MAPPI, pojokpapua.id – Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama dilaksanakan hampir di seluruh penjuru. Tak terkecuali di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan. Peringatan hari lahir Organisasi keagamaan Islam yang berdiri pada 31 Januari 1926 itu digelar Kamis (9/2/2023) di GOR Kepi.
Peringatan Satu Abad NU di Kabupaten Mappi mengusung tema nasional “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru” dan sub tema “NU Kabupaten Mappi Konsisten Bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Mappi dalam Mengisi Pembangunan”.
Pj Bupati Mappi, Michael Rooney Gomar, SSTP MSi yang hadir dalam peringatan Satu Abad NU bersama warga Nahdliyin dan tamu undangan mengatakan, NU di Tahun 2023 telah memasuki usia 100 tahun sesuai perhitungan kalender Hijriyah. Itu berarti NU telah memasuki abad kedua.
Abad pertama kata Pj Bupati Mappi, telah dilalui dengan begitu banyak dinamika dan yang pasti telah berhasil menjalankan organisasi sesuai dengan visi, misi dan tujuannya. Ini terbukti dari eksistensi NU dan dikenal masyarakat sebagi sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia.
Sejak awal berdirinya hingga saat ini menurut Pj Bupati, kontribusi NU dalam pembangunan di Indonesia selalu terlihat dari waktu ke waktu. NU berperan di berbagai bidang kehidupan sejak zaman perjuangan kemerdekaan sampai reformasi turut memberi andil dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Selain menjaga berlakunya ajaran Islam yang menganut paham Ahlusunnah Wal Jamah (Aswaja), NU juga bertujuan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat dan juga demi terciptanya rahmat bagi semesta alam.
Tema perayaan Satu Abad NU menurut Pj Bupati, sejalan dengan program pembangunan di Indonesia khususnya di Kabupaten Mappi yang saat ini juga sedang mengusung tema ‘Mappi Bangkit, Mappi Bisa’.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dikatakan Pj Bupati, dibutuhkan sumber daya yang ulet, kerja nyata, penuh inivatif dan semangat yang tinggi serta tangguh dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Dan saya percaya, modal itu dimiliki oleh para Nahdliyin. Oleh sebab itu di kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak kepada semua anggota NU Kabupaten Mappi yang merupakan mitra Pemerintah Kabupaten Mappi agar turut serta terlibat dan mengambil bagian dalam pembangunan yang sedang kita jalankan. Saran, masukan, kritikan dan tenaga yang diberikan sangat kami perlukan dan hargai untuk kemajuan tanah Mappi,” ungkap Pj Bupati Mappi.
Sebagai pemerintah lanjut Pj Bupati, pihaknya juga menyadari bahwa untuk mewujudkan Mappi yang aman, damai dan sejahtera selain dibutuhkan manusia yang rajin dan inivatif, yang paling mendasar adalah terbentuknya manusia yang memiliki mental, spiritual yang baik dan di bidang inikah diharapkan peran besar dari tokoh-tokoh agama, tokoh organisasi, tokoh pemuda dan sebagainya.
Bersandar dari sepak terjang NU sebagai organisasi Islam yang moderat dan toleran, Pj Bupati menyampaikan beberapa pesan. Pertama, jangan pernah ingkari ikhtiar/usaha pendiri NU untuk selalu menjaga dan merawat semangat kebhinnekaan dan kebersatuan di tengah perbedaan dimanapun berada sekaligus sebagai tembok penjaga NKRI.
Kedua, kehadiran warga Nahdliyin harus menjadi agen pembangunan serta berkontribusi nyata dalam pembangunan di Kabupaten Mappi. Ketiga, terus menerus meningkatkan kemampuan dan kompetensi kader Nahdliyin sebagai penerus tonggak estafet pembangunan di Mappi.
Keempat, menjaga sinergitas dengan pemerintah sebagai mitra kerja guna mengisi pembangunan di Mappi sebagai bagian dari ‘Merawat Jagad-Membangun Peradaban’. Kelima, hadirkan citra sesungguhnya Nahdlatul Ulama dalam bersikap, bertindak dan berkarya.
“Kiranya di usia yang ke-100 tahun ini, Nahdlatul Ulama semakin maju, semakin berkembang, semakin moderat, semakin toleran dan semakin menunjukkan karyanya, bukan saja hanya di Indonesia tetapi terkhusus di Kabupaten Mappi,” terang Pj Bupati.
Menutup sambutannya, Pj Bupati mengutip kata bijak oendiri NU, KH M Hasyim Asy’ari sebagai renungan bersama yaitu “Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama, keduanya saling menguatkan”. (*)
Sumber: Pojok Papua Read More