ILUSTRASI – Seorang anak sementara digigit nyamuk malaria. Foto: Google
TIMIKA,TimeX
Selama Maret 2022, Puskesmas Limau Asri, Distrik Iwaka menangani 629 kasus malaria.
Saidiman, Kepala Puskesmas Limau Asri menyebutkan kasus ini mengalami penurunan dibanding Februari lalu mencapai 844 kasus.
Baca juga : Gema Ramadhan: AL-Quran jadi Landasan Puasa Ramadhan
“Data 629 ini belum termasuk dari Pustu dan Satgas malaria. Jika digabung secara keseluruhan mencapai 1.000 lebih kasus malaria,” ungkap Saidiman saat ditemui Timika eXpress di Puskesmas Limau Asri, Jumat (8/4).
Ia menambahkan dari 629 kasus tersebut didominasi malaria tersiana hampir 65 persen.
“Pasien yang dalam sebulan dua kali terkena malaria. Ada juga per dua bulan hingga tiga bulan, bahkan ada yang setahun bisa empat kali kena malaria,” terangnya.
Usia yang renta menderita malaria antara 20-44 tahun. Bahkan ada juga bayi usia 0-5 bulan. Ini terjadi kemungkinan besar di rumah ada orang dewasa penderita malaria kemudian tidur tidak menggunakan kelambu.
“Berawal dari gigitan nyamuk kemudian menularkan ke orang lain, disamping itu juga akibat cuaca ekstrim dan curah hujan yang tinggi. Banyak pula warga yang beranggapan bahwa nyamuk malaria hanya siang hari, padahal nyamuk tersebut bisa saja ada pada malam hari,” katanya.
Sebagai bentuk antisipasi pihak puskesmas rutin memberikan sosialisasi termasuk membagikan kelambu anti malaria ke seluruh warga di wilayah setempat.
“Kami juga memberikan kartu malaria sehingga diketahui jenis parasit malaria. Tahun 2020 lalu sudah 100 persen kita bagikan kelambu sesuai jumlah penduduk di sini,” katanya.
Ia mengakui berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi jumlah penderita penyakit malaria dengan memberikan sosialisasi serta membantu mengawasi pasien dalam mengkonsumsi obat.
“Misalnya ada pasien terserang malaria, kita langsung memastikan kondisi tersebut minum obat di hadapan petugas. Jadi kita juga jalankan fungsi kontrol,” tandasnya.
Sebelumnya, Sadiman menjelaskan, selain malaria pada Februari lalu ada respirasi (faringitis akut) menempati peringkat pertama dari 10 jenis penyakit. Tercatat ada 696 kasus faringitis akut yang telah ditangani.
Penyakit faringitis akut disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan adalah influenza, rhinovirus dan epstein-barr, walaupun lebih sering disebabkan oleh virus infeksi bakteri golongan strepotococcus yang bisa menyebabkan faringitis akut.
Virus dan bakteri penyebab faringitis akut sangat mudah menyebar lewat udara, misalnya lewat butiran air ludah dari batuk penderita yang terhirup.
“Faringitis akut biasanya baru menimbulkan gejala sekitar 2-5 hari setelah penderita terkena infeksi. Beberapa gejala yang bisa timbul saat seseorang menderita faringitis akut antara lain, nyeri atau sakit tenggorokan, gatal pada tenggorokan, sulit menelan, demam, sakit kepala, pegal linu bahakan muntah-muntah,” jelas Saidiman.
Ia menyebutkan penderita penyakit ini terdiri dari usia 0-19 tahun 296 orang dan usia 20-70 tahun sebanyak 400 pasien.
Kemudian posisi kedua ditempati febris dengan 386 kasus, influenza 249 kasus, kulit (Dermatitis Kontak Iritan) 111 kasus, digestive (Gastritis) 88 kasus, penyakit lainnya (Myalgia) 88 kasus, infeksi pada usus (Diare tanpa dehidrasi) 77 kasus, penyakit kulit (Dermatitis kontak alergi) 74 kasus, kecelakaan dan keracunan (cedera akibat jatuh) sebanyak 74 kasus. Dengan demikian totalnya menjadi 1.842 kasus.
Atas tingginya kasus ini, ia menghimbau seluruh masyarakat Puskesmas Limau Asri agar menjaga kesehatan lingkungan sekitar, makan makanan yang bergizi dan tetap menggunakan masker serta istirahat yang cukup. (a35)
The post Puskesmas Limau Asri Tangani 629 Kasus Malaria appeared first on Timika Express.