Resmikan RS Waa Banti, Bupati Omaleng Bangga Bisa Bangun Rumah Sakit Mewah di Kampungnya

TIMIKA, pojokpapua.id – Kampung Banti yang berada di lembah Distrik Tembagapura kini mulai bangkit kembali. Ditandai dengan hadirnya sebuah fasilitas pelayanan kesehatan berupa rumah sakit tipe D yang dibangun Pemerintah Kabupaten Mimika pada Tahun Anggaran 2022 lewat perjuangan Bupati Mimika, Dr Eltinus Omaleng, SE MH ke Kementerian Kesehatan.

Ini adalah sebuah persembahan Bupati Omaleng kepada Kampung Banti, kampung dimana ia dilahirkan. Rasa bangga ia utarakan saat meresmikan RS Waa Banti pada Jumat (15/9/2023). Kepulangannya ke kampung halaman disambut ribuan warga dari tiga kampung yakni Banti 1, Banti 2 dan Opitawak.

Peresmian dihadiri Forkopimda Mimika, Plt Sekda Mimika Robert Mayaut, Kepala Dinas Kesehatan Papua Tengah dr Silwanus Sumule, Kadinkes Mimika Reynold Ubra, Direktur RSUD dr Antonius Pasulu, manajemen PT Freeport Indonesia.

Kampung Banti kata Bupati Omaleng, dalam beberapa tahun mengalami kemunduran akibat gangguan kelompok kriminal bersenjata. Rumah sakit, sekolah hingga rumah masyarakat dibakar. “Saya menangis kenapa harus ganggu rumah sakit dan sekolah,” katanya.

Setelah berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk mengamankan Kampung Banti dan sekitarnya, Bupati Omaleng kemudian mengajukan ke Kementerian Kesehatan yang akhirnya pada Tahun 2022 lalu mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK). “Ini bukan Freeport yang bangun, jadi rumah sakit ini hasil perjuangan saya, begitu pulang saya resmikan rumah sakit mewah ini,” tegasnya.

Selain rumah sakit, Bupati juga sudah mengusulkan anggaran pembangunan jalan mulai dari Opitawak ke Aroanop. Selanjutnya rumah sakit serupa juga akan dibangun di Kampung Ainggogin.

Bupati meminta TNI dan Polri untuk membantu pemerintah dalam menjalankan pembangunan dan pemerintahan di Banti. Jika ada yang membuat kisruh harus diberi tindakan tegas sehingga tidak menimbulkan kerusuhan.

Operasional RS Waa Banti dikelola oleh tenaga medis yang berpengalaman. Termasuk beberapa putra-putri Amungme yang memiliki keahlian di bidang medis. Masyarakat setempat juga diberdayakan menjadi pekerja seperti laundry, cleaning service atau bagian yang tidak membutuhkan keahlian khusus. Dengan begitu kata Bupati, rasa memiliki dari masyarakat akan semakin baik dan turut menjaga.

Tokoh masyarakat, Yanes Natkime memberi apresiasi kepada Bupati Mimika Eltinus Omaleng yang sudah membangun sebuah rumah sakit mewah di Banti. “Ini merupakan kemajuan, Banti tidak lagi tertinggal. Rumah sakit hadir di kampung, di tengah masyarakat itu hal luar biasa, terima kasih atas kebangkitan ini,” tandasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah, dr Silwanus Sumule bahkan mengatakan dari 14 rumah sakit di Papua Tengah, RS Waa Banti merupakan rumah sakit tipe D paling terbaik. Fasilitas layanan kesehatan ini memiliki gedung, peralatan dan SDM yang luar biasa. Tinggal yang akan dikejar adalah akreditasi dan itu akan diproses dalam tiga bulan ke depan dengan harapan bisa mendapat predikat paripurna.

RS Waa Banti adalah rumah sakit tipe D yang dibangun Pemkab Mimika melalui Dinas Kesehatan. Gedung yang terdiri dari dua lantai dengan konstruksi beton itu berdiri megah di cela pegunungan Tembagapura. Bahkan memiliki lift sebagai akses membawa pasien dari lantai 1 ke lantai 2.

Layaknya sebuah rumah sakit, RS Waa Banti memiliki sejumlah layanan mulai dari unit gawat darurat, kamar operasi dan sejumlah layanan lainnya. Sejak dibuka, RS Waa Banti telah melayani persalinan pertama dan bayi itu diberi nama Pratama Otniel karena merupakan bayi pertama yang lahir.

RS Waa Banti dibangun oleh pemerintah daerah Kabupaten Mimika dengan total anggaran sekitar Rp 60 miliar rupiah. Anggaran sepenuhnya disediakan oleh Pemerintah, namun PTFI juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan rumah sakit tersebut. PTFI mendukung transportasi material dan pergerakan tenaga kerja, penyediaan material tertentu, air bersih, genset listrik, peralatan konstruksi, dukungan teknis, dan 1 (satu) unit ambulans. Total dukungan PTFI selama tahap konstruksi sekitar Rp 5 miliar rupiah.

Senior Vice President Community Development PT Freeport Indonesia, Nathan Kum mengungkapkan disepakati pula bahwa keterlibatan PTFI tidak hanya dalam proses pembangunan, PTFI juga akan mendukung operasional rumah sakit tersebut dengan menyediakan satu ambulance, akomodasi sementara bagi para tenaga kesehatan, bantuan makan sementara, satu unit Light Vahicle (LV) untuk mobilisasi, bantuan bahan bakar untuk genset dan LV, transportasi untuk tenaga kesehatan dan logistik (rute Timika – Banti – Timika), jalur komunikasi, pengelolaan limbah medis, perawatan LV dan Genset, serta dukungan dari RS Freeport Tembagapura.(*)

Sumber: Pojok Papua Read More

Pos terkait