TIMIKA, pojokpapua.id – Pemerintah Kabupaten Mimika bersama PT Freeport Indonesia telah menyusun Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Ada 17 tujuan yang ditetapkan seperti kesehatan, infrastruktur dan lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan dilakukan secara kolaboratif antara Pemerintah Kabupaten Mimika dengan pihak terkait terutama PT Freeport Indonesia lewat program kemitraan di berbagai bidang.
Untuk mencapai tujuan tersebut Pemkab Mimika bersama PTFI menyusun rencana aksi program kemitraan penyediaan air bersih, sanitasi, upaya perbaikan gizi masyarakat dan pengendalian penyakit berbasis lingkungan. Pertemuan penyusunan rencana aksi ini digelar Rabu (14/6/2023) di Swissbell Inn Timika.
Kepala Bidang Fispra Bappeda Mimika, Scienray Aris Morin, SE MSi mengatakan pemenuhan air bersih bagi masyarakat di Mimika memang masih menjadi persoalan karena terbentur sumber air baku. Sehingga ada beberapa kampung yang belum bisa dibangun.
Pemkab Mimika kata dia, telah menyusun beberapa pendekatan untuk menyelesaikan isu sektoral termasuk stunting. Namun ini juga dipengaruhi oleh ketersediaan air bersih dan pemenuhan gizi. Untuk itu dalam aspek perencanaan, Bappeda mengarahkan beberapa lokasi untuk dilakukan intervensi secara bersama dan kolaborasi.
Sehingga dalam pertemuan ini diharapkan ada sebuah kesepakatan yang nantinya ditindaklanjuti bersama salah satunya penyediaan air bersih. “Sehingga ini jadi gambaran bagi kita untuk sepakati lokasi yang jadi permasalahan air bersih dan sanitasi untuk dilakukan intervensi bersama,” terangnya.
Direktur PT Freeport Indonesia, Claus Wamafma mengungkapkan PT Freeport Indonesia hadir dan ingin berpartisipasi dan berkontribusi dalam pembangunan di Mimika. Secara ekonomi, kontribusi Freeport pada PDRV Papua berada di angka 34 persen dan Mimika secara khusus di angka 70 persen.
Sebelumnya bahkan, kontribusi Freeport pada PDRB Mimika mencapai 90 persen. Tapi adanya penguatan di luar sektor tambang sehingga angkanya mulai turun. “Ini jadi harapan bahwa kita tidak bergantung lagi pada tambang yang akan berhenti ketika cadangan selesai,” tegasnya.
Freeport lanjut Claus, Freeport berkomitmen memberi manfaat tidak hanya bagi pemegang saham tapi juga pemangku kepentingan. Sehingga keberlangsungan operasional Freeport harus tetap dijaga karena benefitnya dirasakan dan dinikmati oleh negara dan masyarakat.
Tidak hanya berfokus pada operasional saja, Freeport juga berkomitmen menjalankan komitmennya di berbagai bidang baik itu ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Di bidang kesehatan, pada Tahun 2021 lalu dilakukan riset kesehatan dasar yang didukung penuh oleh Freeport untuk memotret intervensi yang sudah dilakukan dan isu kesehatan yang terjadi di Mimika.
Hasil riset menggambarkan bahwa persoalan kesehatan bukan saja ditangani Dinas Kesehatan tapi membutuhkan keterlibatkan lintas sektor seperti penyediaan air bersih, ketersediaan pangan bergizi dan sanitasi. “Kami di Freeport Indonesia punya komitmen sosial yaitu masyarakat harus sejahtera,” katanya.
Mengenai air bersih, Freeport sudah membangun fasilitas pengolahan air yang akan disalurkan ke masyarakat di Mimika. Namun untuk jaringan distribusi disiapkan oleh Pemkab Mimika. Sehingga untuk operasional menunggu kesiapan jaringan distribusi.
Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Mimika, Hendritte Tandiyono meminta semua pihak untuk berkolaborasi dalam menjalankan program. Sebab pemerintah menargetkan Tahun 2026 mendatang, tidak ada lagi stunting, penyakit kulit dan malaria.
Untuk itu rencana aksi yang disusun harus difollow up. “Kita di sini untuk kesejahteraan masyarakat, program jangan tumpang tindih,” katanya.(
Sumber: Pojok Papua Read More