TIMIKA – Hari ozon diperingati setiap 16 September.Tahun ini, dengan mengusung tema ‘Lindungi Bumi Untuk Kehidupan Bersama’, PT Freeport Indonesia menggelar serangkaian kegiatan diantaranya reklamasi di Grasberg, webinar, sosialisasi dan lomba desain poster.
Puncaknya digelar (26/9/2022) dalam bentuk penanaman 500 pohon kelapa di atas lahan tailing seluas 5 hektar. Penanaman dilakukan bersama mahasiswa dari Universitas Timika, STIE Jambatan Bulan dan Politeknik Amamapare.
Manager Environmental Central System and Project Division Environmental PTFI, Pratita Puradyatmika mengatakan PTFI terus aktif melakukan kampanye bahkan pendidikan lingkungan yang sasarannya anak sekolah untuk mengubah perilaku manusia. Bahkan PTFI secara khusus membentuk divisi environmental awareness and education karena section itu khusus untuk memberikan pemahaman, pembelajaran tentang lingkungan, bagaimana penyadar tahuan lingkungan dan lain-lain.
“Harapannya bahwa mereka itu akan jadi agen perubahan walaupun mungkin kita belum lihat perubahan signifikan di Timika, tapi harapannya itu berlangsung perlahan-lahan dan butuh waktu,” ujar Pratita.
Dalam rangkaian Hari Ozon, PTFI melakukan penghijauan di Grasberg. Pratita mengungkapkan, Grasberg yang berada pada ketinggian di atas 4 ribu meter di atas permukaan laut memiliki keunikan dengan ekosistem alpine dimana tidak ada vegetasi atau tumbuhan berbentuk pohon. Hanya padang rumput dan semak-semak yang tingginya tidak sampai 1 meter.
Untuk memulihkan kawasan Grasberg, PTFI telah melakukan penghijauan seluas 455 hektar dari total luas 900 hektar. Penghijauan itu dilakukan agar tingkat karbon bisa meningkat karena adanya proses metabolisme dan fotosintesis dari tumbuhan yang mengontrol peredaran CO2.
Kemudian di wilayah dataran rendah, di momen Hari Ozon dilakukan penanaman 500 kelapa. Jenis tanaman ini dipilih karena PTFI melalui departemen lingkungan telah menanam banyak jenis pohon tapi karena arealnya menjadi lalu lintas para pendulang jadi kerap dibakar. Untuk itu PTFI menanam kelapa dengan harapan bisa dimanfaatkan. “Di samping itu juga momen ini adalah tonggak untuk merubah semua orang yang hadir di tempat ini. Kita peringati hari ozon, karena kita menyadari ozon perlu perbaikan dengan langkah nyata,” tegas Pratita.
Pratita menyatakan kelapa merupakan salah satu dari 140 jenis tanaman budidaya bisa tumbuh di atas tailing atau pasir sisa tambang seperti di Mile 21. Namun harus ada pemeliharaan tertentu menggunakan bahan organik.
Di area Modified Ajkwa Deposition Area MP 39 salah satu bekas aliran tailing, secara aktif direklamasi. Setidaknya 500 hektar sudah direklamasi termasuk 5 hektar yang ditanami kelapa bersama para mahasiswa. Sementara sekitar 1000 hektar sudah tertutup tumbuhan secara alami. Tidak hanya itu, PTFI juga melakukan reklamasi di muara pada area endapan tailing yang membentuk pulau baru seluas 500 hektar. Itu belum termasuk yang tumbuh secara alami.
Ia juga mengungkapkan, dari hasil penelitian bersama UNIPA, Tahun 2005 teridentifikasi ada 506 spesies tanaman yang tumbuh secara alami di atas area endapan tailing. Bahkan di akhir Tahun 2021, bertumbuh dua kali lipat ada 1.035 spesies yang tumbuh secara alami.
Selain upaya reklamasi, PTFI juga sudah menyusun langkah-langkah strategis untuk mengurangi emisi. Seperti pengoperasian kereta bertenaga listrik di tambang bawah tanah. Bahkan PTFI akan mengalihkan bahan pembangkit listrik dari batu bara menjadi gas.
“Ketika nanti AMDAL Freeport sudah dirilis yang terbaru saya pikir itu akan sangat menunjang kegiatan operasional yang mengurangi emisi, kemudian ada upaya untuk mengembangkan pembangkit listrik yang nantinya gunakan gas. Jadi penggunaan batu bara yang digunakan di Portsite itu juga akan berkurang. Itu akan sangat mengurangi emisi. Tahun 2027 rencana sudah dioperasikan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, PTFI akan melakukan rehabilitasi daerah aliran sungai di Jayapura bekerjasama dengan BPDASHL Mamberamo. Ini merupakan salah satu kewajiban PTFI berdasarkan regulasi yang diatur dalam Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Freeport melakukan pinjam pakai kawasan hutan dari Mile 50 sampai Grasberg seluas 3.810 hektar. Sehingga PTFI wajib melakukan kegiatan di luar area dengan luasan yang sama ditambah 10 persen. Jadi total yang akan direhabilitasi 4.200 hektar daerah aliran sungai di Distrik Kemtuk, Kabupaten Jayapura.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More