MAPPI – Sagu bagi masyarakat Papua merupakan makanan pokok. Terutama masyarakat yang diam di wilayah pesisir termasuk di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan. Enam suku asli Mappi yaitu Suku Yaqhai, Tamario, Awyu, Wiyaghar dan Koroway semuanya menjadikan sagu sebagai makanan pokok.
Tidak hanya diolah dalam bentuk papeda seperti yang dikenal selama ini, masyarakat Papua juga memiliki cara pengolahan sagu menjadi menu yang lebih variatif.
Lewat even Festival Budaya Sejuta Rawa, Suku Yaqhai memperkenalkan kuliner olahan sagu. Diantaranya sagu kelapa bakar, sagu kuali hingga sagu yang dibuat menjadi bolu.
Sagu kelapa bakar atau disebut payokumti oleh Suku Yaqhai menggunakan sagu merah. Bisa juga gunakan sagu putih, tapi oleh masyarakat lebih sering pakai sagu merah, dicampur kelapa, ditambah sedikit gula.
Pengolahannya cukup sederhana. Rebeca Wagatau, salah seorang mama Suku Yaqhai menjelaskan proses pembuatan sagu kelapa bakar. Semua bahan dicampur kemudian dibungkus menggunakan daun sagu atau daun kelapa. Sebelum sagu dibakar, bara api harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Sagu kelapa bakar kata Rebeca, sering dijadikan camilan oleh masyarakat. Bisa juga dimakan dengan lauk seperti ikan bakar sebagai menu utama. Tapi, masyarakat lebih sering jadikan sagu kuali, sagu yang tidak memiliki campuran sebagai menu utama.
Makanan olahan ini bahkan sudah menjadi mata pencaharian mama-mama dengan menjual sagu bakar di pasar. Sepotong sagu bakar kelapa dijual Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More