Pernah Punya 12 Karyawan dan Sempat Bangkrut, Arief Tetap Semangat Mendorong Rombong Bakso

Arief saat mendorong rombong baksonya berkeliling kota Timika mencari pembeli (Foto:salampapua.com)

SALAM PAPUA (TIMIKA)– Pernah memiliki 12 karyawan dan sempat bangkrut, Mas Arief penjual bakso keliling di Timika ini mengaku bangkit dan terus semangat berjuang mencari rezeki.

Bagi pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat ini, keluar masuk lorong jualan bakso sudah menjadi hal biasa dilakoninya sejak tahun 2007 lalu. Hujan dan panas bukan penghalang bagi ayah satu orang anak ini, untuk terus melayani pelanggan yang seakan ketagihan dengan bakso buatannya itu.

Setiap hari dirinya berjualan dari pukul 13.00 WIT hingga pukul 18.00 WIT, keliling mulai dari kontrakannya di Jalan Serui Mekar, putar ke Yos Sudarso, Masuk Jalur Kartini hingga ke Budi Utomo Timika.

“Saya jualan sejak tahun 2007. Dulu pernah punya 12 orang karyawan tetapi semuanya pulang kampung lantaran sepih pembeli. Saat itulah saya bangkrut. Saya bangkrut pas ribuan karyawan Freeport mogok kerja. Saat itu jualan saya benar-benar mati dan saya pun sempat kewalahan. Itu terjadi saat saya ngontrak di Jalan Perintis dan untungnya pemilik kontrakan sangat pengertian, sehingga tidak menagih bayaran kontrak,” katanya saat diwawancarai salampapua.com di Jalan Kartini sekira pukul 15.48 WIT, Selasa (19/7/2022).

Setelah bangkrut di tahun 2010, dirinya pun tetap kembali berusaha menggunakan modal yang diberikan oleh mertuanya. Dari situ, ia sudah memberangkatkan istrinya umroh ke tanah Mekah. Namun, kesulitan kembali terjadi saat covid-19 melanda dunia. Saat pendemi covid-19, ia sempat tidak jualan.

Hingga saat ini, nasib sial terkadang masih menghampiri setiap upayanya berjualan. Bagaimana tidak, kerap kali ia menjumpai orang yang makan dan tidak mau bayar. Sebulan lalu pun rombongnya dihancurkan dan mangkuk-mangkuknya dipecahkan ke jalan.

“Sering ketemu orang yang habis makan langsung jalan dan tidak dibayar. Belum lama ini ada juga orang yang ngamuk kasih hancur rombong dan mangkuk dibuang ke jalan. Itu sebagai tantangan dan dijadikan sebagai pahala aja,” kata pria yang mengaku Istri dan anaknya tinggal di SP 13 ini.

Bakso jualannya ini dibuat bersama tiga orang teman yang jualan keliling mengendarai sepeda motor.

“Pelanggan saya sangat banyak. Makanya harus saya layani karena mereka juga ada yang pesan. Ada juga beberapa Bank yang pesan khusus kalau ada acara. Itulah yang buat saya terus semangat. Alhamdulillah keuntungannya seimbang dengan sewa kontrakan perbulan,” ujar pria ramah ini.

Wartawan: Acik

Editor: Jimmy

Sumber: SALAM PAPUA Read More

Pos terkait