TIMIKA, pojokpapua.id – Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika mulai memenuhi kuota 50 ton ayam potong sebagai kelanjutan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) penyerapan daging ayam potong lokal dari PT Pangansari Utama (PSU).
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mulai melakukan pemotongan 1000 ekor ayam potong di Rumah Potong Hewan-Unggas (RPH-U) yang berlokasi Pasar Sentral, Selasa (18/7/2023) disaksikan langsung Direktur Utama PT Pangansari Utama, Maghfur Lasah didampingi Kadisnak dan Keswan Mimika, drh Sabelina Fitriani, drh Erma Nurbakti.
Maghfur menyebut pengembangan kemitraan PT Pangansari Utama bersama PT Freeport Indonesia dan Pemda Kabupaten Mimika juga para peternak lokal dilakukan dengan berbasis pengembangan masyarakat. Kemitraan ini kata dia diharapkan bisa terus meningkat dengan standart kualitas yang juga meningkat sesuai dengan yang disepakati. Kerja sama dengan Disnak Keswan ini kata dia memang yang pertama kali. Setelah ini diharapkan juga bisa terjalin kerjasama dengan dinas-dinas lain yang bergerak di bidang pertanian.
Kata Maghfur, untuk saat ini kuota ayam potong yang diambil dari Timika sebanyak 100 ton. Untuk kerja sama dengan Pemda Mimika dimulai dengan 50 ton per bulan. “Kita dukung terus agar kuota 50 ton bisa terpenuhi oleh para peternak unggas melalui dinas,” ujarnya.
Menyadari kebutuhan 100 ton ayam potong bukan jumlah yang sedikit, maka PT PSU akan terus mendukung para peternak lokal dan Dinas Peternakan agar dapat mengembangkan peternakan.
Selain menyerap ayam potong, PT PSU akan memberikan dukungan bantuan pendampingan serta pelatihan kepada para peternak lokal dengan mendatangkan tenaga ahli dari akademisi baik Unipa, IPB, UGM guna memberikan pendampingan soal pengembangan keahlian teknologi pangan sesuai dengan agro yang dikembangkan berdasarkan usaha secara organik.
Senada dengan hal itu, drh Sabelina Fitriani mengatakan sejak dilakukan MoU antara Pemda Mimika dengan PT Pangansari Utama pada bulan Maret lalu pihaknya tetap berkomitmen agar para peternak lokal bisa memenuhi permintaan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. “Saya berharap peternak tetap bersemangat, tetap menjalankan usaha ini sebaik-baiknya, tetap menjaga kualitas, karena pemotongan ayam ini juga bersama-sama mereka (peternak),” ungkapnya.
Saat ini, produk ayam potong yang dihasilkan dari RPH-U dikhususkan untuk memenuhi permintaan PT PSU sebagai penyedia katering bagi PT Freeport Indonesia.
Adanya permintaan PT PSU inimemberi semangat baru bagi peternak lokal di Timika. Selama ini peternak melakukan produksi hanya saat hari raya dan hari tertentu namun dengan kerja sama ini, bisa membuat peternak terus aktif berproduksi.
Rumah Potong Hewan Unggas milik Pemkab Mimika bisa melakukan pemotongan hingga 2000 ekor ayam per hari. Tidak hanya potong, tapi sekaligus packing dan dikirim ke PT PSU. “Yang jelas kita sudah punya PO dengan Pangansari dan peternak sudah bisa action, memotong untuk kebutuhan itu,” jelasnya.
Dari aktivitas pemotongan di RPHU ini pemerintah mendapatkan retribusi yang masuk ke kas daerah. Sementara dari sisi peternak, sudah tentu pendapatan mereka akan bertambah. “Ini akan jadi penghasilan yang terus menerus untuk mereka (peternak) yang mungkin tadinya mereka hanya setahun beberapa kali pelihara, jadi hanya mendapatkan penghasilan sesuai dengan hari raya, setelah kita punya komitmen dengan Pangansari mereka bisa jadikan penghasilan bulanan,” jelasnya.
Sementara itu, Semuel George Awom selaku Ketua Asosiasi Kelompok Peternak OAP ayam potong lokal mengatakan saat ini ada 45 orang peternak dan 20 diantaranya 20 peternak Papua. Ia berharap kerja sama ini terus dibangun.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More