pagi dan siang.
Melihat persoalan yang dialami oleh SD Inpres Kwamki 1, Komisi C DPRD Mimika menyebut jika jumlah ruangan kelas tidak sesuai dengan jumlah murid. Akibatnya masih ada murid-murid yang harus duduk di lantai. Selain kekurangan ruangan kelas, sekolah juga masih membutuhkan fasilitas pendukung yakni kursi dan meja. Fasilitas rumah guru juga perlu ditambah.
Ketua Komisi C DPRD, Aloisius Paerong, Rabu (3/8/2022) usai melakukan kunjungan kerja bersama para anggota komisi menyebut apa yang dialami oleh SD Inpres Kwamki 1 ini sebagai catatan dan akan disampaikan ke pemerintah yakni Dinas Pendidikan.
Dari kekurangan-kekurangan yang ada, ia berharap pemerintah bisa melihat hal ini dan mengalokasikan anggaran sehingga sekolah yang sudah sangat lama di Timika ini juga bisa mendapat perhatian dan memiliki fasilitas yang sama seperti sekolah di seputaran kota Timika.
“Catatan yang kita temui ini akan disampaikan ke dinas terkait. Yang kurang di sana itu adalah ruangan kelas, pagar, rumah guru, tenaga pengajar supaya mereka anggarkan. Keluhan ini dilihat dari skala prioritas, mana yang jadi kebutuhan mendasar,” ungkapnya.
Seperti ruangan kelas juga yang kurang kata Aloisius, inilah yang akan didorong oleh Komisi C supaya dianggarkan oleh dinas terkait. Komisi C juga akan mengadakan Rapat Dengar Pendapat ( RDP) dengan Dinas Pendidikan mengenai persoalan pendidikan dan temuan dari lapangan yang didapat oleh Komisi C.
Senada dengan hal itu, Anggota Komisi C lainya, Den B Hagabal mengatakan walaupun sekolah ini ada di daerah rawan konflik, namun ia dan beberapa anggota dewan pernah mengusulkan agar gedung sekolah bisa dibangun. Pembangunan sekolah bukan hanya dilaksanakan satu atau ruangan saja, namun sekaligus dilaksanakan dengan tambahan fasilitas pagar.
Hal yang sama juga diungkapkan Anggota Komisi C, Aser Murib. Murib yang juga salah satu kepala suku setempat mengatakan sekolah ini harus dibangun dengan fasilitas yang maksimal. Bahkan, ia mengusulkan agar sekolah ini harus dibangun dua lantai dengan fasilitas pagar yang tinggi.
Usulan agar SD Inpres Kwamki 1 dibangun dengan fasilitas yang lebih maksimal juga diungkapkan Elminus B Mom. Sekolah ini kata dia adalah dasar pendidikan di wilayah pinggiran yang sudah sangat lama. Untuk itu ia harapkan, pembangunan dapat dilakukan dengan maksimal.
Keberadaan sekolah ini lanjutnya, sudah mencetak para pemimpin di daerah ini. Maka, daerah ini harus diprioritaskan dengan dukungan pembangunan fasilitas pendidikan. Ada dana Otsus yang harus digunakan untuk anak-anak Papua.
“Kami harapkan pembangunan bisa dimaksimalkan untuk Kwamki Narama, kami harap tahun 2023, sekolah ini harus dibangun dua lantai, rumah guru ada, pagar ditinggikan, konflik masyarakat harus dicegah lewat pendidikan,” tukasnya.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More