(Foto: Istimewa)
SALAM PAPUA (TIMIKA) – Bukti ketekunan dan ketelatenan dalam mendidik, saat ini Sekolah Sepak Bola (SSB) Timika Putra yang dipimpin Gerits Rumaropen makin eksis dan menghasilkan bibit-bibit berprestasi.
Elia Saborafek merupakan salah satu bukti eksisnya pihak SSB Timika Putra dalam mendidik anak-anak. Dimana, saat ini Elia Saborafek telah direkrut untuk memperkuat Timnas Pelajar Kemenpora asuhan Ray Manurung di Bandung.
“Sejak beberapa bulan lalu, salab satu anak kami bernama Elia Saborafek sudah bergabung ke Timnas Pelajar yang dibina Pak Ray Manurung. Itu sangat luar biasa, sebagai salah satu bukti ketekunan dan ketelatenan, baik dari anak-anak maupun dari pelatih-pelatih yang ada di SSB Timika Putra. Memang itu yang menjadi impian kami,” ungkap Manajer SSB Timika Putra, Gerits Rumaropen saat dihubungi Salam Papua via telepon seluler, Senin (6/6/2022).
Selain Elia, saat ini juga ada tiga orang anak asuh SSB Timika Putra usia 17 sampai 18 tahun ikut berkompetisi di turnamen memperebutkan piala Nusantara di Makassar.
“Memang anak-anak SSB ini tidak kita latih untuk main futsal, tapi ada diantara mereka yang direkrut untuk perkuat tim futsal. Meskipun secara basic mereka tidak di futsal tapi mereka cepat adaptasi saat harus tampil di lapangan futsal. Padahal kita tahu ada perbedaannya. Contoh kecilnya luas lapangannya saja beda, tapi karena memang mereka mahir sepak bola makanya bisa dipakai juga untuk futsal,” ungkap Gerits.
(Foto: Istimewa)
Lebih lanjut disampaikan, sejak SSB Timika Putra berdiri pada tahun 2011, sampai saat ini masih terus eksis melatih anak-anak Timika dari usia 9 hingga 13 tahun dan dari 13 sampai 17 tahun.
Setiap tahun, selalu ada anak-anak baru yang masuk bergabung untuk dilatih. Saat ini yang usia 9 sampai11 tahun kurang lebih sebanyak 50 orang, baik anak asli Papua maupun anak suku lainnya di Timika.
SSB Timika Putra tidak berpola asrama, akan tetapi untuk anak usia 9 sampai 11 tahun hanya menentukan jadwal latihan berjalan dan tetap tinggal di rumah masing-masing bersama orangtuanya. Sedangkan, untuk anak usia 13 sampai 17 tahun, selalu rutin berlatih dengan kesadaran diri.
Sesuatu yang patut disyukuri adalah komitmen dari setiap anak dan orang tua, sehingga semuanya sangat antusias dan tekun.
“Selama itu juga ada anak-anak yang kemudian direkrut untuk pelatihan di Jayapura. Ada juga yang direkrut memperkuat Persemi dan turnamen futsal. Puji Tuhan saat PON XX, ada satu anak kami bernama Firmansyah yang gabung di tim sepak bola,” ujarnya.
Sejak 2011 itu sangat banyak anak yang dibina SSB Timika Putra. Namun, sebagai coach, pihaknya tidak mengharuskan anak-anak tersebut untuk menjadi pemain bola, tapi paling tidak dengan disiplin sepak bola bisa menjadi bekal bagi mereka untuk berkembang di bidang lain.
“Kalau memang ada di antara mereka yang menjadi pemain sepak bola dan direkrut tim-tim besar, maka itu akan menjadi kebanggaan kami di manajemen SSB Timika Putra. Sampai saat ini, rata-rata mereka sesuai cita-cita mereka sendiri, ada yang menempuh perkuliahan ada yang sudah lolos tes Polisi dan TNI. Jadi bukan berarti saat bergabung dengan kami mereka harus menjadi pemain bola. Intinya disiplin sepak bola, sangat membentuk mental mereka saat berada atau bergelut di bidang lainnya,” katanya.
Lebih lanjut ia berharap, agar ada perhatian dari pemerintah dan pihak swasta untuk bisa bersama-sama membina anak usia dini.
“Supaya anak-anak ada muaranya. Muara dalam artian mereka bisa masuk Persemi memperkuat Persemi di liga tiga nasional dan mengangkat nama baik Mimika melalui sepak bola. Selama ini SSB Timika Putra diperkuat modal sendiri tanpa adanya support, tapi karena kami ini mantan pemain bola maka kaki harus turunkan ilmu yang kami peroleh ke anak-anak yang ada,” pungkasnta.
Wartawan: Acik
Editor: Yosefina