TIMIKA, pojokpapua.id – Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) menjadi tempat studi banding penerapan pendidikan berpola asrama di Papua. Melihat keberhasilan pendidikan oleh PT Freeport melalui Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) bersama Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) di SATP, Pemerintah Kabupaten Puncak bersama jajaran anggota DPRDnya melakukan studi banding di sekolah yang berlokasi di Jalan Soponyono Kelurahan Wonosari Jaya (SP4), Senin (17/7/2023).
Bupati Puncak, Willem Wandik menyebut jika menilik sejarah pendidikan di Papua, maka hal ini tidak lepas dari program yang diterapkan bangsa Belanda pada zaman penjajahan. Pada zaman itu, sekolah dibuat dengan pola asrama dan saat ini diterapkan oleh Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) dengan menggandeng Yayasan Pendidikan Lokon.
Mendidik 1045 siswa yang tercatat pada Tahun Pelajaran 2022-2023 kata Willem adalah hal yang sangat maju. Dengan dukungan penuh PT Freeport Indonesia melalui YPMAK, kata Willem sekolah berpola asrama ini patut menjadi teladan dalam pendidikan anak-anak Papua. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi pendidikan di Kabupaten Puncak yang sampai saat ini masih belum berjalan dengan baik karena terkena dampak konflik.
Untuk itulah bersama jajaran DPRD, pihaknya melakukan studi banding di SATP ini. Studi banding ini kata dia, melihat kemungkinan apakah nantinya beberapa anak dari Kabupaten Puncak bisa dititipkan di SATP. “Mungkin kemudian dari sekian orang supaya tidak putus sekolah di Puncak banyak, karena tidak sekolah baik, maka bisa dititipkan di sini,” jelasnya.
Selain berencana akan menitipkan beberapa anak sekolah di sini, setelah studi banding ini, ia berharap pemerintah bisa memiliki sekolah berpola asrama di Timika. “Mudah-mudahan kami juga bisa memiliki sekolah berpola asrama agar tidak ada anak yang putus sekolah,” ungkapnya.
Direktur YPMAK, Vebian Magal mengatakan secara global untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi anak bangsa khususnya generasi Papua diperlukan adanya kerja sama semua pihak. Juga dengan kebijakan Otsus yang mengamanahkan para pemimpin Papua mulai Gubernur sampai bupati adalah orang Papua, maka tidak ada alasan untuk tidak membangun generasi Papua. Didukung dengan anggaran Otsus yang tinggi untuk Papua, maka para pemimpin Papua harus mengambil kesempatan ini guna melihat ke bawah atau kembali ke akar rumput. “Kesempatan kita harus ambil dari akar rumput, melalui pendidikan, pendidikan bisa mengubah dunia,” jelasnya.
Dari pendidikan di SATP, diwujudkan generasi yang bisa menciptakan kedamaian untuk Papua. Generasi Papua dididik dari dini agar kedepan bisa menjadi pemimpin, membawa perubahan dan menciptakan sesuatu yang lebih besar dari saat ini.
Pada kesempatan ini, Vebian juga mengapresiasi kunjungan yang dilakukan oleh bupati dan jajaran anggota DPRD Kabupaten Puncak. Ia harapkan lewat pola pendidikan yang diterapkan di SATP bisa membawa inspirasi dalam peningkatan pendidikan di sana. Jika ke depan Pemerintah Kabupaten Puncak mengajak kerja sama, maka pihaknya kata Vebian tentu siap dan menyambut baik. “Kalau Pemerintah Puncak ajak kerja sama ya kami siap,” imbuh Vebian.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More