MIMIKA, Seputarpapua.com | Komitmen terhadap lingkungan yang bersih dan sehat menjadi salah satu pilar utama dalam visi Maximus Tipagau dan Peggi Patricia Pattipi sebagai calon pemimpin Mimika.
Di tengah dinamika pembangunan perkotaan yang kian pesat, keduanya menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Dalam kerangka besar ini, mereka mengajukan program ambisius yang dinamai “Penataan Kota Bebas Sampah,” sebuah inisiatif yang menekankan pentingnya kebersihan dan keterlibatan masyarakat.
Pendekatan kolaboratif untuk kebersihan berkelanjutan. Maximus dan Peggi memahami bahwa kebersihan lingkungan bukanlah tanggung jawab pemerintah semata. Dengan menempatkan masyarakat sebagai mitra utama, mereka berupaya mendorong perubahan pola pikir yang lebih luas.
Mereka percaya bahwa ketika masyarakat ikut serta dalam menjaga kebersihan, maka dampaknya akan jauh lebih besar dan berkelanjutan.
“Kebersihan adalah tanggung jawab bersama,” kata Maximus dalam sebuah pertemuan dengan komunitas warga.
Dengan pendekatan kolaboratif ini, Maximus dan Peggi berencana mengintegrasikan berbagai program pelatihan dan pendidikan lingkungan yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
Mereka ingin agar setiap warga merasa memiliki tanggung jawab moral dan sosial dalam menjaga lingkungan, baik melalui pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, pemilahan sampah, maupun partisipasi dalam kegiatan kebersihan massal.
Dalam hal ini, pemerintah daerah juga diharapkan dapat memainkan peran penting sebagai fasilitator, menyediakan infrastruktur dan layanan pendukung seperti tempat sampah yang memadai, sistem pengelolaan sampah yang efisien, serta program sosialisasi yang terarah.
Program “Penataan Kota Bebas Sampah” yang diusung oleh Maximus dan Peggi tidak hanya dimaksudkan sebagai kampanye temporer, melainkan sebagai gerakan yang terus berkembang dan tertanam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Mimika.
Mereka merancang program yang mencakup seluruh tahapan pengelolaan sampah, mulai dari pengumpulan di rumah tangga, pemrosesan limbah, hingga pengelolaan yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan.
Salah satu fokus utama dalam program ini adalah peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah. Maximus dan Peggi berkomitmen untuk memperbaiki sistem pengangkutan sampah, membangun pusat daur ulang, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengurangan sampah.
“Kota bebas sampah bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal kesehatan dan kualitas hidup,” tegas Peggi dalam pidatonya.
Tidak hanya itu, program ini juga berusaha menciptakan peluang ekonomi melalui daur ulang. Maximus dan Peggi melihat potensi ekonomi dalam pengelolaan limbah yang bisa menggerakkan roda ekonomi masyarakat, terutama sektor informal yang sering terlibat dalam pemilahan dan daur ulang sampah.
Lingkungan yang bersih, menurut Maximus dan Peggi, berkaitan erat dengan kesehatan dan kenyamanan warga. Mereka menyadari bahwa tumpukan sampah dan limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber penyakit, seperti demam berdarah dan infeksi saluran pernapasan.
Oleh karena itu, visi mereka berfokus pada upaya preventif dengan memastikan kebersihan lingkungan di setiap sudut kota.
“Kebersihan bukan hanya soal tampilan, tetapi bagaimana kita menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” ujar Maximus dalam sebuah diskusi terbuka di salah satu kawasan padat penduduk.
Dengan lingkungan yang bersih, warga akan merasa lebih nyaman untuk beraktivitas, baik di ruang publik maupun di lingkungan tempat tinggal mereka.
Selain itu, mereka juga ingin menciptakan ruang-ruang publik yang ramah bagi warga dengan menyediakan taman-taman kota yang hijau dan bersih.
Ruang-ruang ini diharapkan dapat menjadi tempat interaksi sosial yang sehat, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai upaya untuk memastikan keberlanjutan dari program ini, Maximus dan Peggi menempatkan pendidikan lingkungan sebagai prioritas. Mereka menyadari bahwa tanpa kesadaran yang memadai, program sebesar apa pun tidak akan efektif.
Oleh karena itu, mereka berencana melibatkan berbagai pihak dalam kampanye edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mulai dari sekolah, komunitas lokal, hingga media massa.
Program edukasi ini dirancang untuk menjangkau berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak sekolah hingga orang dewasa.
“Kami ingin membangun kesadaran sejak dini bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai warga negara,” ungkap Peggi.
Selain itu, Maximus dan Peggi juga mendorong pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Mereka melihat potensi besar dalam media sosial dan aplikasi digital untuk menyebarkan informasi terkait pentingnya menjaga kebersihan.
Mereka berharap generasi muda yang akrab dengan teknologi dapat menjadi penggerak utama dalam kampanye ini.
Pada akhirnya, visi kebersihan lingkungan Maximus Tipagau dan Peggi Patricia Pattipi tidak hanya tentang memperbaiki fisik kota, tetapi juga mengubah cara masyarakat berpikir tentang sampah dan lingkungan.
Mereka ingin agar warga Mimika melihat kebersihan sebagai bagian integral dari pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan bersama.
Dengan mengintegrasikan partisipasi masyarakat, dukungan infrastruktur, pendidikan, dan teknologi, Maximus dan Peggi yakin bahwa program ini akan mampu menciptakan perubahan signifikan.
Kota bebas sampah bukan hanya impian, tetapi sebuah visi nyata yang bisa diwujudkan melalui kerja keras, kolaborasi, dan komitmen dari semua pihak.
Dalam waktu dekat, Maximus dan Peggi akan memulai serangkaian sosialisasi dan konsultasi publik untuk mengumpulkan masukan dari masyarakat terkait pelaksanaan program ini.
Mereka berharap bahwa visi ini akan menjadi fondasi bagi Mimika yang lebih bersih, sehat, dan nyaman di masa depan. (Advertorial)
Artikel ini telah tayang di seputarpapua.com
LINK SUMBER : Maximus – Peggi Bakal Wajudkan Penataan Kota Bebas Sampah