Seorang petugas di salah satu SPBU di Timika
sedang mengisi bensin pada sepeda motor
milik salah satu tukang ojek.
(Foto: SALAM PAPUA/ACIK)SALAM PAPUA (TIMIKA) – Sejumlah tukang ojek di Timika, Papua mengaku semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup lantaran harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dan pertamax yang semakin mahal tiga bulan belakangan ini.
Seperti pengakuan Aryanto, salah satu tukang ojek, meskipun harga pertalite dan pertamax semakin mahal namun harga ojek tetap sama sehingga ia merasa semakin sulit memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebelumnya dengan uang Rp25 ribu saat mengisi pertalite di SPBU bisa penuh tangki motornya. Namun saat ini dengan nilai uang yang sama hanya terisi setengah tangki. Apalagi Pertamax, seharga Rp 30 ribu juga belum belum penuh tangki.
“Kalau dulu isi pertalite di SPBU, kita isi full itu palingan dua pulu ribu rupiah sampai dua pulu lima ribu. Sekarang setengah tangki juga tidak sampe,” ungkap pria yang mengaku tidak punya pangkalan tetap tersebut.
Keadaan ini tentunya sangat menyulitkan dirinya yang masih membayar angsuran sepeda motor yamaha mio soul. Iapun mengaku, terkadang dengan terpakasa meminta bayaran lebih dari setiap penumpang yang dilayaninya. Kadang penumpang yang tidak paham memarahinya namun ada juga penumpang yang mau membayar lebih.
“Bersyukur ada penumpang yang pengertian kalau saya minta bayaran lebih. Tapi kalau penumpang yang tidak pengertian, malah dapat cacian. Padahal saya harus targetkan bayar kos, bayar cicilan motor dan kebutuhan lainnya,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Rados. Pria yang sering menunggu penumpang di depan salah satu super market di Jalan Cenderawasih SP2 ini mengaku harga BBM makin mahal, namun pemasukannya tidak meningkat.
Saat ini mengisi BBM menggunakan uang Rp20 ribu di SPBU banyaknya sama saja dengan isi BBM di pinggir jalan.
Ia juga mengaku sekarang ini sangat sulit mendapat pertalite di SPBU. Jika ada SPBU yang punya persediaan pertalite, tetapi jam pelayanannya dibatasi hanya saat siang hingga sore hari. Pada pagi hari mereka hanya melayani pengisian pertamax.
“Sebetulnya putus asa juga dan sedih, tapi mau bagaimana lagi. Mudah-mudahan kedepannya bisa adaptasi. Sekarang kalau isi pertalite dua pulu ribu rupiah tidak bisa penuh tanki, apalagi pertamax isi 30 ribu rupiah juga belum bisa penuh tangki” keluhnya.
Editor: Yosefina