Menpora RI Zainudin Amali (kedua dari kiri) didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas (kedua dari kanan) saat menjumpai manajemen, tim pelatih dan para pemain Papua Football Academy (Foto:Istimewa)
SALAM PAPUA (TIMIKA)– Sejak diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), pada 31 Agustus 2022 di Jayapura, kehadiran Papua Football Academy (PFA) tidak lepas dari perhatian Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, termasuk pada perkembangan dan pembentukan karakter anak didik oleh para pelatih dan pengurus PFA.
Papua Football Academy merupakan akademi sepakbola bermarkas di Timika yang didukung penuh oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) sebagai komitmen pengembangan sumber daya manusia di Papua. PFA lahir atas permintaan Presiden RI, Jokowi, yang memberi perhatian pada potensi olahraga, termasuk sepakbola di Papua.
“Saya menyambut baik kehadiran Papua Football Academy yang didukung oleh stakeholders sepak bola di Indonesia, terutama PT Freeport Indonesia. Saya mendapatkan banyak laporan dari perkembangan anak-anak di PFA, terutama soal sikap dan mental,” ujar Menpora Zainudin Amali, dalam rilis yang diterima salampapua.com, Selasa (24/1/2023).
Menurut Zainudin Amali, memberi perhatian pada pembentukan karakter dan mental merupakan bagian penting bagi pemain sepakbola di Indonesia. Pelatihan teknik sepakbola pada anak-anak usia muda harus diikuti dengan modal karakter individu yang baik.
Apalagi, kata Zainudin, bagi masyarakat Papua sepakbola tak ubahnya sebagai harkat dan martabat, serta harga diri yang harus dijaga seperti halnya seni dan budaya.
“Sesaat sebelum diresmikan Pak Presiden Jokowi, saya ikut mendengar pemaparan manajemen Freeport lewat Direktur Claus Wamafwa soal roadmap dan arah pembinaan di PFA, semuanya jelas. Karena itu, saya berharap kehadiran PFA bisa menjadi pembelajaran bagi daerah-daerah lain dalam membangun sepakbola Indonesia,” kata pria asal Gorontalo ini.
Menpora RI Zainudin Amali didampingi Direktur PTFI Claus Wamafma saat berbincang-bincang dengan pelatih dan pemain PFA
Para pemain PFA saat sedang berlatih
Para pemain PFA saat sedang berlatih
Zainudin juga menyinggung penerapan Filanesia dalam kurikulum sepakbola Papua Football Academy yang dipimpin Wolfgang Pikal sebagai Direktur PFA. Ia berharap, filosofi sepakbola Indonesia itu bisa diterapkan dan dikembangkan sesuai kondisi.
“Kita butuh pembinaan sepakbola usia muda yang konsisten, berkesinambungan, serta sistematis. Faktor ini yang menjadi kelemahan kita dalam membangun sepakbola berprestasi. Saya mendapatkan banyak informasi dari berbagai pihak soal pembinaan sepakbola kita yang tidak konsisten,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dia berharap federasi sepakbola Indonesia (PSSI) bisa mengadopsi pengelolaan Papua Football Academy untuk daerah-daerah lain di luar Papua dan tak perlu mencari perbandingan dari luar negeri.
“Saya berterima kasih kepada Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, teman saya sejak lama, atas dukungan serta kepeduliannya kepada pembangun sepakbola usia dini di Indonesia lewat PFA. Dia musisi yang andal, tapi juga peduli pada pengembangan masyarakat dan sepakbola Indonesia,” tutur Zainudin yang mengaku biasa menyapa Tony Wenas dengan panggilan “brother”.
Saat momentum pertemuan Menpora RI dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Istana Merdeka pada Oktober 2022 dan sesaat sebelum final Piala Dunia 2022 di Doha, Qatar, disebut sebagai sebuah peluang membangun sepakbola Indonesia.
“Gianni Infantino mengatakan ingin menjadikan Indonesia sebagai episentrum sepakbola Asia. Momentum ini harus kita tangkap untuk memperkuat perkembangan persepakbolaan Indonesia. Kehadiran PFA adalah salah satu caranya,” tutupnya.
Editor: Jimmy
Sumber: SALAM PAPUA Read More