Kaleidoskop Hukrim 2024: Mantan Anggota Polri jadi Panglima OPM hingga Pembebasan Sandera Pilot Susi Air

Deretan peristiwa hukum dan kriminal (Hukrim) berhasil dirangkum seputarpapua.com selama tahun 2024, mulai dari perampasan 4 pucuk senjata api jenis AK-47 China oleh Aske Mabel, seorang mantan anggota Polri yang kini menjadi Panglima Kodap TPNPB-OPM, hingga pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya.

1. Aske Mabel Nyatakan Diri jadi Panglima Kodap TPNPB-OPM

Sosok Bripda Aske Mabel muncul dalam sebuah video singkat berdurasi 1 menit 58 detik. Dalam video itu, Aske Mabel menyatakan dirinya telah diangkat menjadi Panglima TPNPB-OPM Kodap Balim Timur Yali-Yalimo.

Dalam pernyataannya, Aske Mabel menyampaikan bahwa Kodap Balim Timur telah menerima 4 pucuk senjata api jenis AK-47 China milik Polri yang dirampas pada Minggu, 9 Juni 2024 dini hari di Polres Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan.

“Hari ini diumumkan bahwa Kodap Balim Timur Yali-Yalimo akan memanfaatkan peralatan logistik yang dirampas ini, diperlukan demi untuk perjuangan bangsa Papua Barat,” demikian pernyataan Aske Mabel dalam video berdurasi 1 menit 58 detik yang dibuatnya.

“Saya sendiri bawa keluar empat pucuk senjata AK-47 buatan China, dan hari ini tanggal 30 Oktober 2024, saya sendiri sebagai Panglima OPM TPNPB Kodap Balim Timur Yali-Yalimo siap bertanggungjawab,” tegasnya.

Menanggapi pernyataan Aske Mabel, Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom membantah keberadaan Kodap Balim Timur Yali-Yalimo dan tidak mengakui posisi Aske Mabel, lantaran Aske Mabel diangkat Panglima Kodap oleh TPNPB-OPM versi Jeffrey Pagawak.

“Klaim Jeffrey Pagawak dan Aske Mabel adalah merupakan pernyataan dan klaim ilegal, yang bertujuan untuk merusak perjuangan murni TPNPB di wilayah tanah adat suku Yali dan NGem,” tegas Sebby Sambom dalam pernyataan yang diterima media ini.

Bripda Aske Mabel diketahui pada 9 Juni 2024 dini hari, membawa kabur empat pucuk senjata laras panjang jenis AK-47 buatan Cina beserta amunisi. Sebelum itu, Aske Mabel masuk ke ruang penyimpanan senjata Mapolres Yalimo dengan berpakaian preman, dan sempat mengancam anggota yang berjaga saat itu.

2. Buntut Abu Bakar Tewas, OPM Ancam Balas Dendam di Tiga Wilayah

Mopinus Abu Bakar Kogoya yang tewas ditembak aparat gabungan TNI-Polri dari Satgas Operasi Damai Cartenz pada 4 April 2024 di wilayah Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Hal ini menimbulkan reaksi dari pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang merupakan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom menyatakan, aksi balas dendam akan dilakukan TPNPB lantaran Abu Bakar Kogoya merupakan sosok terpenting TPNPB pada tiga wilayah di Papua Tengah, yakni Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak dan Kabupaten Intan Jaya.

Salah satu aksi balas dendam disebutkan Sebby telah dilakukan, yakni penembakan yang terjadi pada 9 April 2024 di Ilaga, Kabupaten Puncak yang dilakukan oleh Penny Murib dan pasukannya yang dilaporkan oleh Numbuk Telenggen kepada Sebby Sambom.

Penembakan itu menewaskan seorang warga sipil bernama Yohanis Pandalingan alias Pampang, serta seorang warga asli Papua bernama Nortinus yang mengalami luka pada bagian pinggang akibat rekoset peluru.

“Penembakan di Kabupaten Puncak Ilaga adalah murni balas dendam atas gugurnya Mayor Mopinus Abu Bakar Kogoya, dan perang balas dendam akan terjadi di beberapa Kodap (Komando Daerah Pertahanan) yaitu Kodap VIII Intan Jaya, wilayah Tembagapura, Kodap XVIII Ilaga,” kata Sebby Sambom kepada media beberapa waktu lalu.

“Karena Mayor Mopinus Abu Bakar Kogoya adalah komandan yang paling terpenting di TPNPB-OPM tiga wilayah atau komando tersebut,” imbuhnya.

Menurutnya, Abu Bakar Kogoya ditembak mati karena kepentingan PT Freeport Indonesia (PTFI) yang bekerja sama dengan masyarakat pendulangan emas sebaga banpol atau mata-mata.

Abu Bakar Kogoya tewas bersama seorang rekannya usai kontak tembak dengan Satgas Operasi Damai Cartenz di Mile Point 69 wilayah Tembagapura, Kabupaten Mimika pada 4 April 2024.

Kontak tembak dipicu oleh bunyi letusan senjata di area Kali Kuluk, Mile Point 69, Distrik Tembagapura yang mengakibatkan para pendulang atau masyarakat setempat lari ketakutan ke arah Utikini. Utikini merupakan salah satu kampung di Distrik Tembagapura.

Aparat juga berhasil mengamankan sebuah senjata api laras pendek berjenis Sig Sauer beserta amunisinya.

Almarhum Abu Bakar Kogoya diketahui sebagai otak dalam aksi penyerangan terhadap kantor Freeport Indonesia di Kuala Kencana pada tahun 2020. Selain itu juga penyerangan yang menewaskan dua anggota Brimob di Tembagapura pada tahun 2017 dan merampas dua pucuk sanjata api jenis Styer AUG.

3. Alasan KKB Bakar Sekolah di Intan Jaya

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mengungkap alasan kenapa mereka membakar bangunan Sekolah Dasar (SD) Inpres di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah pada Rabu, 1 Mei 2024.

Juru Bicara (Jubir) KKB atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, mengatakan bahwa alasan mereka membakar sekolah di Intan Jaya karena guru-guru di sekolah tersebut adalah anggota TNI.

“Pasukan KKB Intan Jaya yang di komando Keny Tipagau dan Aprianus Bagubau bakar sekolah dan rumah tempat jualan milik TNI-Polri di Kampung Pogapa, Homeyo, Kabupaten Intan Jaya pada 1 Mei 2024,” demikian ditegaskan Sebby dalam keterangan tertulisnya yang diterima media ini, Kamis (2/5/2024).

Sebby menekankan bahwa Keny Tipagau juga meminta warga sipil untuk segera mengosongkan Kampung Pogapa, Distrik Homeyo.

Bangunan SD Inpres di Kampung Pogapa dibakar pada Rabu, 1 Mei 2024. Aksi pembakaran diduga dilakukan oleh KKB setempat sekitar pukul 08.00 WIT.

Keterangan yang dikeluarkan Satgas Humas Operasi Damai Cartenz menyebutkan bahwa, pembakaran bangunan SD Inpres Pogapa dilakukan oleh KKB wilayah Homeyo. Sebab, dalam aksi pembakaran tersebut sempat terdengar bunyi letusan senjata api yang diduga berasal dari KKB.

4. Panglima Kogabwilhan III Keluarkan Imbauan untuk KKB Papua

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Letjen TNI Richard T.H. Tampubolon mengeluarkan tiga poin imbauan kepada KKB Papua yang dinilai semakin brutal dalam melakukan aksinya.

Adapun tiga imbauan yang disampaikan Pangkogabwilhan III yakni, pertama, KKB Papua harus segera melepaskan sandera, yakni pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens yang merupakan warga Selandia Baru. Karena dengan menyandera pilot, justeru sangat menghambat transportasi masyarakat di Papua termasuk suplai logistik terkhusus untuk ke distrik-distrik hingga kampung-kampung terisolir.

Kedua, KKB diminta menghentikan pembantaian terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa dan memanfatkan mama-mama serta anak-anak kecil sebagai pendukung operasi mereka.

“KKB jangan menjadikan para tenaga pendidik, tenaga kesehatan dan semua pekerja yang turut membangun kesejahteraaan masyarakat, di tempat terpencil, tertinggal dan terisolir sebagai sasaran kekerasan,” demikian keterangan Pangkogabwilhan III yang diterima media ini, Sabtu (30/3/2024).

Ketiga, KKB diminta menghentikan penyerangan terhadap aparat yang bertugas menjaga keamanan di Papua dalam mengawal percepatan pembangunan di Papua demi terwujudnya kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Papua.

“Saya tegaskan kembali agar KKB mengindahkan apa yang saya sampaikan, demi terwujudnya tanah Papua sebagai surga dunia yang indah, damai dan maju,” tegasnya.

Pangkogabwilhan III juga menyebut apa yang dilakukan KKB dengan menyandera pilot selama setahun dan melakukan sejumlah aksi serangan kepada aparat keamanan, membakar gedung, serta merusak fasilitas kesehatan, malah membuat situasi di tanah Papua menjadi tidak kondusif dan sangat menghambat proses pembangunan untuk kemajuan Papua.

“Rekam jejak kejahatan dan kebiadaban KKB yang tidak berperikemanusiaan sudah tergambarkan dengan jelas, mulai pembantaian terhadap masyarakat orang asli Papua (OAP) maupun masyarakat pendatang yang tidak berdosa, serta terhadap aparat keamanan yang bertugas membantu masyarakat,” pungkasnya.

5. Pilot Selandia Baru Phillip Mark Mehrtens Akhirnya Dibebaskan

Pilot asal Selandia Baru, Phillip Mark Mehrtens yang disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya pada Februari 2023 silam, akhirnya dibebaskan.

Kepala Operasi (Ka Ops) Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol Faizal Ramadhani mengatakan, Phillip bebas usai berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Republik Indonesia untuk membebaskannya.

“Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 selama ini mengedepankan upaya soft approach daripada hard approach, kami mengedepankan pendekatan melalui tokoh agama, tokoh gereja, tokoh adat dan keluarga dekat dari Egianus Kogoya. Pendekatan ini penting dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa baik dari aparat, masyarakat sipil dan sekaligus menjaga keselamatan dari pilot itu sendiri,” kata Brigjen Faizal dalam keterangan yang diterima media ini, Sabtu (21/9/2024).

Setelah sekian lama melakukan pendekatan dengan berbagai tokoh tersebut, akhirnya membuahkan hasil. Phillip berhasil dijemput oleh Tim Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz 2024.

Philip dibebaskan dan dijemput oleh tim gabungan di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan dan langsung diterbangkan menuju Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

Philip langsung dibawa ke ruangan khusus untuk dilakukan mitigasi medis sekaligus memastikan kondisi psikologisnya dalam keadaan stabil.

Diketahui, Philip disandera kelompok Egianus Kogoya di Distrik Paro, Kabupaten Nduga pada Februari 2023 setelah pesawat yang dibawanya dibakar di lapangan terbang Paro.

 

Artikel ini telah tayang di seputarpapua.com
LINK SUMBER : Kaleidoskop Hukrim 2024: Mantan Anggota Polri jadi Panglima OPM hingga Pembebasan Sandera Pilot Susi Air

Pos terkait