Situasi pertandingan persahabatan antara Waanal Brothers FC versus Tim Environmental PTFI di lapangan sepakbola Mile 21, Jumat (4/11/2022) (Foto:tangkapan layar)
SALAM PAPUA (TIMIKA)– Waanal Brothers Football Club (WBFC) menggelar pertandingan persahabatan bersama tim dari Divisi Environmental PT Freeport Indonesia (PTFI) di lapangan sepakbola Mile 21, Jumat (4/11/2022).
Pertandingan ini ditayangkan lewat channel youtube WBFC (klik di sini untuk menyaksikan).
Pantauan salampapua.com, penampilan anak-anak dari tim bentukan Four Brothers (Ray, Joe, Jason, dan Randy Manurung) yang merupakan Anak Gunung Tembagapura (AGuTe) ini sangat rapi dan saling percaya teman sesama timnya.
Strategi yang baik juga ditunjukan pemain-pemain Environmental PTFI, yang sungguh menarik perhatian dimana GM Superintendent Divisi Environmental PTFI Roberth Sarwom ikut bermain bersama tim Enviro dan meramaikan pertandingan.
Di tengah cuaca cerah pada sore hari itu, tampak dari luar lapangan Head Coach WBFC Rochy Putiray berteriak mengatur dan menyemangati anak-anak asuhannya yang berasal dari hampir seluruh Provinsi di Indonesia dan didominasi anak-anak Papua itu.
Pertandingan dari awal hingga akhir babak, pelan tapi pasti pemain-pemain muda WBFC ini mampu dengan mudahnya membobol pertahanan tim Environmental.
Turut menyaksikan pertandingan yang dipimpin oleh Asisten Coach WBFC Aples Tecuary sebagai wasit, yaitu Wakil Manajer WBFC Jason Manurung, Kepala Laboratorium Environmental PTFI Ronalda Upuya, dan Koordinator Biodiversity Environmental PTFI Victor Sukatma.
Saat diwawancara usai bertanding, GM Superintendent Divisi Environmental PTFI Roberth Sarwom mengaku salut dengan penampilan bibit-bibit muda sepakbola nasional yang dibina Waanal Brothers.
Menurut dia, anak-anak WBFC merupakan calon bintang lapangan hijau yang akan mengharumkan nama Mimika, Papua dan Indonesia, sehingga harus didukung.
“Saya sangat berterimakasih atas kunjungan WBFC dan bermain bersama bibit muda Indonesia. Hari ini saya bisa bertemu langsung dan bermain bersama mereka, tapi mungkin ke depannya hanya bisa menyaksikan mereka melalui televisi. Itu doa dan harapan kita semua supaya anak-anak ini bisa mengangkat nama Mimika, Papua dan Indonesia ke kanca internasional,” kata Roberth.
Sementara itu Asisten Coach WBFC, Aples Tecuary juga menyampaikan terimakasih atas jamuan tim Environmental PTFI. Mengingat ini merupakan pertandingan persahabatan, menurut dia tentunya bukan poin yang dicari, tapi bagaimana anak-anak WBFC dapat memanfaatkan waktu, belajar situasi, cuaca dan alam di Timika khususnya di dalam wilayah Freeport.
“Anak-anak WBFC ini rata-rata punya etika yang bagus, karena itu salah satu yang kita ajarkan ke mereka. Hari ini kita bersyukur dan berterimakasih kepada Divisi Environmental PTFI yang sudah mengizinkan waktu untuk berkenalan bersama anak-anak kami,” kata pesepakbola legendaris Indonesia ini.
Ucapan terimakasih atas sambutan Divisi Environmental juga disampaikan Manager WBFC, Ray Manurung.
“Terimakasih atas jamuan Environmental pada kunjungan kami ini. Jadi sambil menunggu liga, kita perkenalkan anak-anak ke wilayah Freeport yaitu divisi Environmental,” ungkapnya.
Secara singkat Ray menjelaskan, anak-anak WBFC berawal dari Timnas Pelajar U-15 Kemenpora. Anak-anak WBFC terpilih dari 60 ribu anak se-Indonesia, kemudian juga terpilih 22 anak yang ke Portugal.
Di Eropa, anak-anak ini bertanding dengan academi U-15 liga Champions di Eropa merupakan suatu prestasi, sehingga harus diwadahi.
“Presiden Liga Champions di Eropa akui bahwa anak-anak ini satu-satunya dari Indonesia yang pertama berlaga di Eropa. Itulah yang membuat saya berpikir bahwa sangat sayang kalau bibit-bibit ini dibuang begitu saja. Jadi kita kumpulkan mereka dan dibina selama tiga tahun belakangan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan, kalau sekedar untuk menjadi pemain bola, maka sangat diyakini anak-anak ini pasti jadi. Sebab anak-anak ini dipilih negara, dalam hal ini oleh legend-legend.
Namun terlepas dari itu, Ray mengungkapkan, WBFC ingin membentuk pemain yang bukan hanya menyandang sebagai pemain sepakbola, tapi juga diterapkan persoalan attitude, karakter dan mentalitas anak.
“Makanya saat ini juga anak-anak ini kita berikan beasiswa dan menempuh perguruan tinggi. Mereka sekarang semua sudah tercatat sebagai mahasiswa di Bandung,” tuturnya.
Wartawan : Acik
Editor : Jimmy
Sumber: SALAM PAPUA Read More