Kampung Nawaripi Langganan Banjir, DPRD Mimika Dinas PUPR Tangani

TIMIKA – Curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu belakangan ini menyebabkan beberapa kawasan perumahan warga terkena dampak banjir. Salah satu kawasan yang kerap berlangganan banjir adalah Kampung Nawaripi.

Kepala Kampung Nawaripi Norman Ditubun, Jumat (26/8/2022) menyebut dari 18 RT hanya RT 10 dan RT 18 saja yang tidak terkena dampak banjir. Sementara ke 16 RT lainya merasakan dampak banjir apabila curah hujan tinggi. “Selain RT 10 dan 18, semuanya terkena banjir, banjir biasa satu hari saja, kalau hujan reda, selesai sudah,” ujar Norman.

Dengan kondisi banjir yang terus terjadi ini, Norman berharap pihak terkait bisa segera menindaklanjutinya sehingga persoalan banjir bisa segera teratasi.

Dua anggota DPRD Komisi C, Herman Gafur dan Mariunus Tandiseno langsung turun ke lokasi. Menurut Herman, itu  disebabkan karena normalisasi sungai yang selama ini tidak tuntas dilakukan. Seharusnya proyek normalisasi sungai itu dilakukan sekali tuntas yakni dari hulu sampai ke hilir. Selain persoalan normalisasi sungai yang belum tuntas sebagai dalang penyebab banjir, adanya tingkat kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan juga menjadi penting. Selain itu normalisasi sungai juga harus disertai dengan pembuatan tanggul untuk mengantisipasi adanya pendangkalan sungai.

Politisi PBB ini menyebut di kawasan Nawaripi sebenarnya ada drainase induk yang ada di sekitar Jalan Yos Sudarso juga belum selesai dikerjakan. Atas persoalan penyebab banjir ini, Herman berharap Dinas PUPR bisa menjadikan hal ini sebagai perhatian guna mengevaluasi program-program yang ada di APBD Perubahan. Jika memang tidak memungkinkan dibiayai di APBD Perubahan, ia harap bisa diprioritaskan di APBD Induk tahun depan.

Rekanya, Mariunus Tandiseno juga mengatakan curah hujan yang cukup tinggi di Timika memang menyebabkan beberapa lokasi di seputaran kota tergenang banjir. Akibat luapan air yang tidak bisa lagi terbendung, maka salah satu kawasan yang merasakan dampak hujan lebat adalah Kampung Nawaripi. Politisi Partai Golkar ini berharap persoalan banjir ini bisa segera ditangani oleh Dinas PUPR dengan menggunakan anggaran di APBD Perubahan.

“Harus segera ditangani ini banjir, gunakan APBD Perubahan, agar warga tidak lagi was-was kalau mau tidur, sudah tidak ada keraguan lagi, banjir sampai masuk ke dalam rumah, harus dibuat normalisasi sungai dan pengerukan sampah itu dalam beberapa hari ke depan ini, supaya warga aman,” jelasnya.

Menjawab harapan ini, Kabid Sumber Daya Air pada Dinas PUPR, Sami Sahetapy mengatakan tahun lalu pihaknya telah melaksanakan proyek pengerukan sungai dan normalisasi talud di belakang SMA Negeri 1. Namun, dengan kondisi daerah yang rata, maka erosi di sungai cukup tinggi jika curah hujan juga tinggi. Hal ini kata dia bisa dibuktikan dengan warna air sungai.

Ia menyebut salah satu penyebab terjadinya banjir bisa dikarenakan warga yang kerap membuang sampah di sungai sehingga menyebabkan pendangkalan di sungai. “Jadi luapan air di sungai ini banyak terjadi karena tumpukan sampah, air tidak lancar, air meluap melewati talud yang kita buat,” ungkapnya.

Selanjutnya, mengatasi banjir ini, hal yang bisa dilakukan adalah pengerukan sampah yang ada di sungai. Mengingat ini adalah kebutuhan mendesak, maka pihaknya bisa menggunakan anggaran di APBD Perubahan agar bisa langsung ditangani.(*)

Sumber: Pojok Papua Read More

Pos terkait