Paskah dan Ramadan pada Bulan yang Sama Bawa Kedamaian bagi Masyarakat Papua

Pastor Maximilianus Dora, OFM
(Foto: SAPA/Jefri)
SAPA (TIMIKA) – Perayaan paskah Tahun 2022 yang jatuh di Bulan April bersamaan dengan berlangsungnya Bulan Ramadan bagi umat Muslim merupakan momen untuk meningkatkatkan rasa toleransi dan menciptakan kehidupan masyarakat Papua yang Damai.


Hal ini disampaikan Pastor Paroki Santo Stefanus Sempan, Pastor Maximilianus Dora, OFM di Timika baru-baru ini.

Ia mengatakan sikap hidup yang saling menghargai dalam perbedaan dan penuh kedamaian merupakan impian semua masyarakat yang hidup di Tanah Papua sehingga pada momen Paskah dan Bulan Ramadan ini adalah waktu yang tepat bagi umat Kristiani dan Muslim untuk memperbaiki diri, meningkatkan toleransi antar umat beragama dan Papua penuh damai dapat diciptakan dalam momen ini.

Pastor Maxi mengajak semua pihak yang punya kepentingan di atas Tanah Papua ini untuk selalu mengedepankan kepentingan bersama serta meninggalkan ego yang membuat banyak masyarakat tidak merasa nyaman dan damai. 

“Pada momen yang sangat baik ini mari kita jadikan sebagai bahan refleksi bagi setiap pribadi, mari kita tinggalkan permusuhan, membangun persaudaraan, kekeluargaan diantara umat beragama, suku serta kelompok- kelompok sehingga Papua Damai dapat kita ciptakan bersama- sama,” kata Pastor Maxi.

Dia juga meminta tindakan kekerasan yang terjadi di Tanah Papua khususnya di wilayah pegunungan dapat dihentikan sehingga tidak ada lagi ketakutan- ketakutan yang membuat masyarakat tidak merasakan arti kedamaian dan kenyamanan.

Disamping itu Pastor Maxi juga mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan kelonggaran bagi umat Kristiani untuk dapat  merayakan Paskah di gereja dalam tahun ini.

Menurutnya bisa merayakan pesta paskah di gereja adalah kerinduan terbesar bagi seluruh uma Kristiani, namun yang terpenting adalah dapat memaknai paskah dengan memperbaiki diri sehingga terciptanya kedamaian dalam kehidupan pribadi dan keluarga agar dapat diimplementasikan kepada semua orang.

“Karena sebetulnya kebangkitan Yesus Kristus  bukan membawa keegoisan, perang serta kehancuran tapi Yesus hadir membawa kedamaian, kenyamanan bagi semua orang bagi seluruh umat manusia,” tuturnya.

Wartawan: Jefri Manehat
Editor: Yosefina 

Pos terkait