Ingatkan Mesak Magai, Bupati Mimika: Ibukota Papua Tengah Tetap di Timika

TIMIKA – Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, SE MH tak gentar memperjuangkan Timika menjadi ibukota Provinsi Papua Tengah. Sekalipun berhadapan dengan lima Bupati termasuk Bupati Nabire, Mesak Magai yang meminta ibukota di Nabire, namun Bupati Eltinus Omaleng tetap berjuang mempertahankan Timika sebagai ibukota.

Kepada pojokpapua.Id, Minggu (24/7/2022) Bupati Eltinus Omaleng menegaskan pemilihan Timika sebagai ibukota bukan hanya sebatas omongan belaka tapi sudah melalui hasil kajian dan lebih memenuhi syarat dibanding Nabire. “Semua hasil kajian nyatakan Timika yang memenuhi syarat,” tegasnya.

Jadi Bupati Omaleng mengingatkan para Bupati di Mee Pago untuk menghargai proses yang juga dilakukan oleh Mimika dalam memperjuangkan Papua Tengah dengan ibukota di Timika. Menurutnya, perjuangan ini bukan baru dilakukan sekarang tetapi sejak pemerintah pusat membentuk Provinsi Irian Jaya Tengah, Timika sudah berjuang untuk mempertahankan bahkan menimbulkan korban jiwa.

Menanggapi pernyataan Bupati Mesak yang berkomentar soal kiprahnya dalam mengkaderkan suku Amungme dan Kamoro, Bupati Omaleng memintanya untuk langsung datang ke Timika melihat secara langsung. Tidak hanya untuk dua suku, tapi lima suku lainnya juga tak luput dari perhatian Pemkab Mimika bahkan juga nusantara karena Mimika adalah daerah yang heterogen.

Termasuk juga kinerjanya dalam membangun Kabupaten Mimika dengan melakukan perubahan di bidang infrastruktur, ekonomi dan lainnya dimana Timika sekarang sudah berubah. Bupati Omaleng justru menyatakan, bahwa apa yang ditudingkan kepadanya justru terbalik. “Bupati Nabire mana kaderkan enam suku, anak pantai, dia saja tidak buat apa-apa,” tandasnya.

Bupati Omaleng menyatakan itu karena melihat bagaimana respon dari masyarakat Nabire yang selalu melakukan demo. Menurutnya, itu pertanda ketidakhadiran pemerintah daerah di tengah masyarakatnya. Termasuk demo menolak pemekaran dan menolak Nabire sebagai ibukota.

Penanda jalur evakuasi yang terpasang di setiap sudut Kota Nabire yang dinyatakan sebagai kota rawan bencana.

Soal pernyataan Bupati Magai yang meminta Timika kembali ke Fakfak. Bupati Omaleng menegaskan bahwa Timika secara undang-undang masuk di Provinsi Papua. Bahkan Undang Undan 45 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Irian Jaya Tengah sudah memilih Timika sebagai ibukota.

Mengenai ambisi menjadi Gubernur, ia menyatakan siapapun berhak. Ia pun yakin masyarakat akan memilihnya. “Mau bicara apa, rakyat tahu saya sudah lakukan apa,” ujar Bupati Omaleng.

Jadi ia kembali mengingatkan Bupati Nabire untuk tidak berkomentar yang bisa memancing situasi. “Timika sedang berjuang, jadi harus ikuti proses yang ada. Jangan banyak bicara yang bisa memancing situasi,” tandasnya.

Ia menambahkan, Timika dinyatakan memenuhi syarat dibanding kabupaten lain berdasarkan kajian. Dimana Timika unggul dari sisi ketersediaan sarana mulai dari fasilitas pendidikan, kesehatan. Kemudian ketersediaan prasarana, kualitas SDM, kependudukan, interaksi antar darah, kebijakan dan politik lokal, air baku, rasio kebencian akan, keruangan dan sosial ekonomi budaya. Jadi posisi Timika diterangkan Bupati, sebagai pusat wilayah, katalisator wilayah, masa depan wilayah, etalase wilayah, geopolitik dan geostrategis.

Dari segi infrastruktur pendukung, Timika benih siap sebagai penunjang kabupaten di sekitarnya terutama transportasi udara dan laut dengan tersedianya bandara internasional, kemudian jadi pusat tol laut. Akses jalan penghubung antar kabupaten dari Timika ke Nabire juga sudah terhubung lewat Trans Papua. Begitu pula dengan fasilitas telekomunikas dan komunikasi dimana Mimika menjadi pusat yang strategis untuk tol langit.

Selama ini, Mimika juga menjadi pendukung bagi kabupaten lain lewat layanan kesehatan. RSUD Mimika menjadi tempat rujukan kesehatan. Pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK hingga perguruan tinggi sudah ada dengan fasilitas terbaik dan menjadi tujuan kabupaten sekitar. Perekonomian, Timika jadi penyangga dan pusat distribusi kebutuhan sandang, pangan dan papan ke kabupaten sekitar.

Yang paling penting adalah, dari segi kerawanan bencana, Kabupaten Mimika merupakan daerah yang tidak masuk dalam kategori rawan bencana.(*)

Sumber: Pojok Papua Read More

Pos terkait