Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob foto bersama Tim Senat Dosen dan wisudawan wisudawati dari STT Spirit Tondano-Sulut Kelas Timika angkatan ke-IX Tahun Akademik 2021/2022 usai acara wisuda di Hotel Grand Tembaga Timika, Papua.
(Foto: SAPA/Yosefina)SAPA (TIMIKA) – Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob berpesan kepada 28 orang sarjana dan magister dari Sekolah Tinggi Teologia (STT) Spirit Tondano-Sulawesi Utara (Sulut) Kelas Timika angkatan ke-IX Tahun Akademik 2021/2022 harus berani mewartakan suara kenabian.
“Sarjana teologia berdiri di atas mimbar harus berani wartakan suara kenabian yang benar. Kalau kita di pemerintah salah bicara, suara kenabian harus diucapkan dengan benar,” pesan Johannes saat acara wisuda 28 sarjana dan magister tersebut di Hotel Grand Tembaga Timika, Papua pada Jumat (6/5/2022).
Ia mengatakan suara kenabian sangat penting diwartakan untuk memperbaiki semua sisi kehidupan termasuk di lingkungan pemerintahan.
Pada kesempatan itu Johannes juga menyampaikan profisiat kepada 28 sarjana dan magister yang baru saja diwisuda.
Menurutnya gelar bukan hal utama, yang terpenting ilmu yang telah didapat diaplikasikan dalam pelayanan dan pekerjaan.
“Sudah menjadi sarjana teologia berarti ilmu teologi semakin mantap, aplikasikan dalam pelayanan kehidupan bapak ibu sekalian. Sudah sarjana teologia harus beda kualitas dengan yang lain harus berkarakter Kristus,” pesannya lagi.
Diapun mengucapkan terima kasih kepada pihak STT Spirit Tondano-Sulut yang telah mendidik warga Mimika hingga menjadi sarjana dan magister.
Sementara itu Ketua STT Spirit Tondano-Sulut, Pdt Frangky Rawung D. Min mengatakan visi dari STT Tondano-Sulut adalah menjalankan amanat agung Tuhan Yesus Kristus seperti yang tertulis dalam Injil Matius 28:19 ‘karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus’.
“Artinya kita ini sebagai tongkat estafet menjalankan amanat Tuhan Yesus menjadi saksi di manapun kita berada menyampaikan Injil kepada semua makhluk,” katanya.
Menurutnya tugas dari sekolah tinggi tersebut untuk memperkenalkan Tuhan Yesus, seperti arti harafiah dari kata telogi berarti ilmu mengenai Tuhan.
“Harus memperkenalkan Tuhan yang kita puja, kita puji dan kita sembah. Hanya ada satu nama dalam Alkitab yaitu nama Tuhan Yesus Kristus,” ujar Frangky.
Ia mengungkapkan seperti tertulis dalam Kitab Hosea 4:6 ‘Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu’, sehingga sarjana telogia dituntut berani memperkenalkan Kristus agar umat manusia tidak menyembah allah lain dan hidup dalam berhala-berhala.
“Jangan sampai sarjana teologia tidak mengenal Tuhan. Sarajana Teologi harus mampu memperkenalkan bahwa hanya ada satu juru selamat yaitu Tuhan kita Yesus Kristus yang akan menyelamatkan kita sampai pada kehidupan kekal,” serunya.
Dijelaskan STT Spirit Tondano-Sulut memang fokus utamanya pada hamba-hamba Tuhan yang belum sempat ambil program sarjana atau pascasarjana karena sibuk dalam pelayanan, tapi juga dibuka untuk umum dari denominasi gereja manapun.
“Jadi program ekskeutif ini penting bagi hamba-hamba Tuhan yang membutuhkan gelar karena dari pemerintah juga mewajibkan pemimpin lembaga gereja atau organisasi keagamaan harus sarjana,” ujarnya.
Dikatakan pihaknya juga tidak memberi kesulitan dalam sistem perkuliahan. Biaya administrasi sangat terjangkau karena mengingat hamba-hamba Tuhan yang ingin ambil program sarjana dan pascasarjana tapi sulit difinansial.
“Biaya kami tekan, cukup untuk honor dosen saja. Biaya kuliah murah tapi bukan murahan,” ujarnya.
Frangky mengatakan untuk angkatan kesembilan secara umum dan angkatan kedua khusus kelas Timika, 90 persen dari SKS yang ada sudah sesuai standar nasional.
Pada angkatan berikutnya nanti pihaknya akan lebih menyempurnakan kinerja terlebih pada pembentukan karakter sehingga lulusan STT Spirit Tondano-Sulut bisa memiliki attitude yang baik dalam bekerja, bisa jadi pribadi-pribadi yang menjadi berkat dan terang.
“Itu tujuan kami ke depan lulusan STT Spirit Tondano-Sulut boleh memiliki pribadi-pribadi yang memiliki integritas dan attitude yang baik, kalau keahlian zaman sekarang hampir dimiliki semua orang yang terpenting itu attitude dan integritas,” ujarnya.
Sementara itu Yustus Way, M. Teol, perwakilan dari wisudawan dan wisudawati mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah memberi dukungan kepada 28 orang itu sehingga bisa diwisuda hari ini.
Diapun mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen dan semua pihak di STT Spirit Tondano-Sulut yang telah membimbing ia dan rekan-rekannya sehingga bisa lulus menjadi sarjana dan magister.
“Semua ini bisa berjalan dengan baik bukan karena kuat dan gagahnya kita, bukan karena uang tapi karena iman yang teguh pada Tuhan sehingga sikap mulia keluar dari hati kita,” ujarnya.
Pantaun Salam Papua acara sidang terbuka Senat STT Spirit Tondano-Sulut Kelas Timika diawali dengan ibadah pembukaan yang dipimpin Pendeta Bety Elisabeth Mukuan, S.Th
Kemudian dilanjutkan dengan penetapan gelar sarjana oleh Ketua Panitia Ujian Skripsi dan Tesis, Pdt Ramses Gansa, S.Th, MH terhadap 28 orang terdiri dari 18 orang sarjana teologia dan sarjana pendikan serta 10 orang magister teologia dan magister pendidikan.
Dilanjutkan pemberian penghargaan bagi mahasiswa yang berpredikat cum laude yakni Ramelia Iriani Wadu, S.Pd dan Deki Donald Tatuil , M. Teol.
Kemudian ditutup dengan doa dan foto bersama.
Wartawan/Editor: Yosefina