TIMIKA | Umat muslim Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah memadati pelataran Gedung Eme Neme Yauware untuk melaksanakan Salat Id Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah/2023 Masehi, Kamis (29/6/2023).
Wakil Ketua PHBI Mimika Ronny Irnawan dalam sambutannya mengatakan, imam salat Id 1444 Hijriah di Eme Neme Yauware adalah Imam Besar Masjid Agung Babussalam Ustadz H. Nur Alam, dan Khatib Ustadz H. Abdul Karim.
Sedangkan Ketua PHBI Mimika Laitam Gredenggo dalam sambutannya sebelum pelaksanaan Salat Id mengucapkan terima kasih kepada panitia Salat Id di 84 titik di Kabupaten Mimika.
“Mari kita pusatkan akal dan pikiran kita untuk mengingat Allah, karena dengan begitu hati kita mendapat ketenangan,” ujarnya.
Laitam menyebut momen Idul Adha adalah cara umat muslim meneladani Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As, yang selalu pasrah serta berserah diri kepada Allah, juga siap berkorban bagi Nya.
“Semoga sikap Ibrahim, Ismail dan Hajar dapat kita teladani sehari-hari. Mari kita hidupkan semangat berkurban bagi diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat,” ucapnya.
Pj Bupati Mimika Valentinus Sudarjanto Sumito dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, Andi Ramli, menyampaikan bahwa hari raya kurban merupakan salah satu hari raya terbesar bagi umat Islam yang diperingati untuk memperingati kisah pengorbanan Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As dalam menunaikan perintah Allah, juga kesabaran mereka melakukannya.
“Hari raya Idul Adha adalah hari raya yang bersejarah bagi umat Islam, sebab Nabi Ibrahim, istrinya Siti Hajar dan putranya Ismail telah meletakkan dasar-dasar keteladanan yang fundamental yang hingga saat ini masih dilaksanakan dan tuntunan bagi umat Islam, yakni ibadah haji dan penyembelihan hewan kurban,” terangnya.
Kisah Nabi Ibrahim As dan Ismail As, merupakan sebuah contoh pengorbanan bila Allah yang meminta, dan kalau untuk agama maka jiwa raga pun siap dikorbankan.
Berkurban, kata Andi, selain bernilai ibadah juga bernilai sosial, sebab daging kurban yang dibagikan dapat menjadi perekat.
“Oleh karena itu berkurban hakekatnya adalah membina persaudaraan, mengamalkan nilai kepekaan dan kepedulian sosial,” katanya.
Andi pun mengajak semua masyarakat muslim di Mimika yang merayakan Idul Adha untuk menjadikan momen itu sebagai sinar tuntunan dan dorongan untuk merajut kembali rasa perdamaian dan persaudaraan bangsa dan agama.
Sementaranya itu dlaam khutbah yang dibawakan oleh Khatib Salat Idul Adha 1444 H Ustadz H. Abdul Karim mengatakan, Idul Adha bukan saja sebuah perayaan tanpa mengandung makna. Idul Adha mengandung berbagai pelajaran bagi umat muslim, yang terpenting adalah bagaimana umat muslim bisa meneladani perilaku dari Nabi Ibrahim As.
“Al Qur’an menjelaskan tidak semua Nabi dan Rasul diberikan sebuah tempat yang luar biasa oleh Allah. Ada dua Nabi yang disuruh oleh Allah, kita jadikan uswatun (contoh berperilaku yang baik) dalam kehidupan kita,” ujarnya.
Salah satu Nabi dan Rasul yang patut dicontoh adalah Nabi Ibrahim As, hal tersebut disebutkan dalam firman Allah SWT, surat Al-Mumtahanah ayat 4.
“Artinya, sungguh nyata telah ada contoh yang baik bagi kalian dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang menyertainya,” ujar Abdul Karim.
Abdul pun menegaskan dengan penyampaian Firman Allah dalam surat tersebut, maka kaum muslimin wajib mengambil contoh baik dari Nabi Ibrahim As.
Abdul memaparkan, adapun contoh perilaku baik dari Nabi Ibrahim yang dapat dicontoh yakni panca indra dipakai untuk mengenal Allah SWT. Ismail As pemuda yang pemberani karena benar walau sendiri, anak yang berbakti kepada orang tua. Sebagai orang tua, Ibrahim As berhasil mendidik anak dan generasinya, negarawan sejati serta pecinta Allah SWT sejati.
“Nabi Ibrahim adalah sosok yang cintanya kepada Allah begitu besar, sehingga kecintaan itu diuji dengan berbagai ujian cintanya (kepada Allah) tidak pernah pudar,” tegasnya.
“Dan yang abadi dalam kehidupan kita adalah bagaimana pengorbanan beliau. Maka jamaah, jika kita mengatakan cinta kepada Allah maka pengorbanan apa yang kita lakukan sebagai wujud kecintaan kita kepada Allah? Cinta ini harus diwujudkan dengan pengorbanan harta, jiwa dan waktu, dimana saat ini diminta waktu sedikit untuk belajar agama dan beribadah sangat susah,” imbuhnya.
Abdul pun mengajak umat muslim Mimika untuk meneladani Nabi Ibrahim As yang mewujudkan rasa cintanya kepada Allah dengan pengorbanan.
“Ujian yang dilalui Ibrahim adalah saat hidup lama tidak memiliki keturunan. Ujiannya adalah punya keturunan. Ketika Allah berikan keturunan, keturunannya harus dipisahkan jauh, sudah kemudian besar, disuruh untuk disembelih, tetapi semua dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim,” katanya.
Kisah Nabi Ibrahim dan pengorbanan Nabi Ismail As dikisahkan dalam surat As-Saffat ayat 101-105.
“Aku (Ibrahim) melihat dalam mimpiku, bahwa aku disuruh menyembelihmu. Maka Nabi Ismail mengatakan, wahai bapak, kerjakan apa yang diperintahkan kepadamu, engkau akan dapati aku orang yang sabar mengikuti perintah itu. Maka ketika semua berserah. Maka, Allah berkata, Ibrahim, kau telah membenarkan isi mimpimu. Tetapi ketika akan disembelih, sesembelihan tidak jadi manusia, namun berubah menjadi binatang,” terangnya.
Abdul Karim menambahkan, jika umat muslim belum memiliki harta yang cukup untuk berkurban, maka ia mengajak mereka untuk berkuban yang lain sepeti waktu, pengetahuan untuk jayanya Islam.
Artikel ini telah tayang di seputarpapua.com
LINK SUMBER : Salat Idul Adha 1444 H, Umat Muslim Mimika Padati Pelataran Gedung Eme Neme Yauware