Perwakilan Umat Budha Mimika foto bersama usai jumpa pers di Vihara Bodhi Mandala (Foto:salampapua.com/Yosefina)
SALAM PAPUA (TIMIKA)- Pengawas proyek pembangunan tempat ibadah Vihara di Kampung Naena Muktipura SP6 Distrik Iwaka menyampaikan permohonan maaf terkait adanya pemasangan papan nama proyek pembangunan kandang babi di lokasi proyek pembangunan rumah ibadah tersebut dan mengaku bahwa itu adalah kesalahan yang tidak disengaja.
Dalam jumpa pers di Vihara Bodhi Mandala, Jalan Hasanuddin Timika, Papua, Senin (12/9/2022), Ketua Majelis Budhayana Indonesia (MBI) Kabupaten Mimika, Jemy Mulyono bersama dengan rekan-rekannya yang tergabung dalam panitia pembangunan Vihara dan juga sebagai perwakilan dari Yayasan Bodhi Mandala, menjelaskan pihaknya mengetahui papan nama proyek itu saat mengunjungi vihara yang proses pembangunannya sudah berjalan selama satu bulan.
Begitu tiba di sana pihaknya kaget karena melihat papan nama yang ada di situ bertuliskan proyek pekerjaan pembangunan kandang semi permanen ternak babi.
Saat itu Jemy mengaku langsung menghubungi pihak kontraktor dan mendapat penjelasan ada kesalahan percetakan.
Jemy merasa heran karena pihak kontraktor tidak membaca papan nama itu saat membawanya ke vihara. Apalagi yang membawa papan nama itu seorang pengawas lapangan yang tentu bisa membaca dan mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup tinggi.
“Level pengawas pasti bisa membaca, latar belakang pendidikan di atas SMA masa tidak bisa membaca tulisan yang ada di papan nama? Saya juga bingung papan nama yang sebelumnya sudah benar diganti dengan papan nama proyek pembangunan kandang babi,” sebutnya.
Jemy mengaku sangat menyesali adanya kelalaian ini, sebab tempat ibadah merupakan tempat yang sakral dan bukan untuk main-main.
“Kejanggalan terlalu mencolok. Kalau diganti dengan nama proyek kantor dinas mungkin tidak terlalu, tapi ini nama proyek kandang babi kan, ini seperti penghinaan,” ungkap Jemy.
Meski demikian, Jemy mewakili umat Budha di Mimika berharap permasalahan tersebut tidak diperbesar.
“Tapi saya pikir kita selesaikan dengan hati yang tenang karena negara kita sedang mengalami banyak masalah, sehingga kita bisa menyelesaikan dengan hati yang tenang,” pesannya.
Selain itu pihaknya juga merasa pembangunan Vihara itu tidak sesuai rencana anggaran belanja (RAB).
Sehingga pihak panitia internal akan melakukan evaluasi jika tidak sesuai spec maka proyek itu dihentikan sementara. Pihaknya juga menyanggupi jika dihentikan maka akan dilanjutkan dengan dana dari umat Budha, yang penting bangunannya sesuai dengan kualitas yang diinginkan.
“Mestinya konstruksi cakar ayam menggunakan komposisi beton dari bahan semen, pasir dan batu pecah, tapi mereka gunakan pasir Cor jelas ini tidak sesuai RAB. Kalau pembangunan tidak sesuai RAB nanti bisa jadi temuan KPK, jadi kami evaluasi kalau tidak sesuai spec kami hentikan dulu,” ujarnya.
Sementara itu, pengawas proyek pembangunan Vihara dari CV Ganti Tunas, Agustinus menjelaskan sebelumnya pada tanggal 3 Agustus 2022 ia sudah menancapkan papan proyek yang bertuliskan pembangunan Vihara, namun karena ada kesalahan redaksi pada papan nama tersebut akhirnya mereka mencabutnya.
Pada Sabtu (10/9/2022) pihak kontraktor akan mengganti papan nama proyek tersebut, namun saat mengambil spanduk yang dicetak di percetakan, ternyata spanduknya tertukar dengan proyek milik Dinas Peternakan.
Ia mengaku saat ke SP 6 untuk memasang papan nama itu hari sudah sore, ia terburu-terburu melakukan pemasangan mengingat situasi Mimika yang kurang kondusif sehingga tidak membaca dengan baik tulisan yang tertera di papan nama.
“Karena kondisi Timika akhir-akhir ini seperti ini, jadi saya tergesa-gesa, ini karena kekhilafan saya. Saya sebagai penanggung-jawab kontraktor pelaksana mohon maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak yang merasa tersinggung dengan hal itu. Sungguh bukan suatu hal kesengajaan,” pungkas Agustinus.
Sementara itu Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Mimika, Marthen Sawi saat ditemui di GKI Diaspora SP2 turut menyampaikan permintaan maaf kepada umat Budha Mimika. Menurutnya kesalahan pemasangan papan nama itu benar-benar tidak disengaja.
“Saya sudah cek ke pihak kontraktor ini benar-benar kesalahan yang tidak di sengaja. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada umat Budha,” ucapnya.
Marthen juga menjelaskan bahwa pembangunan Vihara tidak mungkin dilakukan tidak sesuai RAB namun menindaklanjuti keluhan umat Budha ia akan memanggil pihak kontraktor untuk melakukan evaluasi.
“Tidak mungkin kita lakukan pembangunan tidak sesuai gambar dan RAB,” ujarnya.
Menurutnya pembangunan dilakukan di SP6 bukan di lokasi vihara yang sedang dibangun di Irigasi karena ada sejumlah umat Budha yang sudah tinggal di lokasi itu sejak Tahun 1996. Selama ini umat Budha yang tinggal di SP6 beribadah di Cetiya (bentuk ruang peribadatan terkecil dalam agama Budha sesudah arama dan vihara-red). Kemudian pembangunan vihara juga dilakukan di sekitar lokasi pembangunan Cetiya.
“Jadi ini sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada mereka karena mereka sudah lama tinggal di situ dan berkontribusi membangun Mimika,” sebutnya.
Wartawan: Yosefina
Editor: Jimmy
Sumber: SALAM PAPUA Read More