Pukul Tifa – Pemukulan Tifa oleh Nathan Kum, Vice President Community Development PTFI didampingi Feri Magai Uamang selaku Kepala Divisi Pendidikan YPMAK, Ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah-Madrasah (BAN S-M) provinsi Papua sekaligus Dosen FKIP Unceb, Dr. Yulius Mataputun, M.Pd.,Kons, Dosen FKIP Uncen, Prof. Dr. Auldry F. Walukow, M.Si dan Sekretaris Dinas Pendidikan, Marten Kana sebagai tanda resminya peluncuran SATP Eco-Edukasi, Selasa (10/5). FOTO:IST/TIMEX
TIMIKA, TimeX
Guna mencipatakan sistem merdeka belajar yang kini mulai diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam dunia pendidikan, Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) mulai mengembangkan kurikulum dengan menghadirkan eko-edukasi atau berwawasan lingkungan.
Baca juga : 12 Tahun, TimeX Lebih Eksis di Tengah Persaingan Media Digital
Eko edukasi yang dilaunching, Selasa (10/5) ini meliputi lima hal yakni logo SATP eko edukasi, produk eko enzyme, kompos, taman dan tanaman pengendali vector, serta modul-modul pembelajaran eko edukasi yang tediri dari, modul pembelajaran eko enzyme, modul pembelajaran pupuk kompos, modul pembelajaran budidaya tanaman bunga, modul penguatan karakter melalui permainan tradisional, dan modul tutur cerita dalam Bahasa Indonesia dan debat dalam Bahasa Inggris.
Pengembangan kurikulum baru ini merupakan bentuk komitmen dari visi dan misi YPL yang akan terus mendorong SATP menjadi institusi yang tanggap, unggul, kreatif, inovatif dalam segala bidang dengan mengintegrasikan tiga pilar utama dari YPL yaitu kebenaran, kebajikan serta iman.
Johana Tnunay, Kepala Sekolah SATP mengatakan eko edukasi diprogramkan karena sekolah melihat bahwa untuk meramu anak-anak Papua yang ada di SATP menjadi seorang pengusaha, harus dimulai dari hal-hal kecil seperti pengelolaan sampah.
“Sampah ini dilihat cukup banyak kalau sekolah berpola asrama dan dari situ muncul inspirasi dari YPL melihat bahwa hal ini penting. Sehingga hari ini dengan eko edukasi dibuat tentunya berharapan pada pembelajaran dan kedepan ke praksis lewat proses-prosesnya itu mengarah ke hal praksis,” katanya.
Ia mengatakan, program inipun mendapat apresiasi dari Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), PT Freeport Indonesia, Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Badan Akreditasi Nasional Sekolah-Madrasah (BAN S-M) Provinsi Papua, dan Universitas Cenderawasih, yang dinilai mampu memberikan pembelajaran baru kepada siswa.
Sementara, Marten Kanna Sekretaris Dinas Pendidikan Mimika menilai SATP bisa menjadi rool model bagi sekolah lain yang ada di Mimika dan Papua secara khusus untuk ikut melakukan hal yang sama agar siswa tidak terpaku kepada materi saja tetapi juga praktek lapangan agar pengetahuan bisa berkembang.
“Jadi ini salah satu rool model pembelajaran kedepan. Sekolah lain bisa menjadikan ini sebagai contoh,” katanya.
Meski ia menilai eko edukasi ini sangat baik dan positif, namun ia berpesan kepada SATP dan YPL agar program ini bisa terus-menerus dijalankan. Jangan hanya jalan di tempat dan setelah itu redup.
Sedangkan, Dr Yulius Mataputun Ketua BAN S-M Provinsi Papua berpesan agar SATP yang kini sudah berakreditasi unggul ini harus terus meningkatkan mutu dan tata kelola yang baik agar bisa melahirkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.
“Selamat atas launching eko edukasinya. Semoga sekolah ini (SATP) terus menjadi sekolah yang mengedepankan mutu dan tata kelolah pendidikan yang baik khususnya dalam mendidik anak-anak kita, anak-anak Papua,” ujarnya.
Selanjutnya, Nathan Kum Vice President Community Development PTFI mengaku senang dengan adanya eko edukasi yang dilaunching pada saat ini. Dan jika dipikir-pikir program ini merupakan yang pertama di Mimika yang telah diterapkan oleh SATP.
Ia berharap agar sekolah-sekolah lain yang ada di Mimika juga dapat menerapkan hal yang sama dan untuk SATP apa yang sudah ada ini harus dikembangkan lagi.
“Di sisi lain kami dari PTFI tetap ikut mendukung kegiatan ini, tidak hanya di teori tetapi juga di prakteknya kami sangat bangga. Ini modal bagi mereka berapa puluh tahun kedepan. Memang anak-anak ini pada usia sekarang kalau mereka mengenal dengan hal ini maka bisa jadi modal bagi mereka untuk pendidikan yang selanjutnya,”tuturnya.
Menurutnya, kegiatan seperti ini cepat sekali untuk perkembangan. Oleh sebab itu, dari PTFI senang melihat anak-anak melakukan praktek lingkungan ini.
“Kami PTFI tetap mendukung dan jika keberhasilan dari anak-anak Papua ini maka suatu kebanggaan juga bagi pemerintah daerah,” katanya.
Kemudian, Feri Magai Uamang Kepala Divisi Pendidikan YPMAK mengatakan, tidak semua sekolah memiliki kegiatan-kegiatan yang unggul seperti ini. Ini merupakan warna tersendiri yang ada di Kabupaten Mimika dalam bidang pendidikan.
“Dan saya pikir keunggulan-keunggulan seperti ini perlu kita dukung sama-sama. Dalam hal ini tidak hanya dari YPAMK tetapi juga pemerintah. Karena SATP ini memang pendidikan yang dikelolah oleh swasta tetapi itu membawa prestasi tersendiri bagi pemerintah,” jelasnya.
Sehingga, katanya, kegaiatn-kegiatan positif seperti ini perlu pemerintah, Freeport dan YPMAK bersama-sama tetap mempertahankan dan juga diharapkan bisa lebih dari ini.
“Kami memberi apresiasi luar biasa kepada YPL karena tidak semua pendidikan, atau tenaga yang mempunyai keunggulan atau kemampuan seperti ini. Tapi YPL luar biasa bisa memberikan kegiatan tambahan yang unggul seperti ini sehingga anak-anak tidak hanya berkembang dalam pendidikan formal tetapi juga pendidikan non formal dan keterampilan dan bakat mereka miliki,”ujarnya.
Tambahnya, ini merupakan hal posistif yang harus didukung bersama-sama baik pemerintah maupun swasta. (a33/a32)
The post SATP Launching Eko-Edukasi appeared first on Timika Express.