Jual Hasil Tangkapan ke Timika, Mama di Amamapare Keluhkan Biaya Transportasi Lebih Besar Dari Pendapatan

Mama Aulisia Ainiu saat menyampaikan keluhannya (Foto:salampapua.com/Acik)

SALAM PAPUA (TIMIKA) – Mama-mama di Kampung Amamapare, Distrik Mimika Timur Jauh, mengeluhkan mahalnya transportasi dan harga BBM yang harus ditanggung saat hendak menjual hasil tangkapan ke pasar di Timika.

Hal ini disampaikan Aulisia Ainiu mewakili Mama-mama lainnya di kampung Amamapare saat menghadiri Reses Tahap I Masa Sidang I Tahun 2023 Anggota DPRD Mimika, Amandus Gwijangge di kampung Amamapare, Senin (13/2/2023). 

Aulisia menjelaskan bahwa biaya taksi dari Poumako ke Timika sebesar Rp 40.000 per orang, dan kalau taksinya dicarter maka harus membayar Rp 400.000. Sedangkan dari Amamapare ke Poumako juga menggunakan motor pribadi, tetapi tetap menggunakan BBM yang harus dibeli Rp 75.000 per lima liter.

“Pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Tidak sampai menutupi keperluan rumah tangga dan biayai anak sekolah. Belum lagi termasuk makan dan minum saat menjual di Timika. Memang sering juga jualan di pasar sore di Poumako, tapi kalau hasil tangkapannya banyak berarti harus dijual di Timika,” ungkapnya.

Ironisnya, hasil tangkapan mereka seperti ikan, Karaka dan siput kerap ditawar dengan harga murah oleh konsumen ataupun pengepul. Dengan penuh kekecewaan terpaksa harus dijual sesuai tawaran pembeli, dengan perhitungan hasil tangkapan tidak dibuang sia-sia.

“Kalau saat tertentu harga karaka bisa naik sampai Rp 1 juta perkilo atau perkumpul, tapi itu hanya bulan-bulan tertentu. Begitu juga dengan ikan kakap merah, terkadang harganya naik dan turun. Ikan kakap merah itu kalau lagi beruntung bisa dibeli sampai Rp 800 ribu perkilo,” ujarnya.

Disampaikan bahwa kesulitan tersebut mulai dirasakan sejak Maret tahun 2020 setelah PT Freeport Indonesia (PTFI) menghentikan layanan Bus lantaran pandemi covid-19. Karena itu, ia berharap agar secepatnya PTFI mengaktifkan kembali beberapa unit bus yang sebelumnya mengantar-jemput mereka.

“Kami kesulitan sejak bus Freeport tidak lagi layani. Padahal biasanya kami diantar dan dijemput. Kami dijemput di terminal cargo dock dan diantar kembali di cargo dock,” tuturnya.

Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Mimika, Amandus Gwijangge akan mendorong ke Pemkab Mimika, dalam hal ini Plt Bupati supaya segera berkoordinasi bersama PTFI, sehingga bisa mengaktifkan kembali layanan bus yang sebelumnya mengantar-jemput warga Amamapare. 

“Saya akan koordinasi dengan Pemkab, dalam hal ini Plt Bupati dan Dinas terkait supaya sama-sama membicarakan terkait keluhan ini ke PTFI. Kita tahu kondisi seperti ini sangat menyulitkan mama-mama dalam menjual hasil tangkapan mereka. Sudah hampir tiga tahun mereka terpaksa harus keluar biaya BBM menyebrang laut ke Poumako dan harus bayar mahal kendaraan ke pasar di Timika. Jadi saya berharap hal ini cepat direspon Pemkab dan Freeport,” ujarnya.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy

Sumber: SALAM PAPUA Read More

Pos terkait