Keluarga Korban Mutilasi Masih Bertanya-tanya Proses Hukum Para Terduga Pelaku

Potongan tubuh salah satu korban mutilasi saat diambil pihak keluarga di ruang jenazah RSUD Mimika untuk dikremasi di Kilo 11 Timika, tanggal 16 September 2022 (Foto:salampapua.com/Acik)

SALAM PAPUA (TIMIKA)– Anggota DPRD Mimika sekaligus tokoh masyarakat Nduga di Timika, Karel Gwijangge menyebutkan bahwa sampai saat ini keluarga empat korban mutilasi masih bertanya-tanya proses hukum terhadap enam oknum anggota TNI seperti apa dan sampai dimana?

Selain enam oknum anggota Brigif 20 Timika tersebut, keluarga korban juga bertanya terkait proses hukum terhadap tiga tersangka lainnya yang merupakan warga sipil, serta perkembangan pencarian terhadap salah satu tersangka pelaku bernama Roy yang telah ditetapkan sebagai DPO.

“Sampai saat ini keluarga korban masih bertanya-tanya seperti apa proses hukum bagi enam anggota TNI itu? Proses hukum tiga pelaku yang warga sipil seperti apa? Mereka juga bertanya-tanya pencarian terhadap Roy seperti apa? Apakah Roy masih di Timika atau kemana? Sampai sekarang keluarga belum dengar apakah enam anggota TNI itu sudah sidang kode etik dan dipecat atau belum? Kalau itu belum ada kabarnya, wajar saja kalau ada dugaan bahwa negara sedang lindungi orang-orang itu,” ungkap Karel di gedung DPRD Mimika, Jumat (23/9/2022).

Disampaikan, informasi perkembangan proses hukum bagi sembilan tersangka yang telah diamankan sangat dibutuhkan pihak keluarga, mengingat ini persoalan kemanusiaan. Demikian juga terkait pencarian Roy selaku pelaku yang DPO.

“Keluarga butuh informasi itu supaya mereka puas. Keluarga mau tahu yang enam anggota TNI itu diproses di mana. Saya juga mau bicara karang-karang tidak mungkin, karena saya sendiri juga tidak tahu sudah sampai dimana proses itu,” katanya.

Disampaikan juga bahwa informasi terkait adanya ancaman balas dendam oleh pihak keluarga pasca insiden ini sangat tidak benar. Dengan demikian, jika ada informasi yang tersebar terkait ancaman balas dendam, maka bisa dipastikan itu bukan dari keluarga korban.

“Saya selalu monitor ke masing-masing keluarga empat korban mutilasi, dan situasi aman terkendali tanpa adanya niat balas dendam. Masyarakat kita itu tidak seperti itu. Intinya kalau keluarga sedarah dari korban tidak berbuat sesuatu, maka keluarga dekatnya juga tidak akan bertindak. Itu kuncinya. Selama keluarga korban tidak berniat dan tetap percayakan sepenuhnya kepada penegak hukum, maka Timika ini akan aman kondusif. Cuma yang jadi soal adalah adanya orang-orang yang sebarkan isu tidak benar,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, sejak awal pihak keluarga sedarah dari empat korban itu menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada kepolisian, sehingga patut diapresiasi. Sejak pihak keluarga temukan potongan tubuh yang pertama hingga potongan tubuh yang keempat, semua aman meski ada aksi orasi di tengah jalan. Orasi tersebut dilakukan hanya supaya diketahui bahwa para pelakunya adalah oknum anggota TNI yang notabene sebagai pelindung masyarakat.

“Ini perlu kita apresiasi. Padahal siapapun yang menjadi korban dalam kasus ini, sudah pasti akan marah, karena ini bukan pembunuhan biasa, tapi empat korban ini dipotong-potong layaknya hewan kurban. Kalau memang mau rampok, kenapa tidak uangnya saja diambil. Namun, ini mutilasi dan dibuang ke sungai, sehingga sebagian tubuh dari empat korban ini tidak ditemukan,” ujarnya.

Wartawan: Acik

Editor: Jimmy

Sumber: SALAM PAPUA Read More

Pos terkait